Besi Penyangga Dicuri, Tower SUTET di Garut Roboh
A
A
A
GARUT - Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) No 16 milik PLN di Kampung Pasir Tonggeret, Desa Jaya Mekar, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ambruk.
Tower yang menyuplai listrik dari Gardu Induk (GI) Sumadra, ini roboh karena dicuri oleh sekelompok orang tak bertanggung jawab. Akibatnya, tiga wilayah yang mendapat pasokan listrik melalui tower ini, seperti Kecamatan Pameungpeuk, sebagian kecil wilayah Tasikmalaya dan Cianjur, mengalami pemadaman total.
Di Kecamatan Pameungpeuk saja, jumlah pelanggan PLN yang tidak mendapat pasokan listrik selama berjam-jam ini tercatat sebanyak 73.000 Kepala Keluarga (KK).
“Robohnya tower itu terjadi, pada Rabu 27 Agustus 2014 malam, sekitar pukul 21.35 WIB. Akibatnya suplai listrik ke tiga wilayah, utamanya Kecamatan Pameungpeuk, dan sisanya yaitu Tasikmalaya, serta Cianjur, mengalami padam total,” kata Humas PLN Area Garut Wahyudin, Kamis (28/8/2014).
Padamnya listrik, kata dia, mengakibatkan terhentinya pasokan terhadap 329 gardu di Pameungpeuk. Durasi pemadaman pun cukup lama, yaitu dari malam hingga siang hari.
“Saat ini, di Kecamatan Pameungpeuk hanya tinggal 17 gardu yang masih padam. Sebagian besar sudah dapat kembali menyala, karena kami menggunakan sistem interkoneksi, dari penyulang dan gardu induk lain agar pemadaman tidak berlangsung lama. Sementara untuk Cianjur dan Tasikmalaya, saya belum begitu mengetahui, karena bukan wilayah kamim," bebernya.
Aliran listrik kedua wilayah itu, sambungnya dipotong untuk sementara, dan terpaksa menggunakan suplai dari gardu induk lain. Tower yang roboh ini memikul tegangan listrik sebesar 70 Kilo Volt. Dia memastikan, aksi pencurian menjadi penyebab utama tower yang terletak di areal perkebunan teh tersebut roboh.
“Sebab, di sekitar puing-puing tower yang sudah ambruk ini, kami menemukan besi-besi penyangga sebanyak 33 batang yang sudah dibongkar dan belum sempat diambil. Terlebih, ada barang bukti lain yang menguatkan dugaan kalau tower itu dicuri, yaitu adanya sandal, jam tangan, kunci pas ukuran 24 dan 27, kunci inggris, gergaji besi, dan lainnya,” katanya.
“Para pencuri ini kelihatannya menyasar besi penyangga berbentuk segitiga, namun tidak menyangka aksi mereka membuat towernya roboh seketika. Mungkin karena panik, peralatan yang mereka gunakan untuk mencuri beserta ke-33 batang besi yang sudah dibongkar mereka tinggalkan begitu saja,” ucapnya.
Aksi pencurian yang berakibat pada robohnya tower SUTET tersebut saat ini dalam proses penyelidikan polisi.
Tower yang menyuplai listrik dari Gardu Induk (GI) Sumadra, ini roboh karena dicuri oleh sekelompok orang tak bertanggung jawab. Akibatnya, tiga wilayah yang mendapat pasokan listrik melalui tower ini, seperti Kecamatan Pameungpeuk, sebagian kecil wilayah Tasikmalaya dan Cianjur, mengalami pemadaman total.
Di Kecamatan Pameungpeuk saja, jumlah pelanggan PLN yang tidak mendapat pasokan listrik selama berjam-jam ini tercatat sebanyak 73.000 Kepala Keluarga (KK).
“Robohnya tower itu terjadi, pada Rabu 27 Agustus 2014 malam, sekitar pukul 21.35 WIB. Akibatnya suplai listrik ke tiga wilayah, utamanya Kecamatan Pameungpeuk, dan sisanya yaitu Tasikmalaya, serta Cianjur, mengalami padam total,” kata Humas PLN Area Garut Wahyudin, Kamis (28/8/2014).
Padamnya listrik, kata dia, mengakibatkan terhentinya pasokan terhadap 329 gardu di Pameungpeuk. Durasi pemadaman pun cukup lama, yaitu dari malam hingga siang hari.
“Saat ini, di Kecamatan Pameungpeuk hanya tinggal 17 gardu yang masih padam. Sebagian besar sudah dapat kembali menyala, karena kami menggunakan sistem interkoneksi, dari penyulang dan gardu induk lain agar pemadaman tidak berlangsung lama. Sementara untuk Cianjur dan Tasikmalaya, saya belum begitu mengetahui, karena bukan wilayah kamim," bebernya.
Aliran listrik kedua wilayah itu, sambungnya dipotong untuk sementara, dan terpaksa menggunakan suplai dari gardu induk lain. Tower yang roboh ini memikul tegangan listrik sebesar 70 Kilo Volt. Dia memastikan, aksi pencurian menjadi penyebab utama tower yang terletak di areal perkebunan teh tersebut roboh.
“Sebab, di sekitar puing-puing tower yang sudah ambruk ini, kami menemukan besi-besi penyangga sebanyak 33 batang yang sudah dibongkar dan belum sempat diambil. Terlebih, ada barang bukti lain yang menguatkan dugaan kalau tower itu dicuri, yaitu adanya sandal, jam tangan, kunci pas ukuran 24 dan 27, kunci inggris, gergaji besi, dan lainnya,” katanya.
“Para pencuri ini kelihatannya menyasar besi penyangga berbentuk segitiga, namun tidak menyangka aksi mereka membuat towernya roboh seketika. Mungkin karena panik, peralatan yang mereka gunakan untuk mencuri beserta ke-33 batang besi yang sudah dibongkar mereka tinggalkan begitu saja,” ucapnya.
Aksi pencurian yang berakibat pada robohnya tower SUTET tersebut saat ini dalam proses penyelidikan polisi.
(san)