Indonesia Negeri Saba yang Hilang?
A
A
A
NEGERI Saba yang hilang di zaman Nabi Sulaiman dan digambarkan sebagai bagian dari surga yang ada di bumi, ternyata berada di Indonesia. Fakta mengejutkan itu disampaikan ahli matematika Islam KH Fahmi Basya Hamdi.
Melalui penelitian selama 33 tahun lebih, sejak 1979 hingga kini, penulis bukan hanya memaparkan tentang peninggalan Nabi Sulaiman yang agung. Tetapi merekonstruksi sejarah Nusantara.
"Alquran datang tidak hanya meluruskan ilmu tauhid dan akhlak manusia, tetapi juga meluruskan dunia kepurbakalaan kita," katanya seperti dikutip dalam buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman, cetakan ke-7, Januari 2014, terbitan Zaytuna.
Menurut penulis, ciri-ciri Negeri Saba yang pernah disinggahi Nabi Sulaiman dan tentaranya telah digambarkan dengan jelas dalam Alquran, melalui kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis. Kisah itu berawal saat Sulaiman pergi ke Yaman.
Saat berada di Yaman, Sulaiman meminta kepada burung hud-hud (sejenis belatuk) untuk mencari sumber air. Setelah lama disuruh dan tak kembali, bahkan setelah dipanggil, burung hud-hud akhirnya kembali.
"Aku telah terbang untuk mengintip dan berjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan," demikian kata burung hud-hud kepada Nabi Sulaiman. Pernyataan itu mengundang rasa penasaran Nabi Sulaiman.
Dilanjutkan burung hud-hud, saat sedang mencari sumber mata air, dia terbang jauh dan melihat satu negeri yang sangat indah. Negeri itu bernama Negeri Saba dan dipimpin oleh seorang raja perempuan yang dikenal dengan Ratu Balqis.
Istana yang dilihat oleh burung hud-hud itu, menurut Basya, berada di antara dua dukuh, yakni Dukuh Dawung dan Dukuh Sambireja, Desa Bokoharjo dan Desa Prambanan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia.
"Pemakaian istilah Ratu Boko dalam penelitian ini sekedar (untuk) mengenali tempat, karena tempat itu sekarang bernama Istana Ratu Boko, bukan untuk mengatakan bahwa Ratu Saba (atau Ratu Balqis) sama dengan Ratu Boko," sambung Basya.
Dilanjutkan burung hud-hud, Ratu Balqis dan pengikutnya bersujud menyembah matahari dan meninggalkan ibadat menyembah Allah. Dia dan pengikutnya juga telah disilapkan matanya oleh syaitan kepada perbuatan yang syirik.
Setelah mendengar keterangan burung hud-hud, Nabi Sulaiman marah besar. Sebab tidak ada Tuhan lain yang patut disembah, selain Allah. Kemudian dia menulis surat yang isinya meminta Ratu Balqis kembali ke jalan Allah.
Surat itu diberikan oleh burung hud-hud dan diterima Ratu Balqis. Penulis mengklaim, surat Nabi Sulaiman itu ditemukan, di dalam kolam Istana Ratu Boko, terbuat dari lempengan emas. Begitupun dengan tempat upacara menyembah matahari.
Mendapat surat Nabi Sulaiman, Ratu Balqis tidak langsung bertobat. Dia malah meminta pengawalnya untuk mengirimkan harta yang berlimpah ke istana Nabi Sulaiman. Pemberian itu dianggap sebagai penolakan atas ajakan kembali ke jalan Allah.
Nabi Sulaiman pun semakin berang dan memerintahkan kepada para pengikut Ratu Balqis untuk kembali ke Negeri Saba. Bahkan, Sulaiman mengancam akan menyerang Negeri Saba dengan bala tentaranya.
"Kami akan mendatangi mereka dengan angkatan tentara yang mereka tidak berdaya menentangnya, dan kami akan mengeluarkan mereka dari Negeri Saba dengan keadaan hina, menjadi orang-orang tawanan," kata Nabi Sulaiman.
Para pengikut Ratu Balqis pun kembali ke Negeri Saba dan menceritakan pengalamannya selama berada di istana Nabi Sulaiman. Mendengar cerita para pengikutnya, Ratu Balqis berniat mendatangi langsung Sulaiman.
Niat Ratu Balqis menemui Sulaiman ternyata sudah diketahui Sulaiman. Dia lalu memerintahkan kepada para pengawalnya, terdiri dari manusia, hewan dan jin, untuk membuat upacara penyambutan kedatangan Ratu Balqis.
"Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgahsananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri," kata Nabi Sulaiman kepada pengikutnya.
Di antara pengikutnya, dari bangsa jin menjawab sanggup. ”Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya, lagi dapat dipercaya," jawab Ifrit.
Pengikut Sulaiman lainnya, dari kalangan manusia yang berpikir menimpali. “Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip," terang pengikut Nabi Sulaiman dari kalangan manusia.
Sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip, singgahsana Ratu Balqis yang berada di Negeri Saba telah dipindah ke hadapan Nabi Sulaiman. Puji syukur atas nikmat Allah pun dipanjatkan oleh Nabi Sulaiman saat melihat pemandangan itu.
Akhirnya, datanglah Ratu Balqis menghadap Nabi Sulaiman. Kepada Ratu Balqis, Sulaiman memperlihatkan apa yang ada dihadapannya sebagai istana yang mirip dengan yang ada di Negeri Saba. Melihat itu Ratu Balqis terkejut.
Kemudian Nabi Sulaiman mempersilakan kepada Ratu Balqis masuk ke dalam istananya. Saat akan masuk, dia melihat air besar berada di lantai Istana Nabi Sulaiman. Dengan sigap, Ratu Balqis menyingkap kainnya hingga betisnya terlihat.
Ternyata, air yang dilihat Ratu Balqis pada lantai istana Nabi Sulaiman, adalah kaca. "Sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca," kata Sulaiman menjelaskan kepada Ratu Balqis yang keheranan.
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam," balas Ratu Balqis mengakui kebesaran Nabi Sulaiman.
Setelah mengalami langsung kebesaran Nabi Sulaiman dan merasakan nikmat Allah, Ratu Balqis akhirnya ikut menyembah Allah, dan meninggalkan upacara menyembah matahari di Negeri Saba. Akhirnya, mereka pun menikah.
Dari kisah tersebut, Basya menemukan sedikitnya 40 fakta lapangan yang menyebutkan Indonesia sebagai Negeri Saba yang hilang. Di antara fakta lapangan tersebut adalah:
Pertama, surat yang dikirimkan Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis di Negeri Saba. Surat itu ditemukan di kolam Istana Ratu Boko dan terbuat dari plat emas bertuliskan nama Tuhan yang paling tinggi.
Kedua adalah Istana Ratu Balqis yang dipindahkan Nabi Sulaiman ke istananya melalui kekuatan jin yang bekerjasama dengan manusia, dan hewan. Istana itu diyakini berada di kawasan Sleman, Jawa Tengah.
Ketiga adalah Istana Ratu Boko yang telah rusak. Menurut penulis, kerusakan itu bukan diperbuat oleh tangan-tangan manusia. Tetapi oleh tangan-tangan jin dan gaib. Hal itu terlihat dari bekas kerusakan pada batu di istana itu.
Keempat adalah tempat bersujud menghadap matahari di Istana Ratu Boko. Di tempat inilah burung hud-hud melihat Ratu Balqis dan pengikutnya sedang melakukan upacara menyembah matahari.
Kelima adalah tamatsil Ratu Bilqis sedang menyingsingkan kainnya ketika disuruh masuk ke Istana Nabi Sulaiman yang dia sangka air besar. Sejumlah fakta inilah yang melahirkan teori awal Indonesia negeri Saba yang hilang.
Fakta penguat Negeri Saba di Indonesia, dan bukan di Yaman adalah, hutan Saba di Wonosobo dan daerah Sleman yang diambil dari nama Nabi Sulaiman. Sementara di Yaman, hanya ada prasasti bertuliskan Sabum.
Begitupun tempat bersujud menghadap matahari yang hanya ditemukan di Istana Ratu Boko, bukan di Nyaman. Kemudian adalah surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Saba atau Ratu Balqis. Surat ini ada di Istana Ratu Boko, terbuat dari lempengan emas.
(Baca juga: Nabi Sulaiman Meninggal di Indonesia?)
Sementara di Yaman, surat ini tidak pernah ditemukan. Terakhir adalah pemindahan Istana Ratu Balqis ke Kerajaan Nabi Sulaiman. Di Yaman, tidak ada bekas reruntuhan istana yang menunjukkan tanda-tanda adanya Istana Ratu Balqis.
Sedang di Istana Ratu Boko, reruntuhan itu masih terlihat hingga kini. Namun begitu, kebenaran atas penelitian tersebut dikembalikan kepada pembaca yang budiman. Kebenaran hanya milik Allah SWT.
Melalui penelitian selama 33 tahun lebih, sejak 1979 hingga kini, penulis bukan hanya memaparkan tentang peninggalan Nabi Sulaiman yang agung. Tetapi merekonstruksi sejarah Nusantara.
"Alquran datang tidak hanya meluruskan ilmu tauhid dan akhlak manusia, tetapi juga meluruskan dunia kepurbakalaan kita," katanya seperti dikutip dalam buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman, cetakan ke-7, Januari 2014, terbitan Zaytuna.
Menurut penulis, ciri-ciri Negeri Saba yang pernah disinggahi Nabi Sulaiman dan tentaranya telah digambarkan dengan jelas dalam Alquran, melalui kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis. Kisah itu berawal saat Sulaiman pergi ke Yaman.
Saat berada di Yaman, Sulaiman meminta kepada burung hud-hud (sejenis belatuk) untuk mencari sumber air. Setelah lama disuruh dan tak kembali, bahkan setelah dipanggil, burung hud-hud akhirnya kembali.
"Aku telah terbang untuk mengintip dan berjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan," demikian kata burung hud-hud kepada Nabi Sulaiman. Pernyataan itu mengundang rasa penasaran Nabi Sulaiman.
Dilanjutkan burung hud-hud, saat sedang mencari sumber mata air, dia terbang jauh dan melihat satu negeri yang sangat indah. Negeri itu bernama Negeri Saba dan dipimpin oleh seorang raja perempuan yang dikenal dengan Ratu Balqis.
Istana yang dilihat oleh burung hud-hud itu, menurut Basya, berada di antara dua dukuh, yakni Dukuh Dawung dan Dukuh Sambireja, Desa Bokoharjo dan Desa Prambanan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia.
"Pemakaian istilah Ratu Boko dalam penelitian ini sekedar (untuk) mengenali tempat, karena tempat itu sekarang bernama Istana Ratu Boko, bukan untuk mengatakan bahwa Ratu Saba (atau Ratu Balqis) sama dengan Ratu Boko," sambung Basya.
Dilanjutkan burung hud-hud, Ratu Balqis dan pengikutnya bersujud menyembah matahari dan meninggalkan ibadat menyembah Allah. Dia dan pengikutnya juga telah disilapkan matanya oleh syaitan kepada perbuatan yang syirik.
Setelah mendengar keterangan burung hud-hud, Nabi Sulaiman marah besar. Sebab tidak ada Tuhan lain yang patut disembah, selain Allah. Kemudian dia menulis surat yang isinya meminta Ratu Balqis kembali ke jalan Allah.
Surat itu diberikan oleh burung hud-hud dan diterima Ratu Balqis. Penulis mengklaim, surat Nabi Sulaiman itu ditemukan, di dalam kolam Istana Ratu Boko, terbuat dari lempengan emas. Begitupun dengan tempat upacara menyembah matahari.
Mendapat surat Nabi Sulaiman, Ratu Balqis tidak langsung bertobat. Dia malah meminta pengawalnya untuk mengirimkan harta yang berlimpah ke istana Nabi Sulaiman. Pemberian itu dianggap sebagai penolakan atas ajakan kembali ke jalan Allah.
Nabi Sulaiman pun semakin berang dan memerintahkan kepada para pengikut Ratu Balqis untuk kembali ke Negeri Saba. Bahkan, Sulaiman mengancam akan menyerang Negeri Saba dengan bala tentaranya.
"Kami akan mendatangi mereka dengan angkatan tentara yang mereka tidak berdaya menentangnya, dan kami akan mengeluarkan mereka dari Negeri Saba dengan keadaan hina, menjadi orang-orang tawanan," kata Nabi Sulaiman.
Para pengikut Ratu Balqis pun kembali ke Negeri Saba dan menceritakan pengalamannya selama berada di istana Nabi Sulaiman. Mendengar cerita para pengikutnya, Ratu Balqis berniat mendatangi langsung Sulaiman.
Niat Ratu Balqis menemui Sulaiman ternyata sudah diketahui Sulaiman. Dia lalu memerintahkan kepada para pengawalnya, terdiri dari manusia, hewan dan jin, untuk membuat upacara penyambutan kedatangan Ratu Balqis.
"Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgahsananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri," kata Nabi Sulaiman kepada pengikutnya.
Di antara pengikutnya, dari bangsa jin menjawab sanggup. ”Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya, lagi dapat dipercaya," jawab Ifrit.
Pengikut Sulaiman lainnya, dari kalangan manusia yang berpikir menimpali. “Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip," terang pengikut Nabi Sulaiman dari kalangan manusia.
Sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip, singgahsana Ratu Balqis yang berada di Negeri Saba telah dipindah ke hadapan Nabi Sulaiman. Puji syukur atas nikmat Allah pun dipanjatkan oleh Nabi Sulaiman saat melihat pemandangan itu.
Akhirnya, datanglah Ratu Balqis menghadap Nabi Sulaiman. Kepada Ratu Balqis, Sulaiman memperlihatkan apa yang ada dihadapannya sebagai istana yang mirip dengan yang ada di Negeri Saba. Melihat itu Ratu Balqis terkejut.
Kemudian Nabi Sulaiman mempersilakan kepada Ratu Balqis masuk ke dalam istananya. Saat akan masuk, dia melihat air besar berada di lantai Istana Nabi Sulaiman. Dengan sigap, Ratu Balqis menyingkap kainnya hingga betisnya terlihat.
Ternyata, air yang dilihat Ratu Balqis pada lantai istana Nabi Sulaiman, adalah kaca. "Sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca," kata Sulaiman menjelaskan kepada Ratu Balqis yang keheranan.
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam," balas Ratu Balqis mengakui kebesaran Nabi Sulaiman.
Setelah mengalami langsung kebesaran Nabi Sulaiman dan merasakan nikmat Allah, Ratu Balqis akhirnya ikut menyembah Allah, dan meninggalkan upacara menyembah matahari di Negeri Saba. Akhirnya, mereka pun menikah.
Dari kisah tersebut, Basya menemukan sedikitnya 40 fakta lapangan yang menyebutkan Indonesia sebagai Negeri Saba yang hilang. Di antara fakta lapangan tersebut adalah:
Pertama, surat yang dikirimkan Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis di Negeri Saba. Surat itu ditemukan di kolam Istana Ratu Boko dan terbuat dari plat emas bertuliskan nama Tuhan yang paling tinggi.
Kedua adalah Istana Ratu Balqis yang dipindahkan Nabi Sulaiman ke istananya melalui kekuatan jin yang bekerjasama dengan manusia, dan hewan. Istana itu diyakini berada di kawasan Sleman, Jawa Tengah.
Ketiga adalah Istana Ratu Boko yang telah rusak. Menurut penulis, kerusakan itu bukan diperbuat oleh tangan-tangan manusia. Tetapi oleh tangan-tangan jin dan gaib. Hal itu terlihat dari bekas kerusakan pada batu di istana itu.
Keempat adalah tempat bersujud menghadap matahari di Istana Ratu Boko. Di tempat inilah burung hud-hud melihat Ratu Balqis dan pengikutnya sedang melakukan upacara menyembah matahari.
Kelima adalah tamatsil Ratu Bilqis sedang menyingsingkan kainnya ketika disuruh masuk ke Istana Nabi Sulaiman yang dia sangka air besar. Sejumlah fakta inilah yang melahirkan teori awal Indonesia negeri Saba yang hilang.
Fakta penguat Negeri Saba di Indonesia, dan bukan di Yaman adalah, hutan Saba di Wonosobo dan daerah Sleman yang diambil dari nama Nabi Sulaiman. Sementara di Yaman, hanya ada prasasti bertuliskan Sabum.
Begitupun tempat bersujud menghadap matahari yang hanya ditemukan di Istana Ratu Boko, bukan di Nyaman. Kemudian adalah surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Saba atau Ratu Balqis. Surat ini ada di Istana Ratu Boko, terbuat dari lempengan emas.
(Baca juga: Nabi Sulaiman Meninggal di Indonesia?)
Sementara di Yaman, surat ini tidak pernah ditemukan. Terakhir adalah pemindahan Istana Ratu Balqis ke Kerajaan Nabi Sulaiman. Di Yaman, tidak ada bekas reruntuhan istana yang menunjukkan tanda-tanda adanya Istana Ratu Balqis.
Sedang di Istana Ratu Boko, reruntuhan itu masih terlihat hingga kini. Namun begitu, kebenaran atas penelitian tersebut dikembalikan kepada pembaca yang budiman. Kebenaran hanya milik Allah SWT.
(san)