Dinkes Kota Bandung Investigasi Penyebab Keracunan Massal

Selasa, 17 Juni 2014 - 15:12 WIB
Dinkes Kota Bandung...
Dinkes Kota Bandung Investigasi Penyebab Keracunan Massal
A A A
BANDUNG - Hingga saat ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung masih mencari tahu penyebab keracunan massal yang menimpa karyawan, perawat, dan dokter RS Borromeus.

Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanegara mengatakan, pasca laporan tersebut pihaknya langsung menginstruksikan tim reaksi cepat untuk melakukan investigasi terkait keracunan yang menimbulkan korban hingga ratusan orang tersebut.

"Kita fokus pada korban agar tidak (ada) kejadian lebih buruk. Kita investigasi penyebabnya. Kita juga cari sisa-sisa makanan sebagai sampel," jelasnya kepada wartawan, Selasa (17/6/2014).

Seharusnya, kata Ahyani, setiap katering memiliki bank sampel yang menyimpan makanan sampel selama minimal 1x24 jam. Hal itu diperlukan lantaran bisa sangat membantu jika terjadi musibah seperti keracunan. "Untuk mengetahui apakah makanan tersebut ada kuman atau amuba dalam makanan, kita perlu cek lab. Tapi bisa saja itu bukan dari makanan, tapi dari penyimpanan atau saat perjalanan," bebernya.

Disinggung jika nantinya dari hasil investigasi katering tersebut melakukan kesalahan, Ahyani menegaskan pihaknya tidak akan segan memberikan sanksi. Saat ini, pihaknya masih mencari tahu asal-usul makanan dan menelusuri di mana lokasi katering tersebut berada. "Kalau kelalaian penyedia jasa dan terbukti ada kuman, bisa dicabut lisensi sertifikat kesehatan," tegasnya.

Ahyani menegaskan, setiap penyedia jasa makanan harus memenuhi standar dan memiliki izin usaha. Termasuk menggunakan prosedur syarat sehat saat pendistribusian.

Diberitakan sebelumnya, dokter, perawat, dan karyawan RS Borromeus keracunan setelah mengonsumsi makanan ringan yang berasal dari katering. "Makannya itu pada Jumat siang. Makan itu antara pukul 9 sampai jam 12. Dan korban baru muncul (berobat) pada Jumat malam sampai Sabtu pagi," kata Dirut RS Borromeus dr Suriyanto.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0238 seconds (0.1#10.140)