Bantuan Kelud banyak datang setelah pengungsi pulang

Jum'at, 28 Februari 2014 - 01:10 WIB
Bantuan Kelud banyak...
Bantuan Kelud banyak datang setelah pengungsi pulang
A A A
Sindonews.com - Ny Surti (75) tampak letih. Setelah cukup lama berdiri bergerombol mengantre, akhirnya tiba gilirannya menerima uluran bantuan.

Sebungkus kresek putih berukuran tidak terlalu lebar berpindah ke tanganya. Pada bagian luar (kresek) bercap logo ormas keagamaan. "Alhamdulillah akhirnya selesai ngantre," tutur Surti sembari tersenyum lega, Kamis (27/2/2014).

Dengan tergopoh mencari tempat untuk mengurangi penat, Surti menaruh paket bantuan tidak jauh dari kakinya. Dari sela simpul yang terlepas, dia mengintip seplastik minyak kelapa dengan takaran satu liter setengah. Instrumen sembako yang selalu dibutuhkan di setiap rumah tangga.

Tergencet di antara batang sabun, nampak satu renteng sachet sampo, odol (pasta) bersanding dengan tiga kilogram beras.

Siang itu, warga Dusun Bladak, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar kembali menerima bantuan.

Tidak hanya dari ormas keagamaan, bantuan dari beberapa lembaga swasta dan institusi pemerintah, seperti BUMD luar daerah juga terus mengalir.

Maklumlah, dusun terpencil yang dihuni sebanyak 94 kepala keluarga ini merupakan kampung terakhir di Kecamatan Nglegok.

Lokasi dusun dari Gunung Kelud hanya terentang jarak 7 km. Sementara dari jalan raya besar Kecamatan Nglegok sekira 35 km. Kualitas jalannya makadam, setapak berbatu tanjakan sarat kelokan khas perbukitan. Untuk sampai ke pusat pemukiman, harus melalui kawasan hutan jati yang cukup luas.

Hutan dan semak belukar tersebut bersebelahan dekat dengan sungai lahar. Sungai yang bernama Kali Bladak. Karenanya permukiman itu dinamakan Bladak.

Di dusun, suasana paska bencana yang berlangsung Kamis 13 Februari lalu masih begitu terasa. Dimana-mana masih berserak pasir bercampur kerikil dan batu. Meski hujan telah mengguyur, airnya belum mampu membilas keseluruhan material vulkanik debu. Daun, ranting, dahan, kelopak kembang dan buah-buahan masih banyak yang tersapu abu putih.

Seperti halnya peristiwa erupsi Tahun 1990, letusan tahun ini juga bersamaan datangnya musim buah rambutan dan durian. Sementara melihat rumah warga, lubang pada genting dan atap yang ambrol masih terlihat dimana-mana.

Setiap angin berhembus, debu yang menganggu penglihatan sekaligus mengancam pernafasan tersebut langsung beterbangan. Kendati demikian, tidak nampak lagi penduduk yang mengenakan masker.

Seperti warga yang lain, sebelum dibawa pulang, Surti sibuk menata ulang telur ayam bantuan. Sebab Surti tidak berharap telur-telur ayamnya rontok berjatuhan di perjalanan.

Seperti diketahui, selain paket sembako, hari itu warga terdampak erupsi gunung kelud juga menerima pembagian telur. "Bantuan lebih banyak diterima setelah kita kembali ke rumah. Di posko pengungsian kita hanya mendapat makan tiga kali sehari," terang Surti.

Hal serupa disampaikan Ny Emi (37). Bahwa selain makan tiga kali sehari, Pemkab Blitar hanya memberi beras empat kilogram, empat bungkus mie instan dan empat potong roti.

"Itu diberikan saat status Kelud turun menjadi Siaga dan kita diperbolehkan pulang. Hanya sekali itu. Selebihnya tidak ada lagi," paparnya.

Selain logistik yang memang menjadi kebutuhan sehari-hari, yang paling mendesak ditunggu warga adalah perbaikan tempat tinggal. Hal itu mengingat, hujan turun hampir setiap hari.

"Dan tidak ada bedanya antara di dalam dan di luar rumah. Semuanya bocor," keluhnya.

Rudi perangkat dusun membenarkan, bahwa bantuan banyak diterima warga setelah kembali dari penampungan. Menurutnya, para donatur memilih memberikan langsung ke warga daripada melalui pemerintah daerah setempat.

"Jadi yang datang ke sini langsung diterima warga. Saya selaku perangkat dusun yang menandatangani surat keterangan penerimaan bantuan," ujarnya.

Sementara menurut Bupati Blitar Herry Noegroho, ada sebanyak 300-an rumah warga yang rusak akibat erupsi Kelud. Dari jumlah tersebut, 200 rumah telah diperbaiki. Sedangkan sisanya dijanjikan segera menyusul.

"Kerugian material akibat kelud mencapai Rp1 miliar. Dan Pemkab Blitar telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp8 miliar," ujar Herry.
(rsa)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5337 seconds (0.1#10.24)