Puluhan Orang Berbadan Tegap Serbu Perkebunan Rakyat
A
A
A
BLITAR - Sekelompok orang tidak dikenal menyerang perkebunan milik petani di Dusun Kruwuk, Desa Sumbersari Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Puluhan orang berbadan tegap dengan seragam loreng tersebut merusak cikal atau bakal dari pohon kelapa. Mereka juga membabati tanaman ubi kayu yang telah memasuki masa panen.
"Kita tidak tahu pasti apa motifnya orang orang ini. Peristiwanya terjadi hari ini Senin (19/8/2014). Mereka datang dan langsung melakukan perusakan, " ujar Farhan Mahfudzi juru bicara Paguyuban Petani Aryo Blitar (PPAB) kepada wartawan.
Informasi yang dihimpun, suasana di lapangan sempat mencekam. Pasalnya, begitu mendengar kabar getok tular (dari mulut ke mulut) para petani langsung berbondong bondong ke lapangan.
Mereka mencoba melawan dengan menggalang kekuatan massa. Sementara sekelompok orang yang dipastikan bukan warga setempat itu belum meninggalkan lokasi perkebunan.
Bentrok fisik memang tidak terjadi. Namun kedua massa tidak bertegur sapa. Keduanya saling menunggu berhadap hadapan, seolah siap "berperang".
"Jumlah orang tidak dikenal ini sekitar 30 orang. Untungnya begitu tahu teman teman petani berdatangan, mereka menghentikan aktivitas pengrusakan, " terang Farhan.
Seperti diketahui, tanah seluas 15 hektare yang ditanami petani ketela dan cikal tersebut bagian dari 600 hektare tanah perkebunan yang menjadi obyek sengketa.
Secara de facto, eks perkebunan kopi yang telah beralih menjadi tanaman musiman tersebut dikuasai PT Rotorejo Kruwuk Blitar. Meski HGU telah habis pada tahun 2012, faktanya pemilik modal masih leluasa melakukan aktivitas perkebunan.
Selain mengeksplorasi, pihak PT juga menyewakan lahan kepada pihak ketiga.
Hingga saat ini tuntutan PPAB adanya redistribusi 225 hektare tanah kepada 600 kepala keluarga petani masih mengambang.
"Kecurigaan kita mengarah pada pemilik modal. Orang orang ini bayaran dengan tujuan mengintimidasi petani. Jika perusakan tetap dilakukan, kita akan menempuh jalur hukum melaporkan ke kepolisian, " timpal Farhan.
Informasi yang dihimpun lebih jauh, puluhan penyerang itu bukan berasal dari kalangan militer. Mereka diduga oknum anggota badan otonom (banom) ormas NU Kabupaten Blitar. Yakni Barisan Ansor Serba Guna (Banser).
"Infonya orang orang diduga oknum banser. Tapi kita belum tahu kepastianya, "pungkas Farhan.
Sementara dikonfirmasi terpisah Ketua Satkorcab Banser NU Kabupaten Blitar Imron Rosyadi mengaku belum mendengar insiden penyerbuan tersebut.
Kendati demikian, dia mengakui ada sejumlah anggota Banser yang bekerja sebagai pengamanan Perkebunan Kruwuk Gandusari. Hanya saja, kata Imron, mereka yang bekerja tersebut atas nama pribadi.
"Memang ada anggota (banser) yang bekerja sebagai pengamanan perkebunan. Tapi itu atas nama pribadi bukan organisasi. Kendati demikian, terkait informasi itu saya akan cek dulu ke lapangan, " ujarnya.
Puluhan orang berbadan tegap dengan seragam loreng tersebut merusak cikal atau bakal dari pohon kelapa. Mereka juga membabati tanaman ubi kayu yang telah memasuki masa panen.
"Kita tidak tahu pasti apa motifnya orang orang ini. Peristiwanya terjadi hari ini Senin (19/8/2014). Mereka datang dan langsung melakukan perusakan, " ujar Farhan Mahfudzi juru bicara Paguyuban Petani Aryo Blitar (PPAB) kepada wartawan.
Informasi yang dihimpun, suasana di lapangan sempat mencekam. Pasalnya, begitu mendengar kabar getok tular (dari mulut ke mulut) para petani langsung berbondong bondong ke lapangan.
Mereka mencoba melawan dengan menggalang kekuatan massa. Sementara sekelompok orang yang dipastikan bukan warga setempat itu belum meninggalkan lokasi perkebunan.
Bentrok fisik memang tidak terjadi. Namun kedua massa tidak bertegur sapa. Keduanya saling menunggu berhadap hadapan, seolah siap "berperang".
"Jumlah orang tidak dikenal ini sekitar 30 orang. Untungnya begitu tahu teman teman petani berdatangan, mereka menghentikan aktivitas pengrusakan, " terang Farhan.
Seperti diketahui, tanah seluas 15 hektare yang ditanami petani ketela dan cikal tersebut bagian dari 600 hektare tanah perkebunan yang menjadi obyek sengketa.
Secara de facto, eks perkebunan kopi yang telah beralih menjadi tanaman musiman tersebut dikuasai PT Rotorejo Kruwuk Blitar. Meski HGU telah habis pada tahun 2012, faktanya pemilik modal masih leluasa melakukan aktivitas perkebunan.
Selain mengeksplorasi, pihak PT juga menyewakan lahan kepada pihak ketiga.
Hingga saat ini tuntutan PPAB adanya redistribusi 225 hektare tanah kepada 600 kepala keluarga petani masih mengambang.
"Kecurigaan kita mengarah pada pemilik modal. Orang orang ini bayaran dengan tujuan mengintimidasi petani. Jika perusakan tetap dilakukan, kita akan menempuh jalur hukum melaporkan ke kepolisian, " timpal Farhan.
Informasi yang dihimpun lebih jauh, puluhan penyerang itu bukan berasal dari kalangan militer. Mereka diduga oknum anggota badan otonom (banom) ormas NU Kabupaten Blitar. Yakni Barisan Ansor Serba Guna (Banser).
"Infonya orang orang diduga oknum banser. Tapi kita belum tahu kepastianya, "pungkas Farhan.
Sementara dikonfirmasi terpisah Ketua Satkorcab Banser NU Kabupaten Blitar Imron Rosyadi mengaku belum mendengar insiden penyerbuan tersebut.
Kendati demikian, dia mengakui ada sejumlah anggota Banser yang bekerja sebagai pengamanan Perkebunan Kruwuk Gandusari. Hanya saja, kata Imron, mereka yang bekerja tersebut atas nama pribadi.
"Memang ada anggota (banser) yang bekerja sebagai pengamanan perkebunan. Tapi itu atas nama pribadi bukan organisasi. Kendati demikian, terkait informasi itu saya akan cek dulu ke lapangan, " ujarnya.
(sms)