Pemda DKI kurang awasi persoalan ekspoitasi anak jalanan

Pemda DKI kurang awasi persoalan ekspoitasi anak jalanan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dinilai kurang tegas dalam menyikapi persoalan eksploitasi anak-anak di Jakarta.
Aktivis perempuan Fahira Idris mengatakan, kasus Iqbal bocah berusia 3,5 tahun korban penculikan dan penganiayaan bisa dihindari jika pemerintah daerah bersikap tegas terhadap persoalan ekspoitasi anak.
" Andai ada pengawasan rutin dan tegas di lapangan, saya yakin tidak ada lagi anak-anak yang diksploitasi terutama di jalanan Jakarta.” ujar Fahira Idris saat menjenguk Iqbal di Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara, 25 Maret 2014.
Menurutnya, penganiayaan terhadap Iqbal adalah perbuatan biadab. Namun diakuinya, , persoalan eksploitasi anak terutama di jalanan bukan tanggung jawab Pemerintah DKI Jakarta saja. Pengawasan masyarakat akan sangat efektif mencegah terjadinya eksploitasi anak.
"Selama ini jika kita terbiasa melihat anak mengamen atau mengemis di jalanan, setelah kasus Iqbal ini sebaiknya kita berbuat sesuatu. Paling sederhana bisa lewat sosial media dengan memfoto jika masih ada anak-anak yang mengamen atau mengemis di jalan, lengkapi dengan lokasi dan waktu lalu posting dan mention ke akun-akun yang berwenang misalnya Pemprov DKI atau dinas sosial,” tukasnya.
Iqbal merupakan korban penculikan, lalu berlanjut dengan eksploitasi anak. Tersangka penculikan DS menyuruh Iqbal mengamen disertai penyiksan. Penyiksaan itu dilakukan DS jika Iqbal tidak bisa menyetor uang Rp40.000 dari hasil mengamen. Jika Iqbal mengamen, DS mengikuti dari belakang untuk mengawasinya.
Berita:
Komnas PA duga trafficking dalam kasus Iqbal
Aktivis perempuan Fahira Idris mengatakan, kasus Iqbal bocah berusia 3,5 tahun korban penculikan dan penganiayaan bisa dihindari jika pemerintah daerah bersikap tegas terhadap persoalan ekspoitasi anak.
" Andai ada pengawasan rutin dan tegas di lapangan, saya yakin tidak ada lagi anak-anak yang diksploitasi terutama di jalanan Jakarta.” ujar Fahira Idris saat menjenguk Iqbal di Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara, 25 Maret 2014.
Menurutnya, penganiayaan terhadap Iqbal adalah perbuatan biadab. Namun diakuinya, , persoalan eksploitasi anak terutama di jalanan bukan tanggung jawab Pemerintah DKI Jakarta saja. Pengawasan masyarakat akan sangat efektif mencegah terjadinya eksploitasi anak.
"Selama ini jika kita terbiasa melihat anak mengamen atau mengemis di jalanan, setelah kasus Iqbal ini sebaiknya kita berbuat sesuatu. Paling sederhana bisa lewat sosial media dengan memfoto jika masih ada anak-anak yang mengamen atau mengemis di jalan, lengkapi dengan lokasi dan waktu lalu posting dan mention ke akun-akun yang berwenang misalnya Pemprov DKI atau dinas sosial,” tukasnya.
Iqbal merupakan korban penculikan, lalu berlanjut dengan eksploitasi anak. Tersangka penculikan DS menyuruh Iqbal mengamen disertai penyiksan. Penyiksaan itu dilakukan DS jika Iqbal tidak bisa menyetor uang Rp40.000 dari hasil mengamen. Jika Iqbal mengamen, DS mengikuti dari belakang untuk mengawasinya.
Berita:
Komnas PA duga trafficking dalam kasus Iqbal
(kur)