Ribuan kera serang 5 desa di lereng Merapi

Senin, 20 Januari 2014 - 15:46 WIB
Ribuan kera serang 5 desa di lereng Merapi
Ribuan kera serang 5 desa di lereng Merapi
A A A
Sindonews.com - Ribuan kera penghuni hutan Gunung Merapi menyerang lahan pertanian dan komplek pemukiman penduduk, di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Serangan ini mengakibatkan pasokan makanan di lereng gunung mulai minim.

Camat Kemalang Bambang Haryoko menyebutkan, setidaknya ada lima desa yang ada diserang oleh kawanan kera itu. Di antaranya Desa Balerante, Tangkil, Sidorejo, Tegalmulyo, dan Kemalang.

Serangan kawanan kera itu sudah berlangsung berkali-kali, pascaerupsi besar Merapi 2010 dan terakhir beberapa hari lalu hingga kini. Serangan itu berlangsung secara temporer dan tidak bisa diprediksikan kapan waktunya.

“Saya bilang temporer, karena itu tidak berlangsung terus menerus. Kadang mereka menyerang hingga ke pemukiman warga. Akan tetapi kadang-kadang, serangan tersebut berhenti dan muncul lagi beberapa hari kemudian,” ujarnya, kepada wartawan, Senin (20/1/2014).

Bambang menyebutkan, kera-kera tersebut menyerang lahan pertanian penduduk dan memakan hasil bumi yang siap panen. Seperti ubi, ketela, sayuran, buah-buahan, serta beberapa hasil bumi lainnya. Mereka juga merusak tanaman-tanaman yang masih muda, sehingga membuat petani di lereng gunung merugi dan gagal panen.

Serangan itu sulit diatasi mengingat jumlahnya yang mencapai ribuan ekor. Selain itu cara-cara pengusiran secara tradisonal dengan alat-alat seadanya juga tidak bisa membuat gerombolan kera itu takut.

“Sebenarnya sudah diusir secara manual, tetapi kawanan kera itu tetap kembali, jadi itu sama saja tidak berhasil. Yang kita butuhkan saat ini adalah metode pengusiran yang efektif dan membuat kera jera, serta tidak kembali lagi. Namun itu belum kita temukan,” tegasnya.

Terpisah, Kepala Desa Balerante Sukono menyebutkan, saat ini petani memerlukan jaring yang dipakai untuk menghalau kera masuk ke lahan pertanian. Jaring-jaring itu nanti dipasang di sepanjang alur Kali Woro. Sehingga saat kera mau menyerang lahan pertanian akan tersangkut pada jaring-jaring tersebut.

“Kita bisa mengantisipasinya dengan jaring-jaring itu, akan tetapi pengadaan jaring itu terlalu mahal sehingga petani kita tidak bisa membelinya,” ucapnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6089 seconds (0.1#10.140)