Waswas Letusan Gunung Slamet, Warga Ingin Dievakuasi

Jum'at, 12 September 2014 - 18:49 WIB
Waswas Letusan Gunung...
Waswas Letusan Gunung Slamet, Warga Ingin Dievakuasi
A A A
PEMALANG - Warga yang tinggal di lereng Gunung Slamet berharap segera dievakuasi dari tempat tinggalnya. Mereka waswas dengan tingginya aktivitas vulkanik gunung berketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

Keresahan itu dirasakan warga yang tinggal di sejumlah dusun di Desa Batursasi, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Keinginan warga di Desa yang berjarak 4,5 kilometer dari puncak Gunung Slamet itu untuk mengungsi muncul sejak terjadi peningkatan aktivitas Gunung Slamet pada Rabu (10/9/2014) malam hingga Kamis (11/9/2014).

Selain suara dentuman keras yang terjadi terus-menerus, lava pijar yang dimuntahkan dari puncak kawah juga sudah sampai membakar semak-semak hutan di lereng Gunung Slamet. "Kami ingin dievakuasi ke tempat yang lebih aman," kata salah satu warga Dusun Cemara II, Desa Batursari, Solihin (34) kepada wartawan Jumat (12/9/2014).

Dia mengaku khawatir dengan aktivitas Gunung Slamet yang cenderung terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Jika belum bisa dilakukan evakuasi, ia berharap agar ada aparat yang disiagakan di dusun. "Kami minta ada petugas yang berwenang untuk berjaga di sini agar semua warga tetap tenang," ujar Solihin.

Menurut Solihin, suara dentuman dari arah Gunung Slamet masih sering terdengar terutama saat malam hari. Saking kerasnya, suara dentuman sampai membuat atap rumah bergetar. "Tiap kali terjadi dentuman, atap rumah saya seperti mau runtuh," kata dia.

Keinginan mengungsi Solihin ditunjukkan dengan adanya sejumlah kardus dan karung plastik di ruang tamunya. Pakaian dan barang-barang berharga miliknya sudah dikemasi dan dimasukkan ke kardus dan karung plastik. "Saya sudah siap kalau harus mengungsi sewaktu-waktu," imbuhnya.

Keinginan untuk mengungsi juga diungkapkan Witno (55), warga Dusun Cemara III, Desa Batursari. Witno sudah mengemasi pakaian dan barang berharga miliknya ke dalam kardus dan karung plastik. "Barang-barang sudah saya kemasi sejak kemarin (Kamis) siang," kata Witno.

Keinginan petani sayur itu untuk mengungsi muncul setelah Gunung Slamet mengeluarkan letusan disertai lontaran lava pijar Kamis (11/9) siang. Lava pijar yang dimuntahkan tersebut mampu membakar semak-semak di atas hutan yang berjarak sekitar dua kilometer di selatan Dusun Cemara III. Dia juga mengaku kerap ketakutan ketika mendengar suara dentuman karena terdengar sangat keras.

"Seumur hidup, baru kemarin saya merasa takut karena mendengar letusan Gunung Slamet," kata Witno.

Sebagian warga Desa Igir Manis, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes juga berharap agar segera dievakuasi ke lokasi pengungsian. Warga di desa yang berjarak sekitar 6 kilometer dari puncak Gunung Slamet khawatir dengan kerasnya suara dentuman gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa itu.

"Sebagian warga ingin dievakuasi karena ketakutan dengan kerasnya suara dentuman," kata Komandan SAR Brebes Adhe Dhani, Jumat (12/9/2014).

Selain karena kerasnya suara dentuman, warga juga ketakutan karena sering menyaksikan terbakarnya semak-semak di atas hutan akibat terkena lava pijar yang terlontar dari puncak kawah. Meski demikian, Adhe menyatakan aktivitas warga masih normal.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3297 seconds (0.1#10.140)