Sulsel Kekurangan Dokter Spesialis
A
A
A
MAKASSAR - Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) menyebut Kawasan Timur Indonesia (KTI) termasuk Sulawesi Selatan (Sulsel), masih kekurangan dokter ahli atau spesialis. Untuk itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, utamanya pemerintah untuk mendorong penambahan dokter spesialis di kawasan ini.
Demikian dikatakan Wakil Ketua I KKI I Putu Suprapta. Menurutnya, minimnya dokter ahli di KTI ini menjadi perhatian KKI untuk mendorong agar dokter ahli semakin banyak di kawasan ini. "Misalnya kalau ada pembangunan rumah sakit baru, maka kami mengupayakan agar dokter ahlinya semakin banyak. Lebih diharapkan lagi dokter ahli itu berasal dari KTI sendiri," kata Putu di sela-sela Rapat Koordinasi KKI di Hotal Arya Duta, Makassar, Selasa (20/5/2014).
Bahkan, lanjut Putu pihaknya meminta pemerintah daerah agar membantu peningkatan kualitas dokter ini. "Kami berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk membantu para dokter yang hendak mengambil spesialisnya. Itu bisa mempercepat pemenuhan kebutuhan dokter ahli," jelasnya.
Secara statistik tidak disebutkan jumlah kebutuhan dokter ahli. Namun, melihat perkembangan KTI yang berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, kelengkapan dokter ahli ini dinilai sangat penting. Apalagi jika dibandingkan dengan daerah Jawa dan Sumatera, jumlah dokter ahli di KTI masih sangat minim.
Sementara, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menilai kebutuhan dokter ahli itu bukan hal urgen yang harus diprioritaskan pemerintah. Ia lebih memilih membiayai kuliah mahasiswa yang tidak mampu ketimbang mengupayakan spesialisasi bagi dokter.
"Banyak hal prioritas yang tidak kalah pentingnya dibiayai dari anggaran kesehatan. Kalau dokter ahli, saya pikir dokternya masih bisa membiayai kuliahnya sendiri, kan sudah punya penghasilan," kata Syahrul di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (20/5/2014).
Demikian dikatakan Wakil Ketua I KKI I Putu Suprapta. Menurutnya, minimnya dokter ahli di KTI ini menjadi perhatian KKI untuk mendorong agar dokter ahli semakin banyak di kawasan ini. "Misalnya kalau ada pembangunan rumah sakit baru, maka kami mengupayakan agar dokter ahlinya semakin banyak. Lebih diharapkan lagi dokter ahli itu berasal dari KTI sendiri," kata Putu di sela-sela Rapat Koordinasi KKI di Hotal Arya Duta, Makassar, Selasa (20/5/2014).
Bahkan, lanjut Putu pihaknya meminta pemerintah daerah agar membantu peningkatan kualitas dokter ini. "Kami berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk membantu para dokter yang hendak mengambil spesialisnya. Itu bisa mempercepat pemenuhan kebutuhan dokter ahli," jelasnya.
Secara statistik tidak disebutkan jumlah kebutuhan dokter ahli. Namun, melihat perkembangan KTI yang berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, kelengkapan dokter ahli ini dinilai sangat penting. Apalagi jika dibandingkan dengan daerah Jawa dan Sumatera, jumlah dokter ahli di KTI masih sangat minim.
Sementara, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menilai kebutuhan dokter ahli itu bukan hal urgen yang harus diprioritaskan pemerintah. Ia lebih memilih membiayai kuliah mahasiswa yang tidak mampu ketimbang mengupayakan spesialisasi bagi dokter.
"Banyak hal prioritas yang tidak kalah pentingnya dibiayai dari anggaran kesehatan. Kalau dokter ahli, saya pikir dokternya masih bisa membiayai kuliahnya sendiri, kan sudah punya penghasilan," kata Syahrul di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (20/5/2014).
(zik)