Letusan Gunung Merapi sulit diprediksi
A
A
A
Sindonews.com - Kendati sering mengeluarkan dentuman yang menggelar, Gunung Merapi yang berada di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah tak menunjukan adanya erupsi atau letusan, baik skala kecil (minor) atau eksplosif (letusan besar).
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono menyampaikan, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan Gunung Merapi akan meletus. Meski demikian, pihaknya bisa mengetahui tanda-tanda gunung akan meletus.
"Seandainya saya tahu, anda orang pertama di dunia ini yang mengetahuinya terlebih dahulu. Tidak ada yang tahu kapan akan meletus," kata Surono, kepada wartawan usai dialog 'Apa Kabar Merapi' di Kantor BPPTKG Yogyakarta, Jumat (2/5/2014).
Dia menambahkan, berubah status suatu gunung api, dari waspada, siaga, hingga awas, bukan untuk mengetahui gunung tersebut meletus. Tetapi, menunjukan pada masyarakat tentang aktivitas yang ada di dalam gunung tersebut.
"Hak Merapi punya status waspada, siaga, dan awas. Hak warga di sekitar Merapi diberi peringatan dini status gunung dan kemana jalan keluar. Itu saja, tidak ada yang tahu kapan waktunya meletus," imbuh Mbah Rono, sapaan akrab Surono.
Menurutnya, status waspada pada Gunung Merapi bukan untuk meramalkan kapan gunung tersebut akan meletus. Tapi, merupakan aktivitas gunung yang sedang terjadi. "Kita bukan peramal, status gunung itu lebih pada perjalanan aktivitas yang terjadi," bebernya.
Senada, Kepala BPPTKG Yogyakarta Subandrio mengatkan, prediksi akan terjadinya letusan minor pada Merapi bisa meleset. "Itulah fenomena alam, tidak ada yang bisa mengetahui kapan Gunung Merapi meletus," tukasnya.
Sebagaimana diketahui, BPPTKG Yogyakarta menaikan satu level status Merapi pada normal menjadi waspada, pada Rabu 29 April 2014, tepat pukul 23.50 WIB.
Peningkatan status itu lebih pada indikasi letusan minor yang akan terjadi, karena adanya gempa tektonik dan low frekuensi di Gunung Merapi. Suara gemuruh disertai dentuman menggelegar sebagai acuhan BPPTKG Yogyakarta menaikan status menjadi waspada.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono menyampaikan, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan Gunung Merapi akan meletus. Meski demikian, pihaknya bisa mengetahui tanda-tanda gunung akan meletus.
"Seandainya saya tahu, anda orang pertama di dunia ini yang mengetahuinya terlebih dahulu. Tidak ada yang tahu kapan akan meletus," kata Surono, kepada wartawan usai dialog 'Apa Kabar Merapi' di Kantor BPPTKG Yogyakarta, Jumat (2/5/2014).
Dia menambahkan, berubah status suatu gunung api, dari waspada, siaga, hingga awas, bukan untuk mengetahui gunung tersebut meletus. Tetapi, menunjukan pada masyarakat tentang aktivitas yang ada di dalam gunung tersebut.
"Hak Merapi punya status waspada, siaga, dan awas. Hak warga di sekitar Merapi diberi peringatan dini status gunung dan kemana jalan keluar. Itu saja, tidak ada yang tahu kapan waktunya meletus," imbuh Mbah Rono, sapaan akrab Surono.
Menurutnya, status waspada pada Gunung Merapi bukan untuk meramalkan kapan gunung tersebut akan meletus. Tapi, merupakan aktivitas gunung yang sedang terjadi. "Kita bukan peramal, status gunung itu lebih pada perjalanan aktivitas yang terjadi," bebernya.
Senada, Kepala BPPTKG Yogyakarta Subandrio mengatkan, prediksi akan terjadinya letusan minor pada Merapi bisa meleset. "Itulah fenomena alam, tidak ada yang bisa mengetahui kapan Gunung Merapi meletus," tukasnya.
Sebagaimana diketahui, BPPTKG Yogyakarta menaikan satu level status Merapi pada normal menjadi waspada, pada Rabu 29 April 2014, tepat pukul 23.50 WIB.
Peningkatan status itu lebih pada indikasi letusan minor yang akan terjadi, karena adanya gempa tektonik dan low frekuensi di Gunung Merapi. Suara gemuruh disertai dentuman menggelegar sebagai acuhan BPPTKG Yogyakarta menaikan status menjadi waspada.
(san)