7 WNA ke Cirebon ikuti seminar Dunia Baru
A
A
A
Sindonews.com - Pihak Imigrasi Cirebon menemukan sejumlah kejanggalan saat 7 WNA Cape Twon Africa Selatan mengajukan permohonan izin tinggal.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Cirebon Agato P P Simamora mengatakan, setelah dilakukan pengembangan ternyata 11 Maret 2014 7 WNA itu datang ke Cirebon untuk menghadiri seminar di salah satu hotel di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Padahal, izin tinggal mereka di Indonesia hanya sebatas wisata.
“Kami tak mempermasalahkan pertemuannya, melainkan lebih pada kepentingan keberadaan orang asing di Indonesia itu untuk apa. Ini fungsi Kantor Imigrasi,” kata dia, Kamis (10/4/2014).
Dari pemeriksaan dan penyelidikan pihak mengetahui ketujuh WNA tersebut memiliki keyakinan adanya dana untuk pembangunan sebuah dunia baru. Dalam pandangan mereka, setiap orang di dunia akan mendapat 600 USD/bulan.
Menurut Agato pandangan itu tak disertai skema pembiayaan atau sumber pendanaan dan sistem distribusi yang jelas. Pihaknyapun mengkhawatirkan, pandangan itu akan membuat masyarakat menganggap seolah-olah bantuan itu benar-benar ada, meski sebenarnya sumber dana tidaklah logis.
Imbasnya, masyarakat resah dan berpotensi menimbulkan chaos di tengah masyarakat. “Ini kami anggap berpotensi mengganggu ketertiban umum, apalagi kaitannya dengan kedaulatan NKRI,” cetus dia.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Cirebon Henriansyah Daulay menambahkan dari ketujuh WNA itu satu orang sudah dipulangkan.
Baca juga:
7 WNA dideportasi diduga ingin kacaukan Pemilu 2014
“Seorang dipulangkan duluan karena kebetulan pesawat terbang hanya menyediakan satu tempat, sedangkan sisanya menyusul pulang Jumat (11/4),” terangnya.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Cirebon Agato P P Simamora mengatakan, setelah dilakukan pengembangan ternyata 11 Maret 2014 7 WNA itu datang ke Cirebon untuk menghadiri seminar di salah satu hotel di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Padahal, izin tinggal mereka di Indonesia hanya sebatas wisata.
“Kami tak mempermasalahkan pertemuannya, melainkan lebih pada kepentingan keberadaan orang asing di Indonesia itu untuk apa. Ini fungsi Kantor Imigrasi,” kata dia, Kamis (10/4/2014).
Dari pemeriksaan dan penyelidikan pihak mengetahui ketujuh WNA tersebut memiliki keyakinan adanya dana untuk pembangunan sebuah dunia baru. Dalam pandangan mereka, setiap orang di dunia akan mendapat 600 USD/bulan.
Menurut Agato pandangan itu tak disertai skema pembiayaan atau sumber pendanaan dan sistem distribusi yang jelas. Pihaknyapun mengkhawatirkan, pandangan itu akan membuat masyarakat menganggap seolah-olah bantuan itu benar-benar ada, meski sebenarnya sumber dana tidaklah logis.
Imbasnya, masyarakat resah dan berpotensi menimbulkan chaos di tengah masyarakat. “Ini kami anggap berpotensi mengganggu ketertiban umum, apalagi kaitannya dengan kedaulatan NKRI,” cetus dia.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Cirebon Henriansyah Daulay menambahkan dari ketujuh WNA itu satu orang sudah dipulangkan.
Baca juga:
7 WNA dideportasi diduga ingin kacaukan Pemilu 2014
“Seorang dipulangkan duluan karena kebetulan pesawat terbang hanya menyediakan satu tempat, sedangkan sisanya menyusul pulang Jumat (11/4),” terangnya.
(lns)