Buruh minta Marsinah dijadikan sebagai pahlawan nasional
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan buruh yang tergabung dalam Kesatuan Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) wilayah Gresik berziarah ke makam Marsinah di Desa Nglundo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk.
Usai berdoa, sekitar 150 orang pekerja pabrik tersebut mengepalkan tangan, berorasi menuntut pemerintah menasbihkan Marsinah sebagai pahlawan nasional.
“Marsinah layak menjadi pahlawan buruh nasional. Sudah sepantasnya pemerintah menetapkanya, ” ungkap Koordinator Wilayah KSBSI Jawa Timur Ahmad Soim.
Aksi ratusan buruh diawali dengan long march yang mendapat kawalan aparat kepolisian setempat.
Kehadiran buruh di makam Marsinah selalu dilakukan dalam peringatan Hari Buruh yang jatuh setiap tanggal 1 Mei (May Day).
Menurut Soim, pemerintah juga harus mengusut tuntas kasus pembunuhan yang terjadi. Sebab hingga kini, kasus Marsinah masih terselubungi kabut misteri.
"Kami yakin saat ini para pelaku masih bebas berkeliaran tanpa tersentuh proses hukum, " timpalnya.
Dalam kesempatan itu, ratusan buruh juga mendesak pemerintah memindahkan makam Marsinah ke tempat lebih layak.
Sebab, saat ini lokasi peristirahatan Marsinah berada di tempat pemakaman umum yang aksesnya jauh dari jalan raya.
Sementara di Kabupaten Kediri, ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Gema Nusantara (SBGN) dan aktivis Kelompok Menuju Kediri Lebih Baik (MKLB) berdemonstrasi di Kantor Bupati dan Wali Kota Kediri.
Bahkan, massa yang marah nyaris mensweeping rumah dinas Bupati Kediri Hariyanti Soetrisno yang menolak menemui buruh pendemo.
"Upah kami sudah tidak sesuai dengan harga kebutuhan pokok. Gimana ini dengan bupati, "teriak Taufik dari buruh PT Gudang Garam Tbk Kediri.
Karena tidak ada respon, buruh pun mencoba merangsek maju menembus barikade petugas satpol PP.
Buruh marah setelah mendengar alasan salah seorang satpol PP bahwa bupati tengah berada di luar kota.
Untung aksi nekat tersebut berhasil diredam. Dengan marah marah para demonstran bergeser ke kantor Wali Kota Kediri.
Di hadapan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, buruh kembali menyampaikan tuntutannya. "Kami minta upah buruh naik menjadi Rp2 juta, "ujar Taufik
Wali Kota Abdullah Abu Bakar berjanji akan mengkomunikasikan dengan pihak perusahaan.
"Terkait kenaikan upah, tentu akan melihat lagi kemampuan perusahaan. Sebab kita juga tidak ingin investor lari dari Kediri, "pungkasnya.
Usai berdoa, sekitar 150 orang pekerja pabrik tersebut mengepalkan tangan, berorasi menuntut pemerintah menasbihkan Marsinah sebagai pahlawan nasional.
“Marsinah layak menjadi pahlawan buruh nasional. Sudah sepantasnya pemerintah menetapkanya, ” ungkap Koordinator Wilayah KSBSI Jawa Timur Ahmad Soim.
Aksi ratusan buruh diawali dengan long march yang mendapat kawalan aparat kepolisian setempat.
Kehadiran buruh di makam Marsinah selalu dilakukan dalam peringatan Hari Buruh yang jatuh setiap tanggal 1 Mei (May Day).
Menurut Soim, pemerintah juga harus mengusut tuntas kasus pembunuhan yang terjadi. Sebab hingga kini, kasus Marsinah masih terselubungi kabut misteri.
"Kami yakin saat ini para pelaku masih bebas berkeliaran tanpa tersentuh proses hukum, " timpalnya.
Dalam kesempatan itu, ratusan buruh juga mendesak pemerintah memindahkan makam Marsinah ke tempat lebih layak.
Sebab, saat ini lokasi peristirahatan Marsinah berada di tempat pemakaman umum yang aksesnya jauh dari jalan raya.
Sementara di Kabupaten Kediri, ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Gema Nusantara (SBGN) dan aktivis Kelompok Menuju Kediri Lebih Baik (MKLB) berdemonstrasi di Kantor Bupati dan Wali Kota Kediri.
Bahkan, massa yang marah nyaris mensweeping rumah dinas Bupati Kediri Hariyanti Soetrisno yang menolak menemui buruh pendemo.
"Upah kami sudah tidak sesuai dengan harga kebutuhan pokok. Gimana ini dengan bupati, "teriak Taufik dari buruh PT Gudang Garam Tbk Kediri.
Karena tidak ada respon, buruh pun mencoba merangsek maju menembus barikade petugas satpol PP.
Buruh marah setelah mendengar alasan salah seorang satpol PP bahwa bupati tengah berada di luar kota.
Untung aksi nekat tersebut berhasil diredam. Dengan marah marah para demonstran bergeser ke kantor Wali Kota Kediri.
Di hadapan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, buruh kembali menyampaikan tuntutannya. "Kami minta upah buruh naik menjadi Rp2 juta, "ujar Taufik
Wali Kota Abdullah Abu Bakar berjanji akan mengkomunikasikan dengan pihak perusahaan.
"Terkait kenaikan upah, tentu akan melihat lagi kemampuan perusahaan. Sebab kita juga tidak ingin investor lari dari Kediri, "pungkasnya.
(sms)