Hujan abu Gunung Kelud sampai ke Garut
A
A
A
Sindonews.com – Sejumlah wilayah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami hujan abu. Diduga, abu tersebut berasal dari letusan Gunung Kelud di Jawa Timur.
Hujan abu ini dapat terlihat jelas di kawasan perkotaan Kabupaten Garut, Jalan Ahmad Yani dan di Kecamatan Karangpawitan. Sejumlah warga mengaku kaget dengan adanya hujan abu tersebut.
“Saya kebetulan sedang melintas di daerah Jalan Ahmad Yani. Orang-orang di sini, termasuk saya kaget begitu melihat adanya hujan abu. Memang abunya tidak banyak, kecil-kecil. Tapi berdasarkan pengalaman, hujan abu biasanya disebabkan oleh letusan gunung api,” kata Sigit Zulmunir (35), seorang wartawan media nasional di Garut, Jumat (14/2/2014).
Meski demikian, Sigit mengaku tidak menyadari jika hujan abu ini berasal dari letusan Gunung Kelud. Awalnya ia cemas jika hujan abu ini berasal dari dua gunung api di Kabupaten Garut, yaitu Gunung Guntur dan Papandayan.
“Tapi saya sadar jika gunung api di Garut tidak meletus. Setelah berkomunikasi dengan seorang teman, munculah dugaan bahwa hujan abu ini berasal dari letusan Gunung Kelud. Sebab kejadiannya sama persis dengan meletusnya Gunung Merapi beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Di kawasan perkotaan, abu menempel di setiap kendaraan seperti mobil, sepeda motor, hingga di lapak pedagang kaki lima.
Sementara di Kecamatan Karangpawitan, beberapa warga kaget ketika melihat kendaraan yang terparkir di depan rumahnya mendadak menjadi kotor oleh abu vulkanik.
“Motor atau mobil yang diparkir di depan rumah menjadi kotor oleh abu. Apakah ini berasal dari abu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Kelud?” tanya seorang warga Perumahan Buana, Kampung Walahir, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan, Neni Nuraeni (28).
Menurut Neni, fenomena hujan abu ini membuat warga keluar rumah untuk melihat debu yang menempel pada benda-benda lain di rumahnya. Beberapa warga yang tengah menjemur pakaian pun, terpaksa mengangkat kembali jemurannya agar tidak kotor oleh abu vulkanik.
Dari informasi yang dihimpun, Gunung Kelud meletus pada Kamis (13/2) sekira pukul 22.50 WIB malam. Suara ledakannya, terdengar hingga jarak 45 kilometer.
Gunung api ini sendiri meletus setelah berstatus Awas tidak lebih dari dua jam. Sementara peralihan dari status Siaga ke Awas hanya berselang satu hari sebelumnya.
Hujan abu ini dapat terlihat jelas di kawasan perkotaan Kabupaten Garut, Jalan Ahmad Yani dan di Kecamatan Karangpawitan. Sejumlah warga mengaku kaget dengan adanya hujan abu tersebut.
“Saya kebetulan sedang melintas di daerah Jalan Ahmad Yani. Orang-orang di sini, termasuk saya kaget begitu melihat adanya hujan abu. Memang abunya tidak banyak, kecil-kecil. Tapi berdasarkan pengalaman, hujan abu biasanya disebabkan oleh letusan gunung api,” kata Sigit Zulmunir (35), seorang wartawan media nasional di Garut, Jumat (14/2/2014).
Meski demikian, Sigit mengaku tidak menyadari jika hujan abu ini berasal dari letusan Gunung Kelud. Awalnya ia cemas jika hujan abu ini berasal dari dua gunung api di Kabupaten Garut, yaitu Gunung Guntur dan Papandayan.
“Tapi saya sadar jika gunung api di Garut tidak meletus. Setelah berkomunikasi dengan seorang teman, munculah dugaan bahwa hujan abu ini berasal dari letusan Gunung Kelud. Sebab kejadiannya sama persis dengan meletusnya Gunung Merapi beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Di kawasan perkotaan, abu menempel di setiap kendaraan seperti mobil, sepeda motor, hingga di lapak pedagang kaki lima.
Sementara di Kecamatan Karangpawitan, beberapa warga kaget ketika melihat kendaraan yang terparkir di depan rumahnya mendadak menjadi kotor oleh abu vulkanik.
“Motor atau mobil yang diparkir di depan rumah menjadi kotor oleh abu. Apakah ini berasal dari abu vulkanik yang dihasilkan oleh letusan Gunung Kelud?” tanya seorang warga Perumahan Buana, Kampung Walahir, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan, Neni Nuraeni (28).
Menurut Neni, fenomena hujan abu ini membuat warga keluar rumah untuk melihat debu yang menempel pada benda-benda lain di rumahnya. Beberapa warga yang tengah menjemur pakaian pun, terpaksa mengangkat kembali jemurannya agar tidak kotor oleh abu vulkanik.
Dari informasi yang dihimpun, Gunung Kelud meletus pada Kamis (13/2) sekira pukul 22.50 WIB malam. Suara ledakannya, terdengar hingga jarak 45 kilometer.
Gunung api ini sendiri meletus setelah berstatus Awas tidak lebih dari dua jam. Sementara peralihan dari status Siaga ke Awas hanya berselang satu hari sebelumnya.
(lns)