Warga Karanganyar kekurangan air bersih
A
A
A
Sindonews.com - Tiga hari pasca hujan abu vulkanik erupsi gunung kelud, warga Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah mengeluhkan terhentinya pasokan air bersih dari PDAM.
Terhentinya aliran air bersih sudah dirasakan warga pada hari pertama saat hujan abu vulkanik menerpa wilayah Karanganyar, Jawa Tengah.
Awalnya, banyak warga mengandalkan tetangga mereka yang memiliki sumur pompa. Namun, karena sumur pompa itu mengandalkan listrik dari pemilik sumur pompa itu sendiri, sehingga jatah air bersih yang disalurkan menunggu kerelaan pemilik sumur pompa tersebut.
Namun ada juga warga yang memanfaatkan air bersih dari masjid-masjid terdekat dari tempat tinggalnya.
Tapi ada juga warga terpaksa membeli air bersih. Seperti yang dilakukan Iwan Iswanda warga Perum Jaten Permai ini misalnya. Sejak air tidak mengalir selama tiga hari ini, dirinya terpaksa merogok kocek untuk membeli air bersih.
"Sehari saya membeli air bersih sepuluh galon. Untuk sepuluh galonnya, saya membelinya sebesar Rp50.000. Jadi selama tiga hari ini saya sudah mengeluarkan uang sebanyak Rp150.000. Kalau air terus-terusan mati tidak mengalir, bisa repot,"papar Iwan Iswanda, Minggu (16/2/2014).
Wakil Bupati Karanganyar,Jawa Tengah Rohadi Widodo menjelaskan, kondisi PDAM sebenarnya sudah dalam keadaan normal seperti biasanya.
Tetapi sejak pagi hari sesudah hujan abu vulkanik Kelud, pemakaiannya melonjak di semua wilayah, maka air mengalir tidak sampai ke wilayah lainnya.
Terhentinya aliran air bersih sudah dirasakan warga pada hari pertama saat hujan abu vulkanik menerpa wilayah Karanganyar, Jawa Tengah.
Awalnya, banyak warga mengandalkan tetangga mereka yang memiliki sumur pompa. Namun, karena sumur pompa itu mengandalkan listrik dari pemilik sumur pompa itu sendiri, sehingga jatah air bersih yang disalurkan menunggu kerelaan pemilik sumur pompa tersebut.
Namun ada juga warga yang memanfaatkan air bersih dari masjid-masjid terdekat dari tempat tinggalnya.
Tapi ada juga warga terpaksa membeli air bersih. Seperti yang dilakukan Iwan Iswanda warga Perum Jaten Permai ini misalnya. Sejak air tidak mengalir selama tiga hari ini, dirinya terpaksa merogok kocek untuk membeli air bersih.
"Sehari saya membeli air bersih sepuluh galon. Untuk sepuluh galonnya, saya membelinya sebesar Rp50.000. Jadi selama tiga hari ini saya sudah mengeluarkan uang sebanyak Rp150.000. Kalau air terus-terusan mati tidak mengalir, bisa repot,"papar Iwan Iswanda, Minggu (16/2/2014).
Wakil Bupati Karanganyar,Jawa Tengah Rohadi Widodo menjelaskan, kondisi PDAM sebenarnya sudah dalam keadaan normal seperti biasanya.
Tetapi sejak pagi hari sesudah hujan abu vulkanik Kelud, pemakaiannya melonjak di semua wilayah, maka air mengalir tidak sampai ke wilayah lainnya.
(sms)