Tidak Mau Kalah, PSK Dolly Gelar Deklarasi Tandingan
A
A
A
SURABAYA - Ribuan warga lokalisasi Dolly menggelar acara tumpengan di Jalan Jarak, Surabaya, tadi malam. Tempat ini merupakan jalur utama menuju lokalisasi Dolly. Acara yang dikemas dalam bentuk kenduri ini menunjukkan bahwa warga menolak penutupan.
Selain itu, juga menunjukkan bahwa masyarakat Dolly tetap kompak dan tidak datang ke deklarasi di gedung Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya.
Pantauan wartawan di lokasi, sekitar pukul 19.30 WIB, warga dari lokalisasi memadati perempatan Jalan Jarak. Nampak para PSK, mucikari, pemilik wisma dan warga sekitar lokalisasi membaur menjadi satu.
Para PSK datang ke lokasi mengenakan pakaian bebas, dengan berbekal masker penutup wajah. Tujuannya adalah menyembunyikan parasnya ketika sejumlah awak media mengambil gambar.
Deklarasi tandingan ini ditandai dengan pemotongan tumpeng. Sebelumnya, salah satu RW dan Modin di Kelurahan Putat Jaya memimpin doa dan diamini oleh sejumlah PSK yang hadir.
"Kita menunjukkan bahwa warga lokalisasi menolak penutupan. Ini buktinya mereka tidak datang ke deklarasi yang digelar di gedung Islamic Center. Saya tidak tahu siapa yang datang di situ," kata Koordinator Advokasi Front Pekerja Lokalisasi (FPL) Anissa, Rabu 18 Juni 2014 malam.
Perempuan berjilbab ini menunjukkan yang hadir dalam tumpengan ini adalah warga lokalisasi dan pekerja lokalisasi Dolly. Sehingga, jika ada yang mengklaim penutupan Dolly didukung oleh warga hanyalah omong kosong belaka.
"Kami sangat menyangkan dengan sikap pemerintah yang sepihak menutup Dolly. Warga dan pekerja lokalisasi Dolly tidak dilibatkan," jelasnya.
Deklarasi tandingan ditutup dengan pembacaan salawat. Hampir semua PSK Dolly ini bersalawat dan melantunkan doa. Sekitar pukul 21.00 WIB, deklarasi tandingan selesai. Sejumlah PSK kembali ke tempat masing-masing. Sementara warga yang lain tetap bersiaga memblokade jalan.
Selain itu, juga menunjukkan bahwa masyarakat Dolly tetap kompak dan tidak datang ke deklarasi di gedung Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya.
Pantauan wartawan di lokasi, sekitar pukul 19.30 WIB, warga dari lokalisasi memadati perempatan Jalan Jarak. Nampak para PSK, mucikari, pemilik wisma dan warga sekitar lokalisasi membaur menjadi satu.
Para PSK datang ke lokasi mengenakan pakaian bebas, dengan berbekal masker penutup wajah. Tujuannya adalah menyembunyikan parasnya ketika sejumlah awak media mengambil gambar.
Deklarasi tandingan ini ditandai dengan pemotongan tumpeng. Sebelumnya, salah satu RW dan Modin di Kelurahan Putat Jaya memimpin doa dan diamini oleh sejumlah PSK yang hadir.
"Kita menunjukkan bahwa warga lokalisasi menolak penutupan. Ini buktinya mereka tidak datang ke deklarasi yang digelar di gedung Islamic Center. Saya tidak tahu siapa yang datang di situ," kata Koordinator Advokasi Front Pekerja Lokalisasi (FPL) Anissa, Rabu 18 Juni 2014 malam.
Perempuan berjilbab ini menunjukkan yang hadir dalam tumpengan ini adalah warga lokalisasi dan pekerja lokalisasi Dolly. Sehingga, jika ada yang mengklaim penutupan Dolly didukung oleh warga hanyalah omong kosong belaka.
"Kami sangat menyangkan dengan sikap pemerintah yang sepihak menutup Dolly. Warga dan pekerja lokalisasi Dolly tidak dilibatkan," jelasnya.
Deklarasi tandingan ditutup dengan pembacaan salawat. Hampir semua PSK Dolly ini bersalawat dan melantunkan doa. Sekitar pukul 21.00 WIB, deklarasi tandingan selesai. Sejumlah PSK kembali ke tempat masing-masing. Sementara warga yang lain tetap bersiaga memblokade jalan.
(san)