Tingginya Kematian Ayam Picu Kenaikan Harga

Jum'at, 23 Mei 2014 - 10:28 WIB
Tingginya Kematian Ayam Picu Kenaikan Harga
Tingginya Kematian Ayam Picu Kenaikan Harga
A A A
GARUT - Selain tingginya harga pakan, kenaikan harga daging ayam di tingkat pedagang disebabkan oleh menurunnya jumlah bibit ayam broiler. Penurunan bibit menyebabkan stok ayam jenis pedaging berkurang di pasaran.

Ajan (50), seorang peternak ayam asal Kampung Cihuni, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menuturkan, peternakan tempat ia bekerja biasa mendapatkan kiriman bibit dari luar kota. Sejumlah daerah pemasok bibit ayam yang biasa mengirim adalah Tangerang dan Subang.

"Kami mendapat kiriman ayam ini dari tempat lain yang membibitkan atau menetaskan ayam. Kami biasa mendapat kiriman dari Tangerang dan Subang," kata Ajan saat ditemui, Jumat (23/5/2014).

Menurutnya, bibit yang dikirim dalam kurun waktu tiga bulan terakhir tidak memiliki kualitas yang baik. Ajan menjelaskan, rendahnya kualitas bibit yang dikirim dapat terlihat pada banyaknya ayam yang mati saat peternakannya mendapat kiriman.

"Ayam yang telah menetas langsung dikirim ke sini, jadi usianya baru satu hari. Namun, karena kualitasnya tidak baik, saat diturunkan dari mobil angkutan ke kandang di sini sudah banyak bibit yang ditemukan mati. Ayam-ayam yang ada di sini (peternakan) baru berusia dua hari karena baru dikirim dua hari yang lalu," ungkapnya.

Selama dia beternak, tambah Ajan, hal ini biasanya disebabkan oleh masih mudanya indukan bibit ayam. Peremajaan indukan ayam memang rutin dilakukan setiap tahun karena indukan ayam yang sebelumnya telah memasuki usia tua dan tidak produktif.

"Sehingga memang ayam yang dihasilkan di awal-awal berkualitas seperti ini. Tapi biasanya pada pengiriman selanjutnya nanti, kualitasnya akan berangsur normal," ujarnya.

Setiap pengiriman, peternakan yang ia kelola biasa mendapat kiriman sebanyak 17.000 ekor bibit ayam. Penurunan kualitas bibit menyebabkan tingkat kematian ayam di peternakannya mencapai 2.000 ekor.

"Faktor tingginya kematian ayam juga dipengaruhi oleh cuaca. Jika di pagi dan siang hari cuaca panas, kemudian tiba-tiba hujan di sore hari, pasti akan ada ayam yang mati juga. Sewaktu kualitas bibit ayam bagus, paling tinggi kematian ayam haya 200 ekor, tidak sampai ribuan jumlahnya," paparnya.

Terkait pengaruh harga pakan, Ajan mengaku hal itu akan lebih berpengaruh pada saat bibit-bibit ayam ini berada di peternakan yang sifatnya penggemukan. Peternakan tempat ia mencari nafkah ini, tidak melakukan penggemukan.

"Kami hanya membesarkan bibit ayam saja selama 26 hingga 35 hari. Setelah itu, bibit ayam dikirim kembali ke peternakan lain di luar kota. Kami cuma menjual ayam dengan hitungan kilogram (kg). Rata-rata kami jual ayam per 1,2 kg atau 1,3 kg," ujarnya.

Dari informasi yang dihimpun, saat ini harga pakan untuk ternak ayam per kilogram adalah Rp8.000. Sebelumnya, harga pakan per kg berada di kisaran Rp7.200-Rp7.300.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9708 seconds (0.1#10.140)