Hujan abu Gunung Slamet di Desa Karangsalam

Hujan abu Gunung Slamet di Desa Karangsalam
A
A
A
Sindonews.com - Warga Desa Karangsalam, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, sempat diguyur hujan abu tipis, saat Gunung Slamet bereaksi dan statusnya meningkat menjadi waspada.
Namun meski demikian, aktivitas warga di desa ini masih berjalan normal seperti biasa. Desa Karangsalam yang berada di Kecamatan Baturaden sendiri merupakan desa yang berada di lereng selatan Gunung Slamet, terhitung hanya berjarak sekira delapan kilometer dari puncak Gunung Slamet.
Kendati begitu, warga tetap khawatir dengan aktivitas Gunung Slamet yang belum kembali normal. Untuk itu, warga menggelar ritual selametan dengan doa dan makan bersama. Sejumlah sesajian pun dihidangkan.
Upacara adat yang dilakukan secara turun menurun ini, dipercaya warga setempat dapat mencegah meletusnya Gunung Slamet, dan menurunkan aktivitas gunung dari waspada kembali normal.
Kekhawatiran warga bukan tidak beralasan. Kemarin, Jumat 14 Maret 2014, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi 171 kali gempa letusan Gunung Slamet.
"Ketinggian letusan itu kisaran 300-1.200 meter. Gempa letusan yang tercatat sejauh ini terjadi seperti itu. Gempa letusan itu berbeda dengan letusan," ujar Kepala PVMBG M Hendrasto, saat dihubungi.
Ancaman yang terjadi di Gunung Slamet dengan aktivitas itu, kata Hendrasto, berada di radius 2 kilometer (km) dari puncak.
Berdasarkan data PVMBG, setidaknya ada empat kawah yang aktif di Gunung Slamet. Namanya K1, K2, K3 dan K4. Gunung dengan ketinggian 3432 mdpl itu, bertipe gunung api strato.
Karakter letusannya adalah letusan abu disertai lontaran sekoria dan batu pijar, terkadang mengeluarkan laca pijar. Letusannya berlangsung beberapa hari, pada keadaan luar biasa mencapai beberapa minggu.
Baca juga:
Pepaya & telur ayam cegah Gunung Slamet meletus
Namun meski demikian, aktivitas warga di desa ini masih berjalan normal seperti biasa. Desa Karangsalam yang berada di Kecamatan Baturaden sendiri merupakan desa yang berada di lereng selatan Gunung Slamet, terhitung hanya berjarak sekira delapan kilometer dari puncak Gunung Slamet.
Kendati begitu, warga tetap khawatir dengan aktivitas Gunung Slamet yang belum kembali normal. Untuk itu, warga menggelar ritual selametan dengan doa dan makan bersama. Sejumlah sesajian pun dihidangkan.
Upacara adat yang dilakukan secara turun menurun ini, dipercaya warga setempat dapat mencegah meletusnya Gunung Slamet, dan menurunkan aktivitas gunung dari waspada kembali normal.
Kekhawatiran warga bukan tidak beralasan. Kemarin, Jumat 14 Maret 2014, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi 171 kali gempa letusan Gunung Slamet.
"Ketinggian letusan itu kisaran 300-1.200 meter. Gempa letusan yang tercatat sejauh ini terjadi seperti itu. Gempa letusan itu berbeda dengan letusan," ujar Kepala PVMBG M Hendrasto, saat dihubungi.
Ancaman yang terjadi di Gunung Slamet dengan aktivitas itu, kata Hendrasto, berada di radius 2 kilometer (km) dari puncak.
Berdasarkan data PVMBG, setidaknya ada empat kawah yang aktif di Gunung Slamet. Namanya K1, K2, K3 dan K4. Gunung dengan ketinggian 3432 mdpl itu, bertipe gunung api strato.
Karakter letusannya adalah letusan abu disertai lontaran sekoria dan batu pijar, terkadang mengeluarkan laca pijar. Letusannya berlangsung beberapa hari, pada keadaan luar biasa mencapai beberapa minggu.
Baca juga:
Pepaya & telur ayam cegah Gunung Slamet meletus
(san)