Setelah Lokalisasi Dolly, Soekarwo Akan Tutup 23 Lokalisasi Lainnya

Jum'at, 20 Juni 2014 - 19:44 WIB
Setelah Lokalisasi Dolly, Soekarwo Akan Tutup 23 Lokalisasi Lainnya
Setelah Lokalisasi Dolly, Soekarwo Akan Tutup 23 Lokalisasi Lainnya
A A A
PONOROGO - Setelah berhasil menutup lokalisasi Dolly, Pemkot Surabaya akan kembali menutup 23 tempat lokalisasi lainnya yang ada di Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan, pemkab/pemkot ditargetkan harus menutup tempat-tempat prostitusi di daerahnya masing-masing pada akhir tahun ini.

Menurut Pakde Karwo, untuk menutup lokalisasi, pemkab/pemkot harus mengutamakan pendekatan persuasif kepada pekerja seks komersial (PSK) dan pihak-pihak yang bekerja di lokalisasi pelacuran di wilayahnya masing-masing. “Mereka (PSK) harus disadarkan. Pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan ulama dan tokoh masyarakat,” kata Soekarwo di Ponorogo, Jumat (20/6).

Bimbingan dari ulama, menurut dia, akan memberikan pencerahan PSK dari sisi spiritual. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota melalui dinas kesehatan perlu memberikan sosialisasi tentang dampak-dampak seks bebas secara lebih intens.

Tidak ketinggalan, peran dinas sosial juga penting untuk melakukan rehabilitasi kepada para PSK, misalnya, memberikan pelatihan ketrampilan.

Menurut Soekarwo melalui upaya itu akan mendukung penutupan lokalisasi di Jawa Timur yang ditargetkan tahun ini selesai. Hingga kini, lanjut dia, jumlah lokalisasi pelacuran yang tersebar di beberapa kabupaten/kota tinggal 23 tempat.

“Untuk menutupnya tinggal proses saja. Langkah yang dilakukan dengan pendekatan, diajak bicara dan ini bukan kekerasan,” katanya.

Dengan pendekatan dan mengajak bicara para pihak terkait, akan meredam gejolak saat sebelum maupun setelah lokaliasi ditutup. Bagi PSK maupun muncikari diberi uang saku untuk pulang ke rumah dan membuka usaha. Sedangkan bagi warga lain yang bekerja di lokalisasi juga akan diberi bantuan modal.

Hal ini, kata dia, seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya sebelum menutup lokalisasi Dolly–Jarak. Menurut dia, para PSK di tempat prostitusi itu, tidak hanya berasal dari Jawa Timur namun juga provinsi lain. “Mereka yang tadinya dari Bandung dipulangkan ke sana,” katanya.

Soekarwo menilai, penutupan lokalisasi menjadi penting salah satunya karena jumah penderita HIV/AIDS yang terus meningkat. “Sebelum nutup Dolly tiga bulan lalu, di Surabaya dan sekitarnya ada 81 penderita AIDS. Kemarin diketahui ada 218 orang penderita,” ujarnya.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4533 seconds (0.1#10.140)