Puluhan Media Massa 7 Negara Liput Penutupan Dolly

Selasa, 17 Juni 2014 - 18:58 WIB
Puluhan Media Massa 7 Negara Liput Penutupan Dolly
Puluhan Media Massa 7 Negara Liput Penutupan Dolly
A A A
SURABAYA - Ingar bingar upaya penutupan lokalisasi Dolly oleh Pemkot Surabaya ternyata juga menjadi perhatian dunia internasional. Setidaknya ada tujuh negera secara resmi meliput penutupan lokalisasi yang berada di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya ini.

Saputra, anggota Front Pekerja Lokalisasi (FPL) mengaku, beberapa kali melayani wawancara dari sejumlah media asing tersebut. Setidaknya, ada tujuh negara yang telah diberikan izin untuk melipiut segala bentuk berita di lokalisasi yang konon pernah terbesar se-Asia Tenggara itu.

"Ada tujuh media dari tujuh negara yang datang meliput. Belanda, Inggris, Jerman, Aljazirah, Australia, Perancis, dan Amerika. Saya lupa nama medianya satu persatu," kata pria yang juga Koordinatot Komunitas Pemuda Independen (KOPI) di lokalisasi Dolly, Selasa (17/6/2014).

Dia berharap, dengan banyaknya media asing dan pemberitaan di media tanah air semakin membuka mata dunia international bahwa ada pelanggaran HAM dalam proses penutupan lokalisasi ini.

Pria yang akrab dipanggil Pokemon ini mengaku, proses penutupan Dolly hanya sepihak yang dilakukan oleh pemerintah. Sementara masyarakat yang terlibat langsung di lokalisasi tidak pernah dilibatkan untuk berbicara dan menemukan solusi.

Sejumlah media Asing ini akan mengambil momentum deklarasi penutupan lokalisasi yang akan digelar di Gedung Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya. Aksi tersebut diprediksi akan memanas.

Karena FPL mengancam akan membukarkan deklarasi yang dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Menteri Sosial RI Salim Segaf al Jufri.

Sementara kondisi terkini di lokalisasi Dolly, sejumlah warga yang menolak pentupan terlihat berjaga-jaga. Aktivitas Dolly berjalan seperti biasanya nyaris tidak ada perubahan. Sejumlah PSK sekitar pukul 16.00 WIB sudah mulai duduk di sofa wisma untuk mencari para lelaki hidung belang.

Sedangkan, kondisi di depan Gedung Islamic Center terlihat penjagaan dari aparat Polrestabes Surabaya. Selain barikade kawat berduri, polisi juga menyiagakan 3 unit Water canon untuk menghalau massa yang akan masuk ke lokasi.
(ilo)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7721 seconds (0.1#10.140)