8 desa di Boyolali diminta mewaspadai Merapi
A
A
A
Sindonews.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, mengimbau warga yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi untuk meningkatkan kewaspadaan. Mereka diminta untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
Kepala BPBD Boyolali Siyitno mengatakan, saat ini ada delapan desa di Kabupaten Boyolali yang masuk dalam wilayah KRB. Delapan desa itu terletak di tiga kecamatan yakni Selo, Cepogo dan Musuk.
Menurutnya dari delapan desa itu enam diantaranya berada di wilayah Selo, yakni Desa Suroteleng, Samiran, Lencoh, Tlogolele, Klakah dan Jrakah. Sedangkan dua desa lainya masing-masing berada di wilayah Cepogo dan Musuk.
Suyitno mengatakan, dengan meningkatkan kewaspadaan, nantinya warga dapat menyelamatkan diri saat Merapi benar-benar terjadi erupsi.
Sehingga nantinya korban jiwa dan material yang ditimbulkan akibat bencana musiman itu dapat diminimalisasi.
Selain meminta masyarakat untuk waspada, dia juga telah menjalin kerjasama denagn pihak TNI/Polri beserta Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Kerjasama antar instasi itu dilakukan untuk memetakan jalur-jalur evakuasi bagi warga yang tinggal di wilayah KRB.
“Kita petakan jalur evakuasi, selain itu peran TNI dan Polri juga sangat penting untuk membantu proses evakuasi,” ungkapnya, Jumat siang (2/5/2014).
Sementara itu Komandan Search And Rescue (SAR) Kabupaten Boyolali, Kurniawan Fajar, saat ini telah melakukan inventarisasi kendaraan milik warga yang tinggal di wilayah KRB.
Inventarisasi itu dilakukan untuk mengetahui banyaknya kendaraan yang ada di wilayah itu. Inventariasasi itu juga dilakukan untuk memastikan ketersiadaan kendaraan yang nantinya bakal dipakai untuk proses evakuasi saat Merapi meletus.
“Kita saat ini sudah menginventarisir kendaraan yang ada, nantinya kendaran itu bakal dipakai untuk proses evakuasi warga saat kondisi Merapi terus memburuk,” tandasnya.
Kepala BPBD Boyolali Siyitno mengatakan, saat ini ada delapan desa di Kabupaten Boyolali yang masuk dalam wilayah KRB. Delapan desa itu terletak di tiga kecamatan yakni Selo, Cepogo dan Musuk.
Menurutnya dari delapan desa itu enam diantaranya berada di wilayah Selo, yakni Desa Suroteleng, Samiran, Lencoh, Tlogolele, Klakah dan Jrakah. Sedangkan dua desa lainya masing-masing berada di wilayah Cepogo dan Musuk.
Suyitno mengatakan, dengan meningkatkan kewaspadaan, nantinya warga dapat menyelamatkan diri saat Merapi benar-benar terjadi erupsi.
Sehingga nantinya korban jiwa dan material yang ditimbulkan akibat bencana musiman itu dapat diminimalisasi.
Selain meminta masyarakat untuk waspada, dia juga telah menjalin kerjasama denagn pihak TNI/Polri beserta Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Kerjasama antar instasi itu dilakukan untuk memetakan jalur-jalur evakuasi bagi warga yang tinggal di wilayah KRB.
“Kita petakan jalur evakuasi, selain itu peran TNI dan Polri juga sangat penting untuk membantu proses evakuasi,” ungkapnya, Jumat siang (2/5/2014).
Sementara itu Komandan Search And Rescue (SAR) Kabupaten Boyolali, Kurniawan Fajar, saat ini telah melakukan inventarisasi kendaraan milik warga yang tinggal di wilayah KRB.
Inventarisasi itu dilakukan untuk mengetahui banyaknya kendaraan yang ada di wilayah itu. Inventariasasi itu juga dilakukan untuk memastikan ketersiadaan kendaraan yang nantinya bakal dipakai untuk proses evakuasi saat Merapi meletus.
“Kita saat ini sudah menginventarisir kendaraan yang ada, nantinya kendaran itu bakal dipakai untuk proses evakuasi warga saat kondisi Merapi terus memburuk,” tandasnya.
(sms)