Letusan Kelud bubarkan acara hajatan pernikahan
A
A
A
Sindonews.com - Letusan Gunung Kelud menyisakan cerita tersendiri bagi warga RT 16/RW 04, Desa Ngadirejo, Kecamatan Ngantang. Pasalnya, acara pesta pernikahan yang dihelat di rumah salah seorang warga, Warsun, harus bubar.
Acara itu bubar setelah letusan Gunung Kelud terdengar mendentum keras yang disusul dengan letusan hujan abu. Tak pelak, pemilik rumah, tamu undangan serta para juru masaknya lari untuk menyelamatkan jiwanya masing-masing.
Menurut Sardi, tetangga Warsun, pesta pernikahan di rumah tetangganya itu sebenarnya masih berlangsung hingga Jumat pagi. Tapi kondisinya sudah tidak memungkinkan. Setelah terdengar suara letusan lalu disusul hujan abu.
"Meja, kursi, tenda dan sound systemnya langsung ditinggalkan begitu saja. Mereka takut dengan kondisi yang terjadi. Tadi malam setelah terjadi letusan, listrik langsung padam," urai Sardi, Jumat (15/2/2014).
Sardi bersama bebeberapa orang tetangganya yang laki-laki memilih tidak mengungsi ke Pujon dan ke Batu. Katanya dia menjaga rumah dan ternaknya.
"Beberapa orang tetap tinggal di rumah. Tapi istri bersama anak-anak saya serta ibu-ibu yang ada di kampung ini sejak pagi tadi sudah mengungsi. Kalau saya mengungsi tidak ada yang menjaga sapi dan mencarikan makan," tandasnya.
Hal senada diutarakan Rusmaji dan Senimin, dia memilih tinggal di rumah untuk menjaga harta bendanya. "Baru kali ini tempat kami kena dampak letusan Gunung Kelud. Tahun 2007 memang abunya sempat ke desa kami. Tapi tidak setebal sekarang ini," ujar dia.
Menurut Rusmaji, akibat abu vulkanik Gunung Kelud, atap kandang sapinya roboh. "Saya baru tadi pagi mengetahui atap kandang saya roboh. Saya tidak mengungsi karena tidak ada yang menjaga sapi saya," urai dia.
Untuk wilayah Kecamatan Ngantang jumlah sapi yang dipelihara masyarakat diperkirakan lebih dari 1000 ekor. "Tidak tahu nanti kita akan mencari rumput kemana. Mungkin nanti akan kita beri makan pohon pisang. Karena seluruh rumput sudah terkena abu," sebut Rusmaji.
Baca:
Kelud meletus, Kecamatan Ngantang seperti kota mati
Bau belerang Kelud menyengat, pernapasan warga terganggu
Acara itu bubar setelah letusan Gunung Kelud terdengar mendentum keras yang disusul dengan letusan hujan abu. Tak pelak, pemilik rumah, tamu undangan serta para juru masaknya lari untuk menyelamatkan jiwanya masing-masing.
Menurut Sardi, tetangga Warsun, pesta pernikahan di rumah tetangganya itu sebenarnya masih berlangsung hingga Jumat pagi. Tapi kondisinya sudah tidak memungkinkan. Setelah terdengar suara letusan lalu disusul hujan abu.
"Meja, kursi, tenda dan sound systemnya langsung ditinggalkan begitu saja. Mereka takut dengan kondisi yang terjadi. Tadi malam setelah terjadi letusan, listrik langsung padam," urai Sardi, Jumat (15/2/2014).
Sardi bersama bebeberapa orang tetangganya yang laki-laki memilih tidak mengungsi ke Pujon dan ke Batu. Katanya dia menjaga rumah dan ternaknya.
"Beberapa orang tetap tinggal di rumah. Tapi istri bersama anak-anak saya serta ibu-ibu yang ada di kampung ini sejak pagi tadi sudah mengungsi. Kalau saya mengungsi tidak ada yang menjaga sapi dan mencarikan makan," tandasnya.
Hal senada diutarakan Rusmaji dan Senimin, dia memilih tinggal di rumah untuk menjaga harta bendanya. "Baru kali ini tempat kami kena dampak letusan Gunung Kelud. Tahun 2007 memang abunya sempat ke desa kami. Tapi tidak setebal sekarang ini," ujar dia.
Menurut Rusmaji, akibat abu vulkanik Gunung Kelud, atap kandang sapinya roboh. "Saya baru tadi pagi mengetahui atap kandang saya roboh. Saya tidak mengungsi karena tidak ada yang menjaga sapi saya," urai dia.
Untuk wilayah Kecamatan Ngantang jumlah sapi yang dipelihara masyarakat diperkirakan lebih dari 1000 ekor. "Tidak tahu nanti kita akan mencari rumput kemana. Mungkin nanti akan kita beri makan pohon pisang. Karena seluruh rumput sudah terkena abu," sebut Rusmaji.
Baca:
Kelud meletus, Kecamatan Ngantang seperti kota mati
Bau belerang Kelud menyengat, pernapasan warga terganggu
(rsa)