Petani Manado jual bahan baku dollar ke Filipina

Jum'at, 21 Februari 2014 - 19:32 WIB
Petani Manado jual bahan baku dollar ke Filipina
Petani Manado jual bahan baku dollar ke Filipina
A A A
Sindonews.com - Lesunya perdagangan pisang abaka, di Kepulauan Talaud, Manado, Sulawesi Utara (Sulut), membuat para petani mengandalkan perdagangan dengan Filipina. Namun, itu pun tidak jelas. Sebab, kapal dagang Filipina hanya sewaktu-waktu saja bersandar di Kepulauan Talaud.

Sebelumnya, ada pedagang yang suka membeli pisang abaka kepada petani di Talaud. Kendati harga jual pedagang itu tidak tinggi, namun petani mengaku senang. Sebab semua biaya penggilingan, transportasi dan bahan bakar minyak (BBM), dia yang menanggung. Pedagang itu adalah Amrin.

“Kehadiran Pak Amrin masih sangat dinantikan petani di sini. Dengar kabar Pak Amrin tak lagi membeli serat lantaran akan ada perusahaan yang akan pegang abaka di Talaud ini, namanya PT Leces," ujar Unsong, petani abaka yang didampingi rekannya Arwan Rapitan, Jumat (21/2/2014).

Namun begitu, hingga kini pedagang yang dimaksud belum datang juga. Sementara mesin dan lainnya sudah diambil Amrin. Para petani menduga, mundurnya Amrin lantaran merasa tersaingi.

"PT Leces yang akan datang itu juga belum jelas. Kabar terdengar, katanya akan membeli Rp6.000 per kg untuk serat kering dan pohon Rp10.000 per batang," ungkapnya.

Sementara, harga yang dipatokkan Amrin, empat tahun lalu (2011) Rp1.000 per kg untuk serat kering dan serat basah Rp750 per kg, dan batang Rp3.500. Kendati tidak setinggi yang ditawarkan PT Leces, namun para petani lebih senang dengan Amrin. Karena, semua produksi ditanggung oleh Amrin. Sedang kepada PT Leces ditanggung oleh patani.

"Cuma peralatan mesin giling dan lainnya ia tidak tanggulangi, semuanya diserahkan pada petani. Sementara Pak Amrin dulu, petani hanya tahu jual kemudian Pak Amrin menjualnya ke eksportir di Jawa. Makanya Pak Amrin sangat disukai," tukasnya.

Kendati sedang terpuruk, Unsong mengaku para petani tetap melakukan pengembangan pisang abaka. Untuk itu, mereka sangat menggantungkan perdagangan dengan Philipina. “Harga jual di Filipina bisa tembus Rp100.000 per kg untuk serat kering,” ungkapnya.

Baca juga:
Bahan baku dollar AS di Manado terabaikan
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6112 seconds (0.1#10.140)