Lokalisasi Dolly Ditutup, Bupati Kumpulkan Pejabat
A
A
A
SIDOARJO - Penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak oleh Pemkot Surabaya, membuat Bupati Sidoarjo Saifullah ketar-ketir. Pasalnya, ada kekhawatiran pekerja seks dari Dolly itu pindah mangkal di wilayah Sidoarjo.
Untuk itulah, SaifulIah mewanti-wanti kepada jajaran SKPD, Camat, Lurah dan Kades agar tidak ada penampungan bagi pekerja seks komersial (PSK) eks Dolly dan Jarak.
"Mereka sudah saya kumpulkan untuk mengantisipasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak," ujarnya, usai acara Silaturahmi Perusahaan yang mendapat penghargaan K3 di Pendopo Pemkab Sidoarjo, Rabu (18/6).
Dalam pertemuan dengan sejumlah SKPD, Camat, Lurah dan Kades untuk membahas dampak penutupan lokalisasi tersebut. Setiap wilayah Sidoarjo harus dimonitor oleh Camat dan Kades agar tidak ada lokalisasi baru di Sidoarjo.
Meski menolak kedatangan PSK yang menjajakan layanan seks di Sidoarjo. Bukan berarti Pemkab Sidoarjo melarang kedatangan mereka dan keluarga untuk bekerja dengan profesi lain.
SaifulIlah menegaskan, Pemkab Sidoarjo tidak melarang karena sebagai warga negara, eks PSK tersebut juga membutuhkan pekerjaan dan kehidupan yang layak. “Jadi kalau bekerja menjadi PSK dan mangkal di Sidoarjo, itu yang kami tolak," tegasnya.
Jika ada eks PSK yang tinggal di Sidoarjo, lanjut pria yang akrab disapa Abah Ipul itu, pihaknya akan meminta SKPD terkait termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo untuk memeriksa kondisi kesehatan eks PSK dan keluarganya.
Pemeriksaan tersebut untuk mengetahui dan meminimalisir penyebaran penyakit HIV/Aids di Sidoarjo. Apalagi, diperoleh informasi yang menyatakan sejumlah PSK Dolly dan Jarak ada yang terjangkit HIV/Aids. "Kita mengantisipasi saja, Sidoarjo sebagai kawasan penyangga Surabaya," jelas Abah Ipul.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Sidoarjo juga telah memberikan surat edaran terhadap sejumlah tempat hiburan untuk mengantisipasi kedatangan para PSK dari Surabaya. Pengawasan terhadap lokasi yang biasanya digunakan untuk mangkal PSK secara intensif dilakukan.
Seperti di Pasar Sapi Krian dan Tangkis Kali Porong yang biasanya menjadi tempat mangkal PSK. Termasuk juga warung remang-remang di Kota Delta. "Kita sudah antisipasi dengan mengirim surat ke tempat hiburan agar jangan menampung PSK," ujar Kepala Dinsosnakertrans Sidoarjo, HM. Husni Thamrin.
Bukan hanya itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Satpol PP untuk pengawasan. Dalam hal ini, razia tempat-tempat yang biasanya digunakan PSK mangkal.
Untuk itulah, SaifulIah mewanti-wanti kepada jajaran SKPD, Camat, Lurah dan Kades agar tidak ada penampungan bagi pekerja seks komersial (PSK) eks Dolly dan Jarak.
"Mereka sudah saya kumpulkan untuk mengantisipasi penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak," ujarnya, usai acara Silaturahmi Perusahaan yang mendapat penghargaan K3 di Pendopo Pemkab Sidoarjo, Rabu (18/6).
Dalam pertemuan dengan sejumlah SKPD, Camat, Lurah dan Kades untuk membahas dampak penutupan lokalisasi tersebut. Setiap wilayah Sidoarjo harus dimonitor oleh Camat dan Kades agar tidak ada lokalisasi baru di Sidoarjo.
Meski menolak kedatangan PSK yang menjajakan layanan seks di Sidoarjo. Bukan berarti Pemkab Sidoarjo melarang kedatangan mereka dan keluarga untuk bekerja dengan profesi lain.
SaifulIlah menegaskan, Pemkab Sidoarjo tidak melarang karena sebagai warga negara, eks PSK tersebut juga membutuhkan pekerjaan dan kehidupan yang layak. “Jadi kalau bekerja menjadi PSK dan mangkal di Sidoarjo, itu yang kami tolak," tegasnya.
Jika ada eks PSK yang tinggal di Sidoarjo, lanjut pria yang akrab disapa Abah Ipul itu, pihaknya akan meminta SKPD terkait termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo untuk memeriksa kondisi kesehatan eks PSK dan keluarganya.
Pemeriksaan tersebut untuk mengetahui dan meminimalisir penyebaran penyakit HIV/Aids di Sidoarjo. Apalagi, diperoleh informasi yang menyatakan sejumlah PSK Dolly dan Jarak ada yang terjangkit HIV/Aids. "Kita mengantisipasi saja, Sidoarjo sebagai kawasan penyangga Surabaya," jelas Abah Ipul.
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Sidoarjo juga telah memberikan surat edaran terhadap sejumlah tempat hiburan untuk mengantisipasi kedatangan para PSK dari Surabaya. Pengawasan terhadap lokasi yang biasanya digunakan untuk mangkal PSK secara intensif dilakukan.
Seperti di Pasar Sapi Krian dan Tangkis Kali Porong yang biasanya menjadi tempat mangkal PSK. Termasuk juga warung remang-remang di Kota Delta. "Kita sudah antisipasi dengan mengirim surat ke tempat hiburan agar jangan menampung PSK," ujar Kepala Dinsosnakertrans Sidoarjo, HM. Husni Thamrin.
Bukan hanya itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Satpol PP untuk pengawasan. Dalam hal ini, razia tempat-tempat yang biasanya digunakan PSK mangkal.
(ilo)