Warga Klaten Resah Kabar Gas Beracun Merapi
A
A
A
KLATEN - Warga Klaten, Jawa Tengah khususnya yang berada di lereng Merapi resah menyusul kabar munculnya gas beracun dari puncak gunung.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, isu gas beracun itu pertama kali muncul pada Selasa (20/5) siang. Isu itu bergulir setelah warga membaca berita dari salah satu media online nasional.
Dalam berita itu disebutkan akhir-akhir ini gunung teraktif di Indonesia itu sering mengeluarkan gas CO2, gas tersebut mengandung racun dan berbahaya jika dihirup oleh warga.
Salah seorang warga, Sedayu, mengatakan berita itu menjadi perbincangan hangat di kalangan warga di lereng Merapi. Berita itu dengan cepat menyebar ke sebagian besar warga yang ada di lereng Merapi seperti Kecamatan Kemalang, Kecamatan Manisrenggo dan menyebar hingga ke beberapa wilayah di daerah bawah.
Mengetahui kondisi itu, banyak warga yang khawatir isu yang muncul itu menjadi kenyataan. Apalagi saat ini gunung tersebut sering mengeluarkan asap putih ke udara. Meskipun asap itu terlihat tipis dan tidak sampai menjulang tinggi hingga ribuan meter.
“Ya ada rasa takut yang muncul ketika ada kabar itu, setelah itu banyak warga yang mencari tahu kepada para relawan dan tim Search And Rescue yang ada di sekitar Merapi,” ucapnya, Rabu (21/5/2014).
Kegelisahan sebagian warga kini hilang setelah para tim relawan memberi pengertian mengenai ketidakbenaran isu gas beracun tersebut. Dia berharap isu gas beracun jangan lagi digulirkan, karena merugikan warga yang hidup di sekitar lokasi.
Sementara itu Koordinator Rescue Turahan Awu Induk Balerantr 907, Suharno, mengatakan isu itu sempet meresahkan warga yang ada di lereng merapi. Akan tetapi setelah dikonsultasikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan BPPTK Jogja, berita yang menggegerkan warga di lereng Merapi itu tidak benar.
Ia juga mengatakan saat ini Gunung Merapi masih dalam Status Waspada, sehingga masyarakat juga diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan mereka. Akan tetapi masyarakat tidak perlu mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
“Isu itu tidak benar dan Gunung Merapi tidak mengeluarkan gas beracun, sehingga warga diharapkan untuk tenang,” tegasnya.
Keterangan yang dihimpun menyebutkan, isu gas beracun itu pertama kali muncul pada Selasa (20/5) siang. Isu itu bergulir setelah warga membaca berita dari salah satu media online nasional.
Dalam berita itu disebutkan akhir-akhir ini gunung teraktif di Indonesia itu sering mengeluarkan gas CO2, gas tersebut mengandung racun dan berbahaya jika dihirup oleh warga.
Salah seorang warga, Sedayu, mengatakan berita itu menjadi perbincangan hangat di kalangan warga di lereng Merapi. Berita itu dengan cepat menyebar ke sebagian besar warga yang ada di lereng Merapi seperti Kecamatan Kemalang, Kecamatan Manisrenggo dan menyebar hingga ke beberapa wilayah di daerah bawah.
Mengetahui kondisi itu, banyak warga yang khawatir isu yang muncul itu menjadi kenyataan. Apalagi saat ini gunung tersebut sering mengeluarkan asap putih ke udara. Meskipun asap itu terlihat tipis dan tidak sampai menjulang tinggi hingga ribuan meter.
“Ya ada rasa takut yang muncul ketika ada kabar itu, setelah itu banyak warga yang mencari tahu kepada para relawan dan tim Search And Rescue yang ada di sekitar Merapi,” ucapnya, Rabu (21/5/2014).
Kegelisahan sebagian warga kini hilang setelah para tim relawan memberi pengertian mengenai ketidakbenaran isu gas beracun tersebut. Dia berharap isu gas beracun jangan lagi digulirkan, karena merugikan warga yang hidup di sekitar lokasi.
Sementara itu Koordinator Rescue Turahan Awu Induk Balerantr 907, Suharno, mengatakan isu itu sempet meresahkan warga yang ada di lereng merapi. Akan tetapi setelah dikonsultasikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan BPPTK Jogja, berita yang menggegerkan warga di lereng Merapi itu tidak benar.
Ia juga mengatakan saat ini Gunung Merapi masih dalam Status Waspada, sehingga masyarakat juga diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan mereka. Akan tetapi masyarakat tidak perlu mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
“Isu itu tidak benar dan Gunung Merapi tidak mengeluarkan gas beracun, sehingga warga diharapkan untuk tenang,” tegasnya.
(lns)