Anak Petani Polman Jadi Wakil Rakyat di Usia 22
A
A
A
KURSI empuk anggota Dewan bukan cuma bisa diduduki oleh orang berduit dan politisi kawakan. Di Polewali Mandar, seorang anak petani berhasil menjadi wakil rakyat di usianya yang baru 22 tahun.
Hari ini, Cerita Pagi menampilkan kisah seorang anak petani yang sukses menjadi anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, meski usianya baru 22 tahun. Anak petani ini bernama Rusnaedi.
Saat pelantikan anggota DPRD Kabupaten Polman periode 2014-2019, pandangan tamu dan undangan serta wartawan tertuju kepada sosok muda yang energik itu. Wajar saja Rusnaedi menjadi pusat perhatian. Sebab, dari 45 anggota DPRD yang dilantik, dari segi usia, postur tubuh, dan penampilan, dialah yang paling muda.
Penampilannya sederhana. Gaya bicaranya selalu dihiasi dengan senyuman. Sehari-hari, selain disibukkan dengan kuliahnya, anak petani ini juga harus menyisihkan waktu untuk membantu ayahnya membajak sawah.
Pria kelahiran 21 April 1992 ini juga masih tercatat sebagai mahasiswa di Jurusan Perbankan, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darud Dakwah wal Irsyad (DDI) Polman.
Meski tergolong belia, keikutsertaannya pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 ternyata tidak bisa dianggap remeh. Buktinya, ia berhasil meraih seribu lebih suara di Daerah Pemilihan (Dapil) 2 wilayah Matakali. Hasil yang cukup fantastis bagi seorang pendatang baru.
Dengan perolehan suaranya yang terbanyak di Partai Demokrat, diakumulasikan dengan total perolehan suara partai, anak petani ini sukses melenggang mulus ke kursi DPRD hingga lima tahun ke depan.
Putra kedua dari pasangan Muhammad Nur dan Arfah ini mengaku terjun ke politik bukan tanpa alasan. Adanya dorongan dari pemuda dan teman-teman sekampusnya untuk membangun daerah, menjadi alasannya. Tujuannya tentu bisa membawa aspirasi dari kalangan pemuda, khususnya mahasiswa.
Bagi Rusnaedi, pelantikan dirinya sebagai wakil rakyat adalah amanah. Dan, amanah yang diberikan oleh rakyat kepadanya harus benar-benar dijaga. Anak petani ini berkomitmen menjalankan tugas sebagai wakil rakyat dengan sebaik-baiknya.
"Walaupun sekarang saya sudah jadi anggota DPRD, itu tidak akan mengubah pribadi saya untuk berbaur bersama masyarakat maupun teman. Saya duduk bukan karena saya hebat, tetapi karena rakyat yang mengamanahkan," ujar Rusnaedi, didampingi kedua orangtuanya, seusai pelantikan yang digelar Rabu (27/8/2014).
Menurut dia, usia muda bukan halangan untuk terjun ke dunia politik. Justru sebaliknya, usia muda harus dimanfaatkan berbuat hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, termasuk mengabdi kepada masyarakat.
"Secara pribadi, saya bangga bisa menjadi anggota DPRD di usia muda. Karena itu, saya ucapkan terima kasih banyak kepada masyarakat Polman, khususnya di dapil saya. Insya Allah saya akan berbuat yang terbaik dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ini. Kepada masyarakat Polman, mohon doa restu agar saya diberikan kekuatan untuk berbuat yang terbaik bagi masyarakat," katanya.
Ibunda Rusnaedi, Arfah, mengaku sangat bangga anaknya yang masih sangat muda bisa terpilih menjadi wakil rakyat. Sebagai orangtua, ia berpesan kepada anaknya agar tidak berubah, apalagi sampai harus menyombongkan diri.
Arfah menekankan, jabatan sebagai wakil rakyat adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik, agar masyarakat tidak menyesal telah memilih anaknya.
Hari ini, Cerita Pagi menampilkan kisah seorang anak petani yang sukses menjadi anggota DPRD Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, meski usianya baru 22 tahun. Anak petani ini bernama Rusnaedi.
Saat pelantikan anggota DPRD Kabupaten Polman periode 2014-2019, pandangan tamu dan undangan serta wartawan tertuju kepada sosok muda yang energik itu. Wajar saja Rusnaedi menjadi pusat perhatian. Sebab, dari 45 anggota DPRD yang dilantik, dari segi usia, postur tubuh, dan penampilan, dialah yang paling muda.
Penampilannya sederhana. Gaya bicaranya selalu dihiasi dengan senyuman. Sehari-hari, selain disibukkan dengan kuliahnya, anak petani ini juga harus menyisihkan waktu untuk membantu ayahnya membajak sawah.
Pria kelahiran 21 April 1992 ini juga masih tercatat sebagai mahasiswa di Jurusan Perbankan, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darud Dakwah wal Irsyad (DDI) Polman.
Meski tergolong belia, keikutsertaannya pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 ternyata tidak bisa dianggap remeh. Buktinya, ia berhasil meraih seribu lebih suara di Daerah Pemilihan (Dapil) 2 wilayah Matakali. Hasil yang cukup fantastis bagi seorang pendatang baru.
Dengan perolehan suaranya yang terbanyak di Partai Demokrat, diakumulasikan dengan total perolehan suara partai, anak petani ini sukses melenggang mulus ke kursi DPRD hingga lima tahun ke depan.
Putra kedua dari pasangan Muhammad Nur dan Arfah ini mengaku terjun ke politik bukan tanpa alasan. Adanya dorongan dari pemuda dan teman-teman sekampusnya untuk membangun daerah, menjadi alasannya. Tujuannya tentu bisa membawa aspirasi dari kalangan pemuda, khususnya mahasiswa.
Bagi Rusnaedi, pelantikan dirinya sebagai wakil rakyat adalah amanah. Dan, amanah yang diberikan oleh rakyat kepadanya harus benar-benar dijaga. Anak petani ini berkomitmen menjalankan tugas sebagai wakil rakyat dengan sebaik-baiknya.
"Walaupun sekarang saya sudah jadi anggota DPRD, itu tidak akan mengubah pribadi saya untuk berbaur bersama masyarakat maupun teman. Saya duduk bukan karena saya hebat, tetapi karena rakyat yang mengamanahkan," ujar Rusnaedi, didampingi kedua orangtuanya, seusai pelantikan yang digelar Rabu (27/8/2014).
Menurut dia, usia muda bukan halangan untuk terjun ke dunia politik. Justru sebaliknya, usia muda harus dimanfaatkan berbuat hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, termasuk mengabdi kepada masyarakat.
"Secara pribadi, saya bangga bisa menjadi anggota DPRD di usia muda. Karena itu, saya ucapkan terima kasih banyak kepada masyarakat Polman, khususnya di dapil saya. Insya Allah saya akan berbuat yang terbaik dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ini. Kepada masyarakat Polman, mohon doa restu agar saya diberikan kekuatan untuk berbuat yang terbaik bagi masyarakat," katanya.
Ibunda Rusnaedi, Arfah, mengaku sangat bangga anaknya yang masih sangat muda bisa terpilih menjadi wakil rakyat. Sebagai orangtua, ia berpesan kepada anaknya agar tidak berubah, apalagi sampai harus menyombongkan diri.
Arfah menekankan, jabatan sebagai wakil rakyat adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik, agar masyarakat tidak menyesal telah memilih anaknya.
(zik)