Warga Tretes Tolak Kehadiran PSK Dolly

Selasa, 17 Juni 2014 - 19:31 WIB
Warga Tretes Tolak Kehadiran...
Warga Tretes Tolak Kehadiran PSK Dolly
A A A
PASURUAN - Seiring rencana penutupan lokalisasi Dolly, Surabaya, warga di kawasan wisata Tretes menolak kedatangan para Pekerja Seks Komersial (PSK) ke wilayahnya. Eksodus PSK Dolly ini dikhawatirkan menjadikan kawasan wisata Tretes sebagai lokalisasi baru.

Kawasan Tretes sejatinya hanyalah kawasan wisata pegunungan yang kerap menjadi tujuan wisatawan. Meski bukan kawasan wisata esek-esek, sudah bukan rahasia lagi bahwa di kawasan tersebut bermukim ratusan PSK yang bernaung pada induk semangnya. Bisnis bawah tangan ini makin menjamur seiring dengan meningkatnya vila-vila kelas rakyat yang terjangkau harganya.

Beberapa waktu lalu, sejumlah tokoh masyarakat menggelar pertemuan untuk menyikapi rencana penutupan lokalisasi Dolly. Mereka bersepakat untuk menolak kehadiran PSK Dolly. Hingga saat ini, PSK yang bermukim di kawasan Tretes diperkirakan mencapai 300 orang.

"Kami menolak kedatangan PSK Dolly. Kami akan menangkal, jangan sampai kedatangan lagi. Kalau perlu justru mengurangi PSK yang sudah ada," kata Wanaji, Ketua RW 6, Lingkungan Tretes, Kelurahan/Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Menurut Wanaji, langkah awal mengantisipasi bedol desa PSK Dolly ini dengan melakukan pendataan terhadap PSK dan pemilik kos-kosan di kawasan Tretes. Mereka diwajibkan segera melapor jika mengetahui kedatangan orang baru yang diduga pindahan dari Dolly. "Kami sudah kumpulkan dan mendata anak-anak (PSK). Kami membuat kesepakatan agar jangan ada orang baru yang masuk di Tretes. Kalau mereka melanggar, akan diberikan peringatan," tandasnya.

Selama ini, warga sudah berupaya meminimalisir maraknya praktik prostitusi terselubung tersebut. Namun, bak jamur di musim penghujan, praktik ini justru tumbuh subur. Operasi ketertiban dari Satpol PP maupun kepolisian tidak membuat jera para pelaku. Bahkan, praktik pendukung lainnya, seperti peredaran minuman keras dan narkoba kian melengkapi.

Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengungkapkan bahwa penutupan lokalisasi Dolly ini tidak akan berimbas ke wilayahnya. Karena, di Kabupaten Pasuruan tidak pernah ada kawasan lokalisasi. Meski demikian, Pemkab Pasuruan telah mengantisipasi dan menyiapkan program jika eks PSK Dolly berasal dari Kabupaten Pasuruan.

"Di Kabupaten Pasuruan tidak pernah ada kawasan lokalisasi. Operasi penertiban dalam rangka menjaga ketertiban umum dilakukan di semua tempat. Pemkab tidak akan tinggal diam. Kami sudah mengantisipasi dan menyiapkan program-program pemberdayaan dan pembinaan masyarakat," kata Irsyad Yusuf.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0871 seconds (0.1#10.140)