Gerombolan Pelajar di Sleman Menyebar Teror Bom Molotov
A
A
A
YOGYAKARTA - Gerombolan pelajar di Sleman menyebar teror bom molotov. Dengan mengendarai sepeda motor, mereka melempar dua bom molotov di Heny Meubel, Jalan Kabupaten, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, sebanyak dua kali.
Bom molotov pertama dilempar pukul 00.15 WIB dan kedua pukul 02.00 WIB dini hari. Hingga kini, belum diketahui secara pasti motif aksi teror para pelajar tersebut.
Pemilik kontrakan sekaligus korban Agus Suprianto (42) mengaku, dirinya tidak mengetahui para pelaku melakukan pelemparan molotov. Istrinya Bety (38) mendengar rombongan suara motor melintas sekira pukul 00.15 WIB.
Diprediksi, jumlah rombongan tersebut ada lebih dari 10 orang, dengan lima unit sepeda motor. "Ada yang melintas di depan rumah, tidak selang berapa lama terdengar bunyi ledakan dari arah depan rumah," kata Agus, saat dimintai keterangan polisi, Senin (23/6/2014).
Dilanjutkan, usai melempar molotov, rombongan pelajar itu langsung pegi ke arah utara. Sementara istrinya yang keluar langsung memadamkan api yang menyala di pinggir jalan.
Selanjutnya, dia berjaga-jaga didepan rumah untuk memastikan rombongan kembali. Setelah lama ditunggu tidak datang, mereka kembali masuk ke rumah.
"Sekitar pukul 02.00 WIB, ada yang melintas dengan sepeda motor jenis metik berboncengan. Salah satunya melempar molotov mengenai pagar bambu dan terpal bagian depan, selanjutnya pelaku pergi," jelasnya.
Agus memprediksi rombongan pelaku merupakan pelajar yang sedang melakukan konvoi. Bahkan, diantara mereka mempersenjatai diri dengan tongkat pentungan, pedang, ger, balok kayu, dan rantai.
Kapolres Sleman AKBP Ikhan Amin belum bisa dimintai keterangan saat dikonfomasi melalui telephone selulernya. Meski demikian, sumber wartawan di Mapolda DIY menyampaikan belum ada satupun pelaku yang diamankan.
"Keterangan saksi-saksi korban komplotan pelajar yang sedang konvoi. Korban juga engak tau kok dilemper molovof," ujar seorang sumber yang tak ingin ditulis namanya.
Bom molotov pertama dilempar pukul 00.15 WIB dan kedua pukul 02.00 WIB dini hari. Hingga kini, belum diketahui secara pasti motif aksi teror para pelajar tersebut.
Pemilik kontrakan sekaligus korban Agus Suprianto (42) mengaku, dirinya tidak mengetahui para pelaku melakukan pelemparan molotov. Istrinya Bety (38) mendengar rombongan suara motor melintas sekira pukul 00.15 WIB.
Diprediksi, jumlah rombongan tersebut ada lebih dari 10 orang, dengan lima unit sepeda motor. "Ada yang melintas di depan rumah, tidak selang berapa lama terdengar bunyi ledakan dari arah depan rumah," kata Agus, saat dimintai keterangan polisi, Senin (23/6/2014).
Dilanjutkan, usai melempar molotov, rombongan pelajar itu langsung pegi ke arah utara. Sementara istrinya yang keluar langsung memadamkan api yang menyala di pinggir jalan.
Selanjutnya, dia berjaga-jaga didepan rumah untuk memastikan rombongan kembali. Setelah lama ditunggu tidak datang, mereka kembali masuk ke rumah.
"Sekitar pukul 02.00 WIB, ada yang melintas dengan sepeda motor jenis metik berboncengan. Salah satunya melempar molotov mengenai pagar bambu dan terpal bagian depan, selanjutnya pelaku pergi," jelasnya.
Agus memprediksi rombongan pelaku merupakan pelajar yang sedang melakukan konvoi. Bahkan, diantara mereka mempersenjatai diri dengan tongkat pentungan, pedang, ger, balok kayu, dan rantai.
Kapolres Sleman AKBP Ikhan Amin belum bisa dimintai keterangan saat dikonfomasi melalui telephone selulernya. Meski demikian, sumber wartawan di Mapolda DIY menyampaikan belum ada satupun pelaku yang diamankan.
"Keterangan saksi-saksi korban komplotan pelajar yang sedang konvoi. Korban juga engak tau kok dilemper molovof," ujar seorang sumber yang tak ingin ditulis namanya.
(san)