Longsor Bukit Monoreh kian mengkhawatirkan
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya puluhan rumah di kawasan Bukit Menoreh, Salaman, Kabupaten Magelang terancam longsor susulan setelah material tanah tanah dan batu menimbun jalur alternatif menuju Kecamatan Borobudur pada Jumat (20/12/2013) lalu.
Tercatat, dua rumah warga di Desa Kalijero, Salaman terkena longsoran material serta satu rumah lainnya nyaris ambrol.
Tiga rumah tersebut berada di lereng Bukit Menoreh, tepatnya di sepanjang Jalan Kyai Sampir yang menuju Kecamatan Borobudur. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun warga diminta mengevakuasi diri apabila tanah mulai bergerak. Hujan yang terus mengguyur perbukitan itu sejak beberapa hari terakhir membuat struktur tanah menjadi labil.
“Pada waktu itu saya langsung terbangun saat mendengar bongkahan-bongkahan tanah jatuh,” kata Heni Puspitasari (20), korban longsor di RT 28/RW VIII Dusun Kalipucung, Desa Kalirejo, Salaman, Minggu (22/12/2013).
Material tebing yang berada tegak lurus dengan dinding rumahnya luruh mengenai dapur. Kondisi serupa juga terjadi di rumah milik Arlan (30), tetangga Heni. Hingga saat ini, timbunan tanah dan batu belum selesai dibersihkan warga yang dibantu aparat TNI. Meski mengaku waswas, namun Heni tak bisa meninggalkan rumah guna mengevakuasi diri dalam beberapa hari ke depan.
Sementara itu lereng Bukit Menoreh di Dusun Kobar III RT 26/RW II mengalami retakan. Rumah milik Ngatiman (55) yang berada di alur retakan terkena imbasnya.
“Retakkan sepanjang 25 meter. Dinding rumah saya sampai terbelah,” ujarnya.
Dikatakan dia, kejadian serupa pernah dialami sekitar setahun lalu. Saat itu, dia terpaksa membongkar seluruh bagian rumah untuk mengantisipasi bangunannya hancur. Sedangkan sekarang, Ngatiman kembali membongkar bangunan bagian belakang dengan alasan serupa.
“Mau bagaimana lagi. Akan sangat berbahaya bila tetap beraktivitas di dapur dan gudang, karena kapan saja bisa ambrol,” kata dia.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Didik Wahyu Nugroho, mengatakan, tim kian intens mengawasi situasi terakhir di lokasi rawan longsor. Terdeteksi puluhan rumah rawan longsor setelah tiga rumah tertimbun material pada akhir pekan ini.
“Senin atau Selasa depan, akan ditinjau lagi. Yang di lokasi Kobar III ada tiga rumah terancam longsor, sedangkan di Kalipucung ada beberapa. Puluhan hunian di lereng Menoreh memang dinyatakan siaga bencana longsor,” kata dia.
Tercatat, dua rumah warga di Desa Kalijero, Salaman terkena longsoran material serta satu rumah lainnya nyaris ambrol.
Tiga rumah tersebut berada di lereng Bukit Menoreh, tepatnya di sepanjang Jalan Kyai Sampir yang menuju Kecamatan Borobudur. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun warga diminta mengevakuasi diri apabila tanah mulai bergerak. Hujan yang terus mengguyur perbukitan itu sejak beberapa hari terakhir membuat struktur tanah menjadi labil.
“Pada waktu itu saya langsung terbangun saat mendengar bongkahan-bongkahan tanah jatuh,” kata Heni Puspitasari (20), korban longsor di RT 28/RW VIII Dusun Kalipucung, Desa Kalirejo, Salaman, Minggu (22/12/2013).
Material tebing yang berada tegak lurus dengan dinding rumahnya luruh mengenai dapur. Kondisi serupa juga terjadi di rumah milik Arlan (30), tetangga Heni. Hingga saat ini, timbunan tanah dan batu belum selesai dibersihkan warga yang dibantu aparat TNI. Meski mengaku waswas, namun Heni tak bisa meninggalkan rumah guna mengevakuasi diri dalam beberapa hari ke depan.
Sementara itu lereng Bukit Menoreh di Dusun Kobar III RT 26/RW II mengalami retakan. Rumah milik Ngatiman (55) yang berada di alur retakan terkena imbasnya.
“Retakkan sepanjang 25 meter. Dinding rumah saya sampai terbelah,” ujarnya.
Dikatakan dia, kejadian serupa pernah dialami sekitar setahun lalu. Saat itu, dia terpaksa membongkar seluruh bagian rumah untuk mengantisipasi bangunannya hancur. Sedangkan sekarang, Ngatiman kembali membongkar bangunan bagian belakang dengan alasan serupa.
“Mau bagaimana lagi. Akan sangat berbahaya bila tetap beraktivitas di dapur dan gudang, karena kapan saja bisa ambrol,” kata dia.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Didik Wahyu Nugroho, mengatakan, tim kian intens mengawasi situasi terakhir di lokasi rawan longsor. Terdeteksi puluhan rumah rawan longsor setelah tiga rumah tertimbun material pada akhir pekan ini.
“Senin atau Selasa depan, akan ditinjau lagi. Yang di lokasi Kobar III ada tiga rumah terancam longsor, sedangkan di Kalipucung ada beberapa. Puluhan hunian di lereng Menoreh memang dinyatakan siaga bencana longsor,” kata dia.
(rsa)