PKL Membandel, Satpol PP Kerahkan Alat Berat
A
A
A
SEMARANG - Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Menteri Supeno, Semarang, membandel. Satpol PP Kota Semarang pun mengerahkan alat berat untuk menghancurkan trotoar tempat PKL tersebut berjualan.
Hal tersebut dilakukan karena di lokasi itu masih berdiri kios-kios PKL yang telah digusur Senin lalu. Pantauan KORAN SINDO di lapangan, alat berat tersebut langsung menghancurkan pedestrian yang selama ini digunakan para PKL untuk berjualan. Proses pembongkaran tersebut mendapat pengawalan ketat pihak kepolisian dan beberapa petugas Satpol PP.
Beberapa PKL terlihat ketakutan dan berlarian menyelamatkan barang dagangannya saat backhoe mulai beroperasi. Beberapa di antara mereka sibuk membereskan dagangannya dan memohon agar diberikan waktu untuk menyelamatkan barangnya sebelum alat berat menghancurkan lokasi itu.
Bahkan, ada pula di antara para pedagang yang menangis melihat lokasi berjualannya selama puluhan tahun itu dibongkar total.
"Ini bentuk keseriusan kami dalam menertibkan PKL bandel, sebab sudah kami peringatkan dan tertibkan tetap saja nekat melanggar. Makanya pedestrian di lokasi ini kami hancurkan agar mereka tidak dapat kembali berjualan lagi," kata Kusnandir, Kabid Penegakan Perda Satpol PP Kota Semarang di lokasi pembongkaran, Rabu (27/8/2014).
Menurut Kusnandir, pihaknya akan melakukan hal yang sama di lokasi-lokasi lainnya jika kedapatan ada PKL yang membandel setelah ditertibkan. Hal itu dilakukan demi menegakkan Perda dan membuat Kota Semarang menjadi bersih dan rapi.
"Nantinya, di lokasi ini akan dibangun menjadi taman. Selain untuk memperindah Kota Semarang, pembangunan taman bertujuan agar para pedagang tidak kembali lagi menggunakannya untuk berjualan."
Nantinya, lanjut Kusnandir, pengawasan akan dilakukan secara ketat. Jika masih ada pedagang yang nekat melanggar, pihaknya mengaku tidak akan segan menindaknya secara tegas. "Akan dilakukan pengawasan penuh, kalau masih nekat pasti akan ditindak tegas,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang, Tarso (51), warga Kintelan Kecamatan Gajahmungkur, Semarang mengaku kecewa dengan pembongkaran yang dilakukan oleh Satpol PP tersebut. Menurutnya, pembongkaran lokasi itu sama artinya dengan memutus pendapatannya sehari-hari.
"Penghasilan keluarga untuk kehidupan sehari-hari ya diperoleh dari berjualan di sini. Kalau dibongkar total seperti ini, saya dapat uang dari mana," kata dia.
Lebih lanjut Tarso mengatakan, pihaknya mendesak Pemkot Semarang mau memberikan solusi. Tempat relokasi mutlak dibutuhkan saat ini agar kehidupan mereka tetap normal.
"Kalau dibongkar total seperti ini tanpa adanya solusi lokasi lain namanya membunuh kami secara perlahan. Tolong itu diperhatikan, jangan main bongkar saja tanpa adanya solusi kongkret," tegasnya bapak dari empat orang anak ini.
Lurah Randusari Edwin Noya mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya Pemkot Semarang untuk menertibkan PKL di lokasi tersebut. Pihaknya juga mengaku akan membantu Satpol PP untuk melakukan pengawasan.
"Kami dukung penuh karena ini demi penataan dan kebersihan lingkungan. Kami juga akan membantu melakukan pengawasan," ujarnya.
Pembongkaran pedestrian yang digunakan sekitar 56 PKL tersebut selesai sekitar pukul 14.00 WIB. Selain membongkar pedestrian, petugas juga mengangkut beberapa gerobak milik pedagang dan peralatan lainnya yang ditinggalkan di atas trotoar.
Hal tersebut dilakukan karena di lokasi itu masih berdiri kios-kios PKL yang telah digusur Senin lalu. Pantauan KORAN SINDO di lapangan, alat berat tersebut langsung menghancurkan pedestrian yang selama ini digunakan para PKL untuk berjualan. Proses pembongkaran tersebut mendapat pengawalan ketat pihak kepolisian dan beberapa petugas Satpol PP.
Beberapa PKL terlihat ketakutan dan berlarian menyelamatkan barang dagangannya saat backhoe mulai beroperasi. Beberapa di antara mereka sibuk membereskan dagangannya dan memohon agar diberikan waktu untuk menyelamatkan barangnya sebelum alat berat menghancurkan lokasi itu.
Bahkan, ada pula di antara para pedagang yang menangis melihat lokasi berjualannya selama puluhan tahun itu dibongkar total.
"Ini bentuk keseriusan kami dalam menertibkan PKL bandel, sebab sudah kami peringatkan dan tertibkan tetap saja nekat melanggar. Makanya pedestrian di lokasi ini kami hancurkan agar mereka tidak dapat kembali berjualan lagi," kata Kusnandir, Kabid Penegakan Perda Satpol PP Kota Semarang di lokasi pembongkaran, Rabu (27/8/2014).
Menurut Kusnandir, pihaknya akan melakukan hal yang sama di lokasi-lokasi lainnya jika kedapatan ada PKL yang membandel setelah ditertibkan. Hal itu dilakukan demi menegakkan Perda dan membuat Kota Semarang menjadi bersih dan rapi.
"Nantinya, di lokasi ini akan dibangun menjadi taman. Selain untuk memperindah Kota Semarang, pembangunan taman bertujuan agar para pedagang tidak kembali lagi menggunakannya untuk berjualan."
Nantinya, lanjut Kusnandir, pengawasan akan dilakukan secara ketat. Jika masih ada pedagang yang nekat melanggar, pihaknya mengaku tidak akan segan menindaknya secara tegas. "Akan dilakukan pengawasan penuh, kalau masih nekat pasti akan ditindak tegas,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang, Tarso (51), warga Kintelan Kecamatan Gajahmungkur, Semarang mengaku kecewa dengan pembongkaran yang dilakukan oleh Satpol PP tersebut. Menurutnya, pembongkaran lokasi itu sama artinya dengan memutus pendapatannya sehari-hari.
"Penghasilan keluarga untuk kehidupan sehari-hari ya diperoleh dari berjualan di sini. Kalau dibongkar total seperti ini, saya dapat uang dari mana," kata dia.
Lebih lanjut Tarso mengatakan, pihaknya mendesak Pemkot Semarang mau memberikan solusi. Tempat relokasi mutlak dibutuhkan saat ini agar kehidupan mereka tetap normal.
"Kalau dibongkar total seperti ini tanpa adanya solusi lokasi lain namanya membunuh kami secara perlahan. Tolong itu diperhatikan, jangan main bongkar saja tanpa adanya solusi kongkret," tegasnya bapak dari empat orang anak ini.
Lurah Randusari Edwin Noya mengatakan, pihaknya mendukung penuh upaya Pemkot Semarang untuk menertibkan PKL di lokasi tersebut. Pihaknya juga mengaku akan membantu Satpol PP untuk melakukan pengawasan.
"Kami dukung penuh karena ini demi penataan dan kebersihan lingkungan. Kami juga akan membantu melakukan pengawasan," ujarnya.
Pembongkaran pedestrian yang digunakan sekitar 56 PKL tersebut selesai sekitar pukul 14.00 WIB. Selain membongkar pedestrian, petugas juga mengangkut beberapa gerobak milik pedagang dan peralatan lainnya yang ditinggalkan di atas trotoar.
(zik)