KA Komuter Bisa Dapat Subsidi Pemerintah Pusat
A
A
A
SEMARANG - Pengamat Transportasi Universitas Katholik (Unika) Soegijapranta menilai, tarif Kereta Api (KA) Komuter Kedung Sepur rute Gubug-Weleri (KA) Rp15.000 memang terlampau mahal.
Akibatnya, pengguna KA Komuter sangat sedikit.
“Ketika saya di Gubug (Stasiun Gubug), penumpangnya masih sangat sedikit. Kata petugas stasiun, hanya ada tujuh orang yang menggunakan KA,” katanya.
Dia mengaku, sebenarnya KA Komuter bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkretaapian, pemerintah bisa memberikan PSO atau Subsidi terhadap KA yang dianggap perintis.
“Kebetulan saat ini pemerintah menghapus PSO untuk KA ekonomi jarak jauh, dan hanya memberikan subsidi hanya ekonomi lokal,”katanya.
Oleh karena itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo diharapkan proaktif, karena dana subsidi sudah ada di pusat, dan pemerintah daerah tinggal mengajukan permohonan subsidi untuk KA Komuter.
Dia yakin dengan adanya subsidi dari pemerintah, harga tiket bisa menjadi Rp3.000. Dengan harga subsidi tersebut, maka dipastikan komuter akan mampu menjadi transportasi pilihan masyarakat.
“Saya sudah ketemu dengan Pak Dirjen Perkeretaapian, boleh kok pemerintah daerah mengajukan, tinggal bagaimana pemerintah Provinsi. Pusat bisa memberikan subsidi, sehinga tiket bisa di bawah 5.000,” jelasnya.
Menurut dia, dengan tiket hanya Rp3.000 sangat bisa diterima masyarakat. Jika tiket Rp3.000, maka pekerja dari Gubug hanya mengeluarkan uang Rp6.000 PP. Jika menitipkan motor di stasiun ditambah Rp2000, sehingga total hanya Rp8000, yang dikeluarkan oleh masyarkat dalam seharinya.
“Paling banyak masyararakat hanya mengeluarkan Rp150.000 per bulan dan itu bisa diterima,” imbuhnya.
Akibatnya, pengguna KA Komuter sangat sedikit.
“Ketika saya di Gubug (Stasiun Gubug), penumpangnya masih sangat sedikit. Kata petugas stasiun, hanya ada tujuh orang yang menggunakan KA,” katanya.
Dia mengaku, sebenarnya KA Komuter bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkretaapian, pemerintah bisa memberikan PSO atau Subsidi terhadap KA yang dianggap perintis.
“Kebetulan saat ini pemerintah menghapus PSO untuk KA ekonomi jarak jauh, dan hanya memberikan subsidi hanya ekonomi lokal,”katanya.
Oleh karena itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo diharapkan proaktif, karena dana subsidi sudah ada di pusat, dan pemerintah daerah tinggal mengajukan permohonan subsidi untuk KA Komuter.
Dia yakin dengan adanya subsidi dari pemerintah, harga tiket bisa menjadi Rp3.000. Dengan harga subsidi tersebut, maka dipastikan komuter akan mampu menjadi transportasi pilihan masyarakat.
“Saya sudah ketemu dengan Pak Dirjen Perkeretaapian, boleh kok pemerintah daerah mengajukan, tinggal bagaimana pemerintah Provinsi. Pusat bisa memberikan subsidi, sehinga tiket bisa di bawah 5.000,” jelasnya.
Menurut dia, dengan tiket hanya Rp3.000 sangat bisa diterima masyarakat. Jika tiket Rp3.000, maka pekerja dari Gubug hanya mengeluarkan uang Rp6.000 PP. Jika menitipkan motor di stasiun ditambah Rp2000, sehingga total hanya Rp8000, yang dikeluarkan oleh masyarkat dalam seharinya.
“Paling banyak masyararakat hanya mengeluarkan Rp150.000 per bulan dan itu bisa diterima,” imbuhnya.
(lis)