Lahan Sengketa Akan Ditanami PTPN, Warga Mengamuk
A
A
A
PATTALLASSANG - Kasus sengketa lahan antara warga dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di Takalar, Sulawesi Selatan, berakhir ricuh. Warga yang menolak lahannya akan ditanami tebu oleh PTPN mengamuk dan melawan petugas dengan lemparan batu. Akibatnya, polisi terpaksa melepaskan sejumlah tembakan peringatan untuk menghentikan aksi massa.
Kericuhan kasus sengketa lahan pihak PTPN dan warga ini terjadi di Desa Pa'rampunganta, Kecamatan Polong Bangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/10/2014) siang. Kericuhan terjadi saat pihak PTPN berusaha untuk mengolah lahan seluas 1.700 hektare yang diklaim sebagai milik PTPN.
Massa yang menolak adanya aktivitas di lahan yang bersengketa tersebut pun mengamuk dan sempat terlibat aksi lempar batu dengan karyawan PTPN dan polisi. Bahkan, sejumlah warga nyaris adu pukul dengan petugas kepolisian yang melakukan pengamanan.
Akibatnya, petugas kepolisian pun terpaksa melepaskan sejumlah tembakan peringatan ke udara untuk menghentikan aksi warga.
Daeng Nuru', salah seorang warga yang tergabung dalam Serikat Tani Polong Bengkeng Utara, mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai buntut dari kekesalan warga setempat yang kesal dengan karyawan PTPN Kabupaten Takalar yang terus melakukan pengolahan dan menanam tebu di lokasi warga.
Kericuhan baru dapat teratasi setelah sejumlah petugas kepolisian melakukan negosiasi. Meski demikian, pihak PTPN setempat akan terus bertahan dan berencana melakukan penanaman tebu di lahan yang juga diklaim sebagai milik PTPN.
Kericuhan kasus sengketa lahan pihak PTPN dan warga ini terjadi di Desa Pa'rampunganta, Kecamatan Polong Bangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/10/2014) siang. Kericuhan terjadi saat pihak PTPN berusaha untuk mengolah lahan seluas 1.700 hektare yang diklaim sebagai milik PTPN.
Massa yang menolak adanya aktivitas di lahan yang bersengketa tersebut pun mengamuk dan sempat terlibat aksi lempar batu dengan karyawan PTPN dan polisi. Bahkan, sejumlah warga nyaris adu pukul dengan petugas kepolisian yang melakukan pengamanan.
Akibatnya, petugas kepolisian pun terpaksa melepaskan sejumlah tembakan peringatan ke udara untuk menghentikan aksi warga.
Daeng Nuru', salah seorang warga yang tergabung dalam Serikat Tani Polong Bengkeng Utara, mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai buntut dari kekesalan warga setempat yang kesal dengan karyawan PTPN Kabupaten Takalar yang terus melakukan pengolahan dan menanam tebu di lokasi warga.
Kericuhan baru dapat teratasi setelah sejumlah petugas kepolisian melakukan negosiasi. Meski demikian, pihak PTPN setempat akan terus bertahan dan berencana melakukan penanaman tebu di lahan yang juga diklaim sebagai milik PTPN.
(zik)