Reuni Terakhir Praja, Anak Perwira TNI yang Tewas Dibunuh
A
A
A
BANDUNG - Pagi itu langit begitu cerah, namun siapa sangka di balik cerahnya hari itu tersimpan duka yang mendalam bagi Anggi (17) dan teman-temannya.
Siang itu, Anggi hanya bisa terdiam, tatapannya kosong. Air matanya tertahan hingga akhirnya meleleh di pipinya. Ia masih tak percaya teman semenjak Sekolah Dasar, Praja (17), meninggalkannya begitu cepat.
Padahal, Sabtu (21/6/2014) malam, Anggi bersama temannya Novi (17), Tami (17), Nissa (17), Delvieri (17), dan Sandi (17), masih melepas tawa bersama dalam sebuah reunian kecil yang dilakukannya seharian.
Namun kini, pemuda itu tewas mengenaskan di kediamannya di Jalan Gudang Utara No. 18 RT04/5, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung. Praja ditemukan meninggal tergeletak di atas tempat tidur dengan luka dan darah yang bercecer di tubuh dan wajahnya yang tertutup selimut. "Padahal kemarin kita sempat ngumpul bareng-bareng, main keliling-keliling Bandung ke tempat horor dan SLB cuman buat gila-gilaan dan bersenang bersama," tuturnya di lokasi kejadian.
Meski hanya sehari, bagi Anggi dan teman-temannya, saat itu begitu sungguh menyenangkan. Bahkan menurut Delvieri, dalam reuni kecil itu mereka sempat berkeliling Bandung hingga akhirnya pertemuan mereka berakhir di suatu tempat makan di daerah Antapani. Perbincangan hangat itu pun tak menyiratkan sedikit pun duka. Yang ada hanya tawa ceria kumpulan anak muda.
"Dengan menggunakan kendaraan Avanza, kami jemput Praja di rumahnya pada pukul 14.00 kemarin (Sabtu). Kita seharian bermain. Bahkan kami juga sempat makan di daerah Antapani," tuturnya.
Reunian itu pun berakhir lantaran Praja khawatir dengan adiknya Aura (14), yang ditinggalkannya sendiri di rumah bersama pembantunya, Acim (35). "Katanya waktu di tempat makan dia sempat bilang khawatir sama adiknya yang ditinggal sama pembantunya di rumah, karena katanya pembantunya dan adiknya nggak akur. Kami pun akhirnya mengantarkan Praja pulang hingga depan rumahnya, pada pukul 21.30," ucapnya.
Tak puas dengan pertemuan itu, Delvi pun melanjutkan perbincangan tersebut lewat dunia maya. Kendati begitu, Delviari masih tak percaya teman sejak sekolah dasar tersebut meninggalkannya begitu cepat. "Hingga pukul 02.51 dini hari, kami masih chattingan sama Praja," katanya.
Tak ada yang mencurigakan pada chattingan tersebut, semuanya seperti biasa. "Saat chat semuanya biasa saja, hanya saja di akhir pembicaraan, Praja mengirimkan sebuah sticker (emoticon) di chatting line, bergambar sebuah karakter yang mengeluarkan arwah atau hantu putih," katanya.
Korban akan pergi liburan
Sementara itu Dede (24), tetangga korban, mengatakan ketiga korban ditemukan tewas oleh Slamet Haryadi, seorang anggota TNI pada Minggu (22/6/2014) pukul 07.30 WIB. Menurut Dede, saat itu Slamet datang ke rumah korban dengan tujuan untuk menjemput korban, lantaran ayah korban Letkol (Inf) Rudi Martiandi D yang mempercayai Slamet untuk mengantarkan Praja dan Aura ke travel. "Anggota itu (Slamet) disuruh ayahnya buat jemput mereka, karena dia (anggota) sudah memiliki tiketnya," ujarnya.
Namun, liburan itu pun akhirnya batal, setelah Slamet menemukan Praja dan Aura dalam keadaan tak bernyawa di rumahnya sendiri. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketiga korban ditemukan di ruang terpisah. Praja ditemukan tewas di ruang tengah tepatnya tergeletak di atas tempat tidur dengan luka cekikan di leher. Selain itu, bercak darah pun bercecer di selimut yang menutup wajahnya tersebut.
Sedang Aura dan pembantunya Acim ditemukan di dapur, tepatnya di sebelah tangga rumah tersebut. Aura tergeletak dengan jeratan tali di lehernya, sedang di sebelah Acim terbujur kaku dengan tali yang menggantung lehernya. Kematian Acim hingga kini masih pertanyaan apakah dikarenakan gantung diri atau ada yang menggantungnya.
Siang itu, Anggi hanya bisa terdiam, tatapannya kosong. Air matanya tertahan hingga akhirnya meleleh di pipinya. Ia masih tak percaya teman semenjak Sekolah Dasar, Praja (17), meninggalkannya begitu cepat.
Padahal, Sabtu (21/6/2014) malam, Anggi bersama temannya Novi (17), Tami (17), Nissa (17), Delvieri (17), dan Sandi (17), masih melepas tawa bersama dalam sebuah reunian kecil yang dilakukannya seharian.
Namun kini, pemuda itu tewas mengenaskan di kediamannya di Jalan Gudang Utara No. 18 RT04/5, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung. Praja ditemukan meninggal tergeletak di atas tempat tidur dengan luka dan darah yang bercecer di tubuh dan wajahnya yang tertutup selimut. "Padahal kemarin kita sempat ngumpul bareng-bareng, main keliling-keliling Bandung ke tempat horor dan SLB cuman buat gila-gilaan dan bersenang bersama," tuturnya di lokasi kejadian.
Meski hanya sehari, bagi Anggi dan teman-temannya, saat itu begitu sungguh menyenangkan. Bahkan menurut Delvieri, dalam reuni kecil itu mereka sempat berkeliling Bandung hingga akhirnya pertemuan mereka berakhir di suatu tempat makan di daerah Antapani. Perbincangan hangat itu pun tak menyiratkan sedikit pun duka. Yang ada hanya tawa ceria kumpulan anak muda.
"Dengan menggunakan kendaraan Avanza, kami jemput Praja di rumahnya pada pukul 14.00 kemarin (Sabtu). Kita seharian bermain. Bahkan kami juga sempat makan di daerah Antapani," tuturnya.
Reunian itu pun berakhir lantaran Praja khawatir dengan adiknya Aura (14), yang ditinggalkannya sendiri di rumah bersama pembantunya, Acim (35). "Katanya waktu di tempat makan dia sempat bilang khawatir sama adiknya yang ditinggal sama pembantunya di rumah, karena katanya pembantunya dan adiknya nggak akur. Kami pun akhirnya mengantarkan Praja pulang hingga depan rumahnya, pada pukul 21.30," ucapnya.
Tak puas dengan pertemuan itu, Delvi pun melanjutkan perbincangan tersebut lewat dunia maya. Kendati begitu, Delviari masih tak percaya teman sejak sekolah dasar tersebut meninggalkannya begitu cepat. "Hingga pukul 02.51 dini hari, kami masih chattingan sama Praja," katanya.
Tak ada yang mencurigakan pada chattingan tersebut, semuanya seperti biasa. "Saat chat semuanya biasa saja, hanya saja di akhir pembicaraan, Praja mengirimkan sebuah sticker (emoticon) di chatting line, bergambar sebuah karakter yang mengeluarkan arwah atau hantu putih," katanya.
Korban akan pergi liburan
Sementara itu Dede (24), tetangga korban, mengatakan ketiga korban ditemukan tewas oleh Slamet Haryadi, seorang anggota TNI pada Minggu (22/6/2014) pukul 07.30 WIB. Menurut Dede, saat itu Slamet datang ke rumah korban dengan tujuan untuk menjemput korban, lantaran ayah korban Letkol (Inf) Rudi Martiandi D yang mempercayai Slamet untuk mengantarkan Praja dan Aura ke travel. "Anggota itu (Slamet) disuruh ayahnya buat jemput mereka, karena dia (anggota) sudah memiliki tiketnya," ujarnya.
Namun, liburan itu pun akhirnya batal, setelah Slamet menemukan Praja dan Aura dalam keadaan tak bernyawa di rumahnya sendiri. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketiga korban ditemukan di ruang terpisah. Praja ditemukan tewas di ruang tengah tepatnya tergeletak di atas tempat tidur dengan luka cekikan di leher. Selain itu, bercak darah pun bercecer di selimut yang menutup wajahnya tersebut.
Sedang Aura dan pembantunya Acim ditemukan di dapur, tepatnya di sebelah tangga rumah tersebut. Aura tergeletak dengan jeratan tali di lehernya, sedang di sebelah Acim terbujur kaku dengan tali yang menggantung lehernya. Kematian Acim hingga kini masih pertanyaan apakah dikarenakan gantung diri atau ada yang menggantungnya.
(zik)