RSJ Surakarta siap tampung caleg stres
A
A
A
Sindonews.com - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Surakarta bersedia menampung calon anggota legislatif (caleg) yang mengalami gangguan mental, saat gagal menjadi anggota dewan. Namun begitu, RSJ Surakarta tidak membuka ruangan khusus. Para caleg yang stres akan dicampur dengan pasien lainnya.
"Dari kalangan manapun kami harus menerima, itu prinsipnya," ujar Humas dan Pemasaran RSJ Surakata Dyah Srimarwati, saat ditemui wartawan, di RSJ Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (14/1/2014).
Ditambahkan dia, pada intinya RSJ Surakarta akan melayani semua masyarakat, dari lapisan atas dan bawah yang mengalami gangguan kejiwaan. "Yang penting dia membutuhkan pertolongan sesegera mungkin, dan dilayani," terangnya.
Bila ada pasien datang dan setelah dilakukan pengecekan ternyata harus ditangani dan menjalani rawat inap, maka RSJ Surakarta segera memberitahukan kepada keluarganya. Namun bila setelah dilakukan pengecekan cukup dilakukan rawat jalan, maka RSJ Surakarta menyerahkan kembali kepada keluarga. Tentu saja, meski diperbolehkan pulang, pengobatan terhadap pasien tersebut tetap dilakukan.
"Jadi kami tidak (mau) tahu dia itu dari kalangan apa, kami tidak tahu," ungkap Dyah yang mengaku sudah 19 tahun menjadi humas di RSJ.
Saat ditanyakan apakah RSJ pada lima tahun lalu, menerima caleg gagal yang stres, Dyah kembali mengaku tidak tahu. Sebab, semua dokumen rekam medik pasien ada di tangan dokter.
Meskipun sesuai UU No.14 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik ada beberapa wilayah yang terbuka untuk publik, namun ada beberapa hal yang tertutup untuk diketahui oleh publik, salah satunya dokumen tentang kerahasiaan pasien. "Kami tidak bisa menyampaikan rekam medik pasien tersebut kepada publik," ungkapnya.
Sedangkan berapa lama pasien tersebut dirawat, dia mengatakan, paling lama tiga bulan. Menyangkut biaya perawatan, akan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
Sementara itu, dari tabel kelas-kelas perawatan di RSJ yang ada di famlet, untuk kelas VVIP sebesar Rp300 ribu. Sedangkan Kelas VIP sebesar Rp200 ribu. Untuk Kelas 1 sebesar Rp100 ribu, Kelas 2 sebesar Rp60 ribu, dan Kelas 3 sebesar Rp50 ribu.
"Dari kalangan manapun kami harus menerima, itu prinsipnya," ujar Humas dan Pemasaran RSJ Surakata Dyah Srimarwati, saat ditemui wartawan, di RSJ Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (14/1/2014).
Ditambahkan dia, pada intinya RSJ Surakarta akan melayani semua masyarakat, dari lapisan atas dan bawah yang mengalami gangguan kejiwaan. "Yang penting dia membutuhkan pertolongan sesegera mungkin, dan dilayani," terangnya.
Bila ada pasien datang dan setelah dilakukan pengecekan ternyata harus ditangani dan menjalani rawat inap, maka RSJ Surakarta segera memberitahukan kepada keluarganya. Namun bila setelah dilakukan pengecekan cukup dilakukan rawat jalan, maka RSJ Surakarta menyerahkan kembali kepada keluarga. Tentu saja, meski diperbolehkan pulang, pengobatan terhadap pasien tersebut tetap dilakukan.
"Jadi kami tidak (mau) tahu dia itu dari kalangan apa, kami tidak tahu," ungkap Dyah yang mengaku sudah 19 tahun menjadi humas di RSJ.
Saat ditanyakan apakah RSJ pada lima tahun lalu, menerima caleg gagal yang stres, Dyah kembali mengaku tidak tahu. Sebab, semua dokumen rekam medik pasien ada di tangan dokter.
Meskipun sesuai UU No.14 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik ada beberapa wilayah yang terbuka untuk publik, namun ada beberapa hal yang tertutup untuk diketahui oleh publik, salah satunya dokumen tentang kerahasiaan pasien. "Kami tidak bisa menyampaikan rekam medik pasien tersebut kepada publik," ungkapnya.
Sedangkan berapa lama pasien tersebut dirawat, dia mengatakan, paling lama tiga bulan. Menyangkut biaya perawatan, akan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.
Sementara itu, dari tabel kelas-kelas perawatan di RSJ yang ada di famlet, untuk kelas VVIP sebesar Rp300 ribu. Sedangkan Kelas VIP sebesar Rp200 ribu. Untuk Kelas 1 sebesar Rp100 ribu, Kelas 2 sebesar Rp60 ribu, dan Kelas 3 sebesar Rp50 ribu.
(san)