Baru dibangun, jembatan di Gempol Pasuruan ambrol
A
A
A
Sindonews.com - Curah hujan tinggi dan luapan banjir dalam beberapa hari mengakibatkan jembatan penghubung di dua desa, di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, ambrol. Jembatan yang baru dibangun tiga tahun lalu terputus dan tidak bisa dilalui.
Pondasi jembatan yang menghubungkan Desa Wonosari dan Desa Kepulungan itu tergerus sedalam tujuh meter. Lebar jembatan empat meter hanya menyisakan seluas 50 centimeter yang dapat ditapaki pejalan kaki. Namun jalan setapak ini rawan ambrol karena pondasinya sudah tidak kokoh lagi.
Menurut Matrawi, perangkat Desa Wonosari, ambrolnya jembatan yang disebabkan karena banjir ini diketahui terjadi pada Sabtu dinihari. Beruntung saat kejadian tidak ada warga yang melintas, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
"Sebelum ambrol, hujan turun terus menerus. Pondasi jembatan tergerus banjir hingga akhirnya ambrol," kata Matrawi, Senin (3/2/2014).
Pada mulanya, ruas jalan jembatan itu masih menyisahkan lebar satu meter dan masih bisa dilalui kendaraan. Namun ruas jalan itu terus tergerus hingga hanya menyisakan selebar 50 centimeter.
"Kami melarang warga melintasi jembatan, karena sangat berbahaya. Lebih baik mengambil jalan memutar," kata Kepala Desa Kepulungan, Ubaidillah.
Terputusnya jembatan penghubung ini, kata Ubaidillah, sangat mengganggu aktivitas warga di dua desa tersebut. Sementara untuk mengambil jalan memutar, membutuhkan waktu dan jarak tempuh yang jauh. Pihaknya berharap agar pemerintah segera mencari solusi untuk membangun jembatan tersebut.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, seusai meninjau lokasi menyatakan akan mengambil langkah penanganan darurat dengan membuat jembatan alternatif. Jembatan yang dibuat dari bambu tersebut diharapkan dapat membantu aktivitas warga di dua desa tersebut.
"Kami akan membuat jembatan darurat agar aktifitas warga tetap berjalan seperti biasa. Jembatan akan dibuat dari bambu," kata Bupati Irsyad Yusuf.
Saat ini, pihaknya sudah membuat perencanaan pembangunan jembatan pengganti. Alokasi anggaran pembangunan akan diupayakan dari dana pasca bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pondasi jembatan yang menghubungkan Desa Wonosari dan Desa Kepulungan itu tergerus sedalam tujuh meter. Lebar jembatan empat meter hanya menyisakan seluas 50 centimeter yang dapat ditapaki pejalan kaki. Namun jalan setapak ini rawan ambrol karena pondasinya sudah tidak kokoh lagi.
Menurut Matrawi, perangkat Desa Wonosari, ambrolnya jembatan yang disebabkan karena banjir ini diketahui terjadi pada Sabtu dinihari. Beruntung saat kejadian tidak ada warga yang melintas, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
"Sebelum ambrol, hujan turun terus menerus. Pondasi jembatan tergerus banjir hingga akhirnya ambrol," kata Matrawi, Senin (3/2/2014).
Pada mulanya, ruas jalan jembatan itu masih menyisahkan lebar satu meter dan masih bisa dilalui kendaraan. Namun ruas jalan itu terus tergerus hingga hanya menyisakan selebar 50 centimeter.
"Kami melarang warga melintasi jembatan, karena sangat berbahaya. Lebih baik mengambil jalan memutar," kata Kepala Desa Kepulungan, Ubaidillah.
Terputusnya jembatan penghubung ini, kata Ubaidillah, sangat mengganggu aktivitas warga di dua desa tersebut. Sementara untuk mengambil jalan memutar, membutuhkan waktu dan jarak tempuh yang jauh. Pihaknya berharap agar pemerintah segera mencari solusi untuk membangun jembatan tersebut.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, seusai meninjau lokasi menyatakan akan mengambil langkah penanganan darurat dengan membuat jembatan alternatif. Jembatan yang dibuat dari bambu tersebut diharapkan dapat membantu aktivitas warga di dua desa tersebut.
"Kami akan membuat jembatan darurat agar aktifitas warga tetap berjalan seperti biasa. Jembatan akan dibuat dari bambu," kata Bupati Irsyad Yusuf.
Saat ini, pihaknya sudah membuat perencanaan pembangunan jembatan pengganti. Alokasi anggaran pembangunan akan diupayakan dari dana pasca bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
(rsa)