Aktivitas Gunung Merapi menurun
A
A
A
Sindonews.com - Warga Lereng Merapi, Kabupaten Klaten, diminta untuk tetap menjaga kewaspadaan mereka, selama beberapa hari kedepan. Meskipun saat ini, Gunung Merapi, mulai menurun aktivitasnya dibandingkan beberapa hari lalu.
Koordinator Relawan Merapi Induk Balerante 907 Suharno mengatakan, beberapa hari terakhir ini Gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menunjukkan aktivitasnya seperti biasa. Suara dentuman yang beberapa waktu lalu sempat terdengar, saat ini sudah jarang terdengar.
Tidak hanya itu, suara gemuruh seperti orang memasak air juga sudah jarang terdengar dari daerah-daerah lereng Merapi, seperti, Balerante, Kemalang, Tegalmulya dan Sidorejo. “Saat ini aktivitas gunung sudah mulai mereda,” ucapnya, kepada wartawan, Selasa (13/5/2014).
Dia mengatakan, dengan penurunan kondisi itu, warga yang tinggal di Lereng Merapi, saat ini sudah melakukan aktivitas seperti biasa, tanpa rasa khawatir. Menurutnya warga tetap bekerja ke lading dan mencari rumput di sekitar lereng Merapi.
Meskipun demikian, pihaknya meminta agar warga yang tinggal di lereng Merapi untuk menjaga kewaspadaan Mereka. Pasalnya, saat ini gunung teraktif di dunia itu, statusnya belum diturunkan menjadi aktif normal. Dengan kondisi itu, segala kemungkinan bisa terjadi setiap saat.
“Kewaspadaan tetap kita utamakan, sampai saat ini warga yang tinggal di daerah Kawasan rawan Bencana (KRB) masih melakukan ronda malam, untuk mengamati Gunung Merapi,” terangnya.
Sementara itu, salah seornag warga, Dharto mengatakan, meskipun akhir-akhir ini Merapi aktivitasnya menurun. Namun gunung itu masih sangat berbahaya. Menurutnya dari pengalaman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, jika Gunung Merapi sudah naik statusnya, maka kemungkinan untuk menurun kembali akan sangat kecil.
Menurutnya gunung itu akan meletus terlebih dahulu, sebelum kembali beraktivitas normal seperti sebelumnya. “Sejak saya kecil, saat status gunung naik, pasti diakhiri dengan letusan, meskipun itu besaranya bervariasi,” pungkasnya.
Koordinator Relawan Merapi Induk Balerante 907 Suharno mengatakan, beberapa hari terakhir ini Gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menunjukkan aktivitasnya seperti biasa. Suara dentuman yang beberapa waktu lalu sempat terdengar, saat ini sudah jarang terdengar.
Tidak hanya itu, suara gemuruh seperti orang memasak air juga sudah jarang terdengar dari daerah-daerah lereng Merapi, seperti, Balerante, Kemalang, Tegalmulya dan Sidorejo. “Saat ini aktivitas gunung sudah mulai mereda,” ucapnya, kepada wartawan, Selasa (13/5/2014).
Dia mengatakan, dengan penurunan kondisi itu, warga yang tinggal di Lereng Merapi, saat ini sudah melakukan aktivitas seperti biasa, tanpa rasa khawatir. Menurutnya warga tetap bekerja ke lading dan mencari rumput di sekitar lereng Merapi.
Meskipun demikian, pihaknya meminta agar warga yang tinggal di lereng Merapi untuk menjaga kewaspadaan Mereka. Pasalnya, saat ini gunung teraktif di dunia itu, statusnya belum diturunkan menjadi aktif normal. Dengan kondisi itu, segala kemungkinan bisa terjadi setiap saat.
“Kewaspadaan tetap kita utamakan, sampai saat ini warga yang tinggal di daerah Kawasan rawan Bencana (KRB) masih melakukan ronda malam, untuk mengamati Gunung Merapi,” terangnya.
Sementara itu, salah seornag warga, Dharto mengatakan, meskipun akhir-akhir ini Merapi aktivitasnya menurun. Namun gunung itu masih sangat berbahaya. Menurutnya dari pengalaman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, jika Gunung Merapi sudah naik statusnya, maka kemungkinan untuk menurun kembali akan sangat kecil.
Menurutnya gunung itu akan meletus terlebih dahulu, sebelum kembali beraktivitas normal seperti sebelumnya. “Sejak saya kecil, saat status gunung naik, pasti diakhiri dengan letusan, meskipun itu besaranya bervariasi,” pungkasnya.
(san)