Santriwati sakit dibiarkan tewas di pondok pesantren
A
A
A
Sindonews.com - Seorang santriwati di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, ditemukan terbaring kaku dalam kamar pondokannya. Diduga, santri tersebut tewas lantaran sakit yang dideritanya.
Ironisnya, pihak pegelola pesantren UN, tidak melakukan tindakan dengan membawa korban ke rumah sakit setempat, saat santri tersebut mengeluh sakit, untuk mendapatkan perawatan insentif dari pihak rumah sakit.
Isak tangis dan rasa sedih yang mendalam mewarnai saat keluarga dan kerabat santriwati Siti Nur Hasanah menghadiri proses pemakaman berlangsung. Warga asal Timur Leste ini di makamkan di belakang pondok pesantrennya.
Dua tahun sudah Siti Nurhasana (16), santriwati yang masih duduk di bangku Tsanwiyah kelas dua, belajar ilmu agama, di Pondok Pesantren Darul Iqtidzam, di Dusun Embo, Desa Urateatimur.
Awalnya, Siti Nurhasana ditemukan kaku oleh adiknya sendiri, saat hendak di bangunkan dari tidurnya. Lantaran panik, dia pun meminta bantuan ke sejumlah teman se pondokannya, kemudian dilaporkan ke guru yayasannya.
Kemudian, jenazah dibawa kebidang terdekat untuk diperiksa. Akibat sakit yang dideritanya tak kunjung sembuh, bahkan dari pihak yayasan tidak berusaha membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Akibatnya, Siti Nurhasan meninggal di dalam kamar yang sudah kaku, akibat penyakitnya. Bahkan saat pemakaman, hanya terlihat para santriwati yang mengiringi kepergian temannya. Sementara kepala Yayasan Tsanwiyah tidak terlihat.
Pihak keluarga merasa kecewa dengan sikap yang seolah-olah melantarkan santrinya. Tanpa ada usaha sebelumnya untuk dibawa ke rumah sakit mendapatkan perawatan.
Ironisnya, pihak pegelola pesantren UN, tidak melakukan tindakan dengan membawa korban ke rumah sakit setempat, saat santri tersebut mengeluh sakit, untuk mendapatkan perawatan insentif dari pihak rumah sakit.
Isak tangis dan rasa sedih yang mendalam mewarnai saat keluarga dan kerabat santriwati Siti Nur Hasanah menghadiri proses pemakaman berlangsung. Warga asal Timur Leste ini di makamkan di belakang pondok pesantrennya.
Dua tahun sudah Siti Nurhasana (16), santriwati yang masih duduk di bangku Tsanwiyah kelas dua, belajar ilmu agama, di Pondok Pesantren Darul Iqtidzam, di Dusun Embo, Desa Urateatimur.
Awalnya, Siti Nurhasana ditemukan kaku oleh adiknya sendiri, saat hendak di bangunkan dari tidurnya. Lantaran panik, dia pun meminta bantuan ke sejumlah teman se pondokannya, kemudian dilaporkan ke guru yayasannya.
Kemudian, jenazah dibawa kebidang terdekat untuk diperiksa. Akibat sakit yang dideritanya tak kunjung sembuh, bahkan dari pihak yayasan tidak berusaha membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Akibatnya, Siti Nurhasan meninggal di dalam kamar yang sudah kaku, akibat penyakitnya. Bahkan saat pemakaman, hanya terlihat para santriwati yang mengiringi kepergian temannya. Sementara kepala Yayasan Tsanwiyah tidak terlihat.
Pihak keluarga merasa kecewa dengan sikap yang seolah-olah melantarkan santrinya. Tanpa ada usaha sebelumnya untuk dibawa ke rumah sakit mendapatkan perawatan.
(san)