Diduga salah suntik imunisasi, remaja ini lumpuh total
A
A
A
Sindonews.com - Diduga karena salah suntik saat imunisasi, seorang warga di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) menderita kelumpuhan total sejak berusia 10 tahun.
Sejak itu pula, Burman Grifin (19), warga Desa Tingkeao, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara ini harus menghabiskan hari-harinya dalam ketidakberdayaan karena tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya.
Kondisinya kini nampak memprihatinkan. Pasalnya, seluruh badannya hanya seperti tulang yang dibalut dengan kulit. Sudah sembilan tahun pula dia hanya duduk di kursi yang membuat tulang badannya tumbuh dengan tidak sempurna.
Ditemui di rumahnya yang tak layak huni, Burman nampak lemah di pembaringan. Untuk sekedar menggerakkan tubuhnya saja dia tampak susah payah.
Boy Sudarma (48), ayah Burman, mengaku kondisi fisik putra kedua dari lima bersaudara itu hingga kini terus menurun. Dia menduga akibat salah suntik waktu diimunisasi.
"Ya itu sejak waktu disuntik imunisasi. Saya heran sejak usia lima tahun kondisi bokongnya semakin turun. Lalu, kedua pahanya yang bekas suntikan mengecil. Bahkan bekas suntikan itu menjadi luka dalam seperti luka bakar, kaya putus urat," terang Boy, Senin 24 Februari 2014.
Dirinya sering mengkonsultasikan hal itu ke dokter setempat. Saat itu, sang dokter mengarakan jika imunisasi yang disuntikkan sudah lengkap dan tidak salah. Dokter itupun kemudian menyuruh Boy untuk menampung setiap kotoran Burman. Dia (dokter) berjanji akan mendatangi lagi kediamannya untuk melihat perkembangan Burman.
"Tetapi sejak saat itu, dokter itu tak pernah kembali lagi ke rumah saya," tuturnya.
Boy mengaku, dia merasa iba dengan kondisi anaknya yang memprihatinkan. Dia mengingat, saat menginjak bangku Sekolah Dasar (SD) saja, Burman sering terjatuh saat bersenggolan dengan temannya. "Dia gampang terjatuh dan harus dibantu oleh guru atau murid-murid lainnya untuk kembali duduk di bangku kelas," kenangnya.
Kini, Burman yang menyukai pelajaran Matematika itu berharap pemerintah akan peduli untuk bisa membantu dirinya mendapatkan pengobatan yang memadai.
Selama ini dengan pekerjaan ayahnya yang hanya buruh harian membuat Burman nyaris tidak pernah tersentuh pelayanan kesehatan dari daerah Kabupaten Morowali utara.
Sejak itu pula, Burman Grifin (19), warga Desa Tingkeao, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara ini harus menghabiskan hari-harinya dalam ketidakberdayaan karena tidak mampu menggerakkan tangan dan kakinya.
Kondisinya kini nampak memprihatinkan. Pasalnya, seluruh badannya hanya seperti tulang yang dibalut dengan kulit. Sudah sembilan tahun pula dia hanya duduk di kursi yang membuat tulang badannya tumbuh dengan tidak sempurna.
Ditemui di rumahnya yang tak layak huni, Burman nampak lemah di pembaringan. Untuk sekedar menggerakkan tubuhnya saja dia tampak susah payah.
Boy Sudarma (48), ayah Burman, mengaku kondisi fisik putra kedua dari lima bersaudara itu hingga kini terus menurun. Dia menduga akibat salah suntik waktu diimunisasi.
"Ya itu sejak waktu disuntik imunisasi. Saya heran sejak usia lima tahun kondisi bokongnya semakin turun. Lalu, kedua pahanya yang bekas suntikan mengecil. Bahkan bekas suntikan itu menjadi luka dalam seperti luka bakar, kaya putus urat," terang Boy, Senin 24 Februari 2014.
Dirinya sering mengkonsultasikan hal itu ke dokter setempat. Saat itu, sang dokter mengarakan jika imunisasi yang disuntikkan sudah lengkap dan tidak salah. Dokter itupun kemudian menyuruh Boy untuk menampung setiap kotoran Burman. Dia (dokter) berjanji akan mendatangi lagi kediamannya untuk melihat perkembangan Burman.
"Tetapi sejak saat itu, dokter itu tak pernah kembali lagi ke rumah saya," tuturnya.
Boy mengaku, dia merasa iba dengan kondisi anaknya yang memprihatinkan. Dia mengingat, saat menginjak bangku Sekolah Dasar (SD) saja, Burman sering terjatuh saat bersenggolan dengan temannya. "Dia gampang terjatuh dan harus dibantu oleh guru atau murid-murid lainnya untuk kembali duduk di bangku kelas," kenangnya.
Kini, Burman yang menyukai pelajaran Matematika itu berharap pemerintah akan peduli untuk bisa membantu dirinya mendapatkan pengobatan yang memadai.
Selama ini dengan pekerjaan ayahnya yang hanya buruh harian membuat Burman nyaris tidak pernah tersentuh pelayanan kesehatan dari daerah Kabupaten Morowali utara.
(rsa)