Abrasi terus menggerus pesisir Kendal
A
A
A
Sindonews.com – Sedikitnya 1.150 hektare lahan yang berada di kawasan pesisir pantai di Kabupaten Kendal mengalami abrasi. Kondisi terparah berada di empat titik sepanjang Kaliwungu-Weleri.
Dari data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kendal, empat titik terparah di antaranya berada di Desa Korowelang Anyar Kecamatan Cepiring mencapai 175 hektare kerusakan, kawasan Pantai Sendang Sikucing 150 hektare, Desa Mororejo Kevamatan Kaliwungu 250 hektare, serta di Kecamatan Patebon kerusakan terjadi di Pantai Kartika Jaya, Wonosari, Pidodo Kulon mencapai 380 hektare.
"Dari hasil pantauan, luas pantai yang terkena abrasi di Kabupaten Kendal mencapai 1.150 hektare,” terang Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan dan Konsevasi Sumber Daya Alam (Kasi PKK SDA) BLH Kendal, Iwan Muhtadi, kemarin.
Disampaikannya, kerusakan akibat pengikisan pantai itu mulai parah terjadi sejak 2009 silam. Padahal 2008, pihaknya sudah berupaya membendung abrasi dengan menanam 250 ribu pohon mangrove di wilayah pesisir pantai.
“Tapi penanaman mangrove itu memang belum cukup kuat membendung abrasi,” lanjutnya.
Menurutnya, pencegahan abrasi dapat dilakukan dengan mendirikan sabuk pantai. Sebab, sabuk pantai dinilai efektif untuk mengurangi kekuatan ombak yang menerjang.
“Selain penanaman mangrove yang terus kami lakukan, sabuk pantai memang sangat perlu untuk membendung abrasi,” papar dia.
Sejauh ini, sudah mulai dibangun sabuk pantai pada 2012-2013 sepanjang 250 meter di Pantai Gempol Sewu yang berada diwiayah Rowosari dan Weleri.
“2015 nanti sudah disiapkan untuk pembangunan sabuk panti di Pantai Sendang Sikucing dengan dana Rp1 miliar,” terangnya.
Dijelaskannya, untuk seluruh pantai yang terkena abrasi di Kendal akan menelan dana rausan miliar untuk pembuatan sabuk pantai dan penanaman mangrove. Untuk Sabuk pantai jenis Tripod satu kilo meter menghabiskan Rp3 miliar.
Dari kerusakan yang paling utama terkena dampaknya adalah petani tambak yang biasa disekitar pantai. Yakni banyak lahan tambak warga sudah tidak bisa dimanfaatkan sebagai lahan pembenihan bibit tambak. Berupa ikan bandeng, udang, kepiting dan sebagainya.
Salah seorang petani tambak di Pantai Kartika Jaya, Lilis Widayatma (45) mengatakan 21 hektare lahan tambak yang dikelolanya mengalami kerusakan yang cukup parah. Sehingga sampai saat ini, lahan tambaknya hanya tersisa 14 hektare. “Pelan-pelan lahan tambak berkurang karena abrasi,” katanya.
Kerusakan lahan tambak juga terjadi pada lahan petani lain di wilayah pesisir pantai Kabupaten Kendal. Tak jarang, petani tambak memilih beralih mata pencaharian menjadi buruh pabrik.
“Ya pendapatan menurun. Bahkan ada yang pindah kerja menjadi buruh,” tandasnya.
Dari data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kendal, empat titik terparah di antaranya berada di Desa Korowelang Anyar Kecamatan Cepiring mencapai 175 hektare kerusakan, kawasan Pantai Sendang Sikucing 150 hektare, Desa Mororejo Kevamatan Kaliwungu 250 hektare, serta di Kecamatan Patebon kerusakan terjadi di Pantai Kartika Jaya, Wonosari, Pidodo Kulon mencapai 380 hektare.
"Dari hasil pantauan, luas pantai yang terkena abrasi di Kabupaten Kendal mencapai 1.150 hektare,” terang Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan dan Konsevasi Sumber Daya Alam (Kasi PKK SDA) BLH Kendal, Iwan Muhtadi, kemarin.
Disampaikannya, kerusakan akibat pengikisan pantai itu mulai parah terjadi sejak 2009 silam. Padahal 2008, pihaknya sudah berupaya membendung abrasi dengan menanam 250 ribu pohon mangrove di wilayah pesisir pantai.
“Tapi penanaman mangrove itu memang belum cukup kuat membendung abrasi,” lanjutnya.
Menurutnya, pencegahan abrasi dapat dilakukan dengan mendirikan sabuk pantai. Sebab, sabuk pantai dinilai efektif untuk mengurangi kekuatan ombak yang menerjang.
“Selain penanaman mangrove yang terus kami lakukan, sabuk pantai memang sangat perlu untuk membendung abrasi,” papar dia.
Sejauh ini, sudah mulai dibangun sabuk pantai pada 2012-2013 sepanjang 250 meter di Pantai Gempol Sewu yang berada diwiayah Rowosari dan Weleri.
“2015 nanti sudah disiapkan untuk pembangunan sabuk panti di Pantai Sendang Sikucing dengan dana Rp1 miliar,” terangnya.
Dijelaskannya, untuk seluruh pantai yang terkena abrasi di Kendal akan menelan dana rausan miliar untuk pembuatan sabuk pantai dan penanaman mangrove. Untuk Sabuk pantai jenis Tripod satu kilo meter menghabiskan Rp3 miliar.
Dari kerusakan yang paling utama terkena dampaknya adalah petani tambak yang biasa disekitar pantai. Yakni banyak lahan tambak warga sudah tidak bisa dimanfaatkan sebagai lahan pembenihan bibit tambak. Berupa ikan bandeng, udang, kepiting dan sebagainya.
Salah seorang petani tambak di Pantai Kartika Jaya, Lilis Widayatma (45) mengatakan 21 hektare lahan tambak yang dikelolanya mengalami kerusakan yang cukup parah. Sehingga sampai saat ini, lahan tambaknya hanya tersisa 14 hektare. “Pelan-pelan lahan tambak berkurang karena abrasi,” katanya.
Kerusakan lahan tambak juga terjadi pada lahan petani lain di wilayah pesisir pantai Kabupaten Kendal. Tak jarang, petani tambak memilih beralih mata pencaharian menjadi buruh pabrik.
“Ya pendapatan menurun. Bahkan ada yang pindah kerja menjadi buruh,” tandasnya.
(lns)