Update Penutupan Lokalisasi Dolly
Update Penutupan Lokalisasi Dolly
A
A
A
SURABAYA - Sedikitnya sudah ada 349 Pekerja Seks Komersial (PSK) dan 64 mucikari di lokalisasi Dolly dan Jarak yang telah mengambil dana kompensasi. Padahal tenggat waktu yang diberikan untuk pengambilan dana kompensasi ini telah lewat, yakni pada Senin 23 Juni 2014.
Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Surabaya Deddy Sosialisto mengatakan, pihaknya akan memberikan toleransi bagi mereka yang ingin mengambil dana itu.
"Tadi jam 11.00 WIB saya dapat data ada 10 PSK dan 1 mucikari yang mengambil kompensasi di Koramil," kata Deddy, kepada wartawan, Selasa (24/6/2014).
Deddy menduga, para PSK dan mucikari yang ingin mengambil dana kompensasi mendapat intimidasi dari pihak-pihak yang tidak sepakat dengan penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak. Hal itu membuat warga takut untuk mengambil dana tersebut.
Kata Deddy, dari sejumlah temuan-temuan itu akan dilaporkan ke Pemkot Surabaya. Namun, sampai saat ini belum ada perintah untuk menghentikan pemberian dana kompensasi. "Sejak dimulai pembagian sudah ada 349 PSK dan 64 mucikari yang mengambil," jelasnya.
Deddy juga menyebut, dalam rentan lima Hari memang ada beberapa PSK yang datang ke lokasi pengambilan dana. Namun sekitar 50 PSK itu tidak terdaftar di data base Pemkot Surabaya. Sehingga mereka tidak bisa mengambil dana tersebut.
Solusinya, pihaknya akan tetap mendata jumlah PSK dan mucikari untuk kemudian dimintakan persetujuan lurah atau camat, dan selanjutnya diajukan ke Kementrian Sosial (Kemensos) RI. "Perkara nanti disetujui atau tidak tergantung kementrian. Kalau tidak disetujui ya berarti bukan rejeki mereka," ujarnya.
Deddy berharap, para PSK dan mucikari untuk segera mengambil dana tersebut. Alasannya, jika program ini sukses, maka Pemkot Surabaya segera melanjutkan program selanjutnya, yakni alih fungsi lokalisasi Dolly dan Jarak.
Seperti diberitakan sebelumnya, paska deklarasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, Pemkot Surabaya memberikan dana kompensasi kepada 1.449 PSK dan 315 mucikari di lokalisasi Dolly dan Jarak. Untuk PSK mendapatkan dana bantuan sebesar Rp5.050.000 dan mucikari sebesar Rp5 juta.
Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Surabaya Deddy Sosialisto mengatakan, pihaknya akan memberikan toleransi bagi mereka yang ingin mengambil dana itu.
"Tadi jam 11.00 WIB saya dapat data ada 10 PSK dan 1 mucikari yang mengambil kompensasi di Koramil," kata Deddy, kepada wartawan, Selasa (24/6/2014).
Deddy menduga, para PSK dan mucikari yang ingin mengambil dana kompensasi mendapat intimidasi dari pihak-pihak yang tidak sepakat dengan penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak. Hal itu membuat warga takut untuk mengambil dana tersebut.
Kata Deddy, dari sejumlah temuan-temuan itu akan dilaporkan ke Pemkot Surabaya. Namun, sampai saat ini belum ada perintah untuk menghentikan pemberian dana kompensasi. "Sejak dimulai pembagian sudah ada 349 PSK dan 64 mucikari yang mengambil," jelasnya.
Deddy juga menyebut, dalam rentan lima Hari memang ada beberapa PSK yang datang ke lokasi pengambilan dana. Namun sekitar 50 PSK itu tidak terdaftar di data base Pemkot Surabaya. Sehingga mereka tidak bisa mengambil dana tersebut.
Solusinya, pihaknya akan tetap mendata jumlah PSK dan mucikari untuk kemudian dimintakan persetujuan lurah atau camat, dan selanjutnya diajukan ke Kementrian Sosial (Kemensos) RI. "Perkara nanti disetujui atau tidak tergantung kementrian. Kalau tidak disetujui ya berarti bukan rejeki mereka," ujarnya.
Deddy berharap, para PSK dan mucikari untuk segera mengambil dana tersebut. Alasannya, jika program ini sukses, maka Pemkot Surabaya segera melanjutkan program selanjutnya, yakni alih fungsi lokalisasi Dolly dan Jarak.
Seperti diberitakan sebelumnya, paska deklarasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, Pemkot Surabaya memberikan dana kompensasi kepada 1.449 PSK dan 315 mucikari di lokalisasi Dolly dan Jarak. Untuk PSK mendapatkan dana bantuan sebesar Rp5.050.000 dan mucikari sebesar Rp5 juta.
(san)
Explore More