Polisi tunda penyidikan dukun aborsi
A
A
A
Sindonews.com - Proses penyidikan tersangka dukun aborsi Sanenten alias Mbok Yam (65), dan asistennya Sulastri alias Mbok Ho (60), berjalan lamban. Tersangka Mbok Yam yang menderita penyakit darah tinggi kerap kambuh saat menjalani pemeriksaan.
Sementara asistennya, Mbok Ho juga tengah menderita penyakit diabetes. Penyidik terpaksa menunda pemeriksaan terhadap Mbok Yam, hingga kondisi fisiknya benar-benar sehat. Hal serupa juga diberlakukan kepada Mbok Ho yang hanya menjalani tahanan kota. Luka di kakinya akibat penyakit diabetes membutuhkan perawatan ekstra.
Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota AKP Agus I Supriyanto mengungkapkan, penundaan penyidikan ini karena kondisi kesehatan kedua tersangka memburuk. Dari hasil pemeriksaan kesehatan, gula darah Mbok Yam masih tinggi. Sehingga penyidik memilih untuk menunda untuk memeriksa Mbok Yam dan Mbok Ho.
"Kondisi fisik dan kesehatan kedua tersangka sedang sakit. Sehingga pemeriksaan belum bisa dilanjutkan. Kami akan menyediakan tim medis bila dibutuhkan," kata Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota AKP Agus Supriyanto, Jumat (20/12/2013).
Sementara itu, pemeriksaan terhadap saksi korban SS (14), belum bisa dilakukan karena kondisi fisiknya yang masih lemah paskca pulang paksa dari perawatan di RSUD dr Saleh. Untuk keperluan penyidikan, polisi telah mengambil sampel darah korban gagal aborsi untuk dicocokkan dengan barang bukti orok yang telah dikirim ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polri di Surabaya.
Menurut AKP Agus Suprianto, penyidik sebenarnya tidak perlu pengakuan dari pihak tersangka. Sebab dari bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi yang didapat sudah cukup untuk menjerat tindak pidana yang dilakukan. Saat ini, proses pemberkasan sudah dalam tahap penyelesaian.
"Berkas perkaranya masih dalam taraf penyelesaian. Kami berkeinginan untuk mengungkap keterangan yang lain dari tersangka utama maupun kedua. Sementara ini memang masih sepenggal-sepenggal," jelasnya.
Sementara asistennya, Mbok Ho juga tengah menderita penyakit diabetes. Penyidik terpaksa menunda pemeriksaan terhadap Mbok Yam, hingga kondisi fisiknya benar-benar sehat. Hal serupa juga diberlakukan kepada Mbok Ho yang hanya menjalani tahanan kota. Luka di kakinya akibat penyakit diabetes membutuhkan perawatan ekstra.
Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota AKP Agus I Supriyanto mengungkapkan, penundaan penyidikan ini karena kondisi kesehatan kedua tersangka memburuk. Dari hasil pemeriksaan kesehatan, gula darah Mbok Yam masih tinggi. Sehingga penyidik memilih untuk menunda untuk memeriksa Mbok Yam dan Mbok Ho.
"Kondisi fisik dan kesehatan kedua tersangka sedang sakit. Sehingga pemeriksaan belum bisa dilanjutkan. Kami akan menyediakan tim medis bila dibutuhkan," kata Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota AKP Agus Supriyanto, Jumat (20/12/2013).
Sementara itu, pemeriksaan terhadap saksi korban SS (14), belum bisa dilakukan karena kondisi fisiknya yang masih lemah paskca pulang paksa dari perawatan di RSUD dr Saleh. Untuk keperluan penyidikan, polisi telah mengambil sampel darah korban gagal aborsi untuk dicocokkan dengan barang bukti orok yang telah dikirim ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polri di Surabaya.
Menurut AKP Agus Suprianto, penyidik sebenarnya tidak perlu pengakuan dari pihak tersangka. Sebab dari bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi yang didapat sudah cukup untuk menjerat tindak pidana yang dilakukan. Saat ini, proses pemberkasan sudah dalam tahap penyelesaian.
"Berkas perkaranya masih dalam taraf penyelesaian. Kami berkeinginan untuk mengungkap keterangan yang lain dari tersangka utama maupun kedua. Sementara ini memang masih sepenggal-sepenggal," jelasnya.
(san)