Kades Klumprit Bantah Tawari Uang Damai kepada Keluarga Fajar

Senin, 26 Mei 2014 - 12:05 WIB
Kades Klumprit Bantah...
Kades Klumprit Bantah Tawari Uang Damai kepada Keluarga Fajar
A A A
SUKOHARJO - Kepala Desa Klumprit, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Hartana membantah dirinya menawari sejumlah uang damai kepada pihak keluarga Fajar Nur Murdianto untuk mencabut laporan kematian Fajar yang diduga akibat dianiaya rekan sekelasnya.

Namun, Hartana tidak menampik bila pihaknya mendatangi pihak keluarga Fajar untuk mencari solusi perdamaian secara kekeluargaan. "Kalau saya menawari sejumlah uang damai kepada keluarga Fajar, itu tidak benar. Tapi, kalau saya mendatangi keluarga Fajar untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan dan jangan sampai ke jalur hukum, memang benar," papar Hartana di SDN Klumprit 1, Mojolaban, Sukoharjo, Senin (26/5/2014).

Menurut Hartana, apa yang dilakukan dirinya dengan mendatangi pihak keluarga korban, bukan karena berpihak kepada keluarga siswa yang diduga sebagai otak penganiayaan terhadap Fajar. Kedatangan dirinya ke rumah Fajar, karena tidak ingin ada pihak-pihak lain yang memang sangat tidak menyukai keluarga siswa yang diduga melakukan penganiayaan tersebut, memanfaatkan kasus ini untuk memperkeruh keadaan dengan memanas-manasi keluarga korban agar bertindak anarkis.

Selain itu, pelaku maupun para siswa lainnya masih berusia anak-anak. Sehingga kasihan bila waktu belajar yang seharusnya menjadi hak dari anak-anak ini terbuang karena harus menjalani rentetan pemeriksaan yang akan dilakukan pihak kepolisian. "Masak anak-anak yang seharusnya belajar di sekolah dan bermain di rumah terbuang percuma karena harus menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Udah, itu saja alasan saya," paparnya.

Sebaliknya, Hartana justru melihat pihak keluarga korban maupun keluarga yang diduga sebagai otak pelaku penganiayaan ini sebenarnya mau menyelesaikan secara kekeluargaan. Namun, karena uang ganti rugi tidak sesuai, kasus ini ada yang membesar-besarkannya.

Terpisah, Wiji Ciptowiyono, ayah Fajar Nur Murdianto membantah tudingan tersebut. Menurut Wiji, apa yang diutarakan Hartana sama sekali tidak benar. Sebaliknya, dirinya tetap ingin kematian anaknya ini diproses hingga ke pengadilan. "Harus dihukum seberat-beratnya, tidak ada itu kompromi-kompromian. Semuanya harus dibawa ke pengadilan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Fajar Nur Murdianto, siswa kelas V SDN Klumprit 01, tewas karena diduga dikeroyok empat orang teman sekelasnya. Fajar sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukoharjo, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir Minggu (25/5/2014) sekitar pukul 05.00 WIB.

"Fajar ini di kelas dikenal anak yang pintar. Keempat temannya ini sering meminta contekan ke Fajar. Karena sering dimintai contekan, Fajar menolak. Dan, keempat temannya ini marah terus mengeroyoknya," cerita Agus, tetangga korban, Minggu (25/5/2014).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0747 seconds (0.1#10.140)