Warga Putat Jaya Bubarkan Aksi Dukung Penutupan Dolly
A
A
A
SURABAYA - Puluhan orang sekitar pukul 09.00 WIB menggelar aksi unjuk rasa mendukung penutupan lokalisasi Dolly di depan kantor Kelurahan Putat Jaya, Jum'at (13/6/2014).
Sayangnya, aksi tersebut tidak berlangsung lama karena warga setempat langsung membubarkan jalannya aksi.
Anggota Front Pekerja Lokalisasi (FPL), elemen yang menolak penutupan lokalisasi Dolly, Saputro mengatakan, aksi yang dilakukan dengan cara memberi tandatangan dukungan atas penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu tak hanya dibubarkan warga, tapi juga aparat kepolisian setempat.
Diduga, puluhan orang tersebut bukan warga asli sekitar lokalisasi Dolly Kelurahan Putat Jaya.
Saputro menyebut mereka yang aksi mendukung penutupan adalah orang-orang luar Putat Jaya dan menggalang aksi karena ada bayaran dari pihak tertentu.
"Mereka itu orang bayaran semua, tidak ada yang asli warga Dolly. Makanya, polisi juga ikut membantu membubarkan karena tahu mereka orang luar," katanya.
Pria berambut panjang ini menandaskan, baik warga Putat Jaya, pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari Dolly saat ini sudah siap siaga untuk melawan segala bentuk serangan dari Pemerintah Kota (Pemkot).
Pihaknya sendiri terus berupaya agar pemkot batal melakukan penutupan lokalisasi yang dibangun noni Belanda Dolly Van Der Mart ini.
Salah satunya dengan mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan meminta agar pemkot tidak melakukan penutupan. "Kami siap melawan, ini pemerintahan yang jahat. Warga sudah siap semua," tandasnya.
Sayangnya, aksi tersebut tidak berlangsung lama karena warga setempat langsung membubarkan jalannya aksi.
Anggota Front Pekerja Lokalisasi (FPL), elemen yang menolak penutupan lokalisasi Dolly, Saputro mengatakan, aksi yang dilakukan dengan cara memberi tandatangan dukungan atas penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu tak hanya dibubarkan warga, tapi juga aparat kepolisian setempat.
Diduga, puluhan orang tersebut bukan warga asli sekitar lokalisasi Dolly Kelurahan Putat Jaya.
Saputro menyebut mereka yang aksi mendukung penutupan adalah orang-orang luar Putat Jaya dan menggalang aksi karena ada bayaran dari pihak tertentu.
"Mereka itu orang bayaran semua, tidak ada yang asli warga Dolly. Makanya, polisi juga ikut membantu membubarkan karena tahu mereka orang luar," katanya.
Pria berambut panjang ini menandaskan, baik warga Putat Jaya, pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari Dolly saat ini sudah siap siaga untuk melawan segala bentuk serangan dari Pemerintah Kota (Pemkot).
Pihaknya sendiri terus berupaya agar pemkot batal melakukan penutupan lokalisasi yang dibangun noni Belanda Dolly Van Der Mart ini.
Salah satunya dengan mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan meminta agar pemkot tidak melakukan penutupan. "Kami siap melawan, ini pemerintahan yang jahat. Warga sudah siap semua," tandasnya.
(sms)