Warga Solo berduka wafatnya Nelson Mandela
A
A
A
Sindonews.com - Rasa duka atas meninggalnya Nelson Mandela tidak hanya dirasakan warga Afrika Selatan. Namun kepergian mantan Presiden Afrika Selatan tersebut juga sangat dirasakan warga Solo, Jawa Tengah.
Bagi warga Solo, Nelson Mandela adalah alah satu tokoh dunia yang ikut memperjuangkan batik, sebagai warisan yang diakui dunia. Bahkan, selama hidupnya Nelson Mandela satu-satunya Kepala Negara yang menggunakan batik sebagai pakaian resmi bila berkunjung ke negara lain.
Atas dasar itulah, warga Solo merasa berhutang budi terhadap Nelson Mandela. Sebagai tanda penghormatan atas kepergiannya, komunitas Republik Aeng-aeng menggelar tabur bunga, serta menaruh karangan bunga tepat di bawah patung Brigjen Slamet Riyadi yang terletak di bunderan Gladak, Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah.
"Indonesia, khususnya Solo sangat berhutang budi terhadap Nelson Mandela. Bagi Kota Solo, Nelson Mandela orang yang paling berjasa memperjuangkan batik menjadi salah satu warisan budaya yang diakui dunia," papar Koordinator Republik Aeng-aeng Mayor Haristanto, Jumat (6/12/2013).
Menurutnya, Mandela sosok kepala negara yang benar-benar merakyat. Selama menjabat sebagai orang nomer satu di Afrika Selatan, Mandela tidak pernah memposisikan dirinya sebagai seorang Presiden.
Selain merakyat, Mandela tetap gigih memperjuangkan kesamaan ras di seluruh dunia. Mandelapun tidak mau adanya diskriminasi antar ras. Meskipun tidak ada hubungan apapun dengan Indonesia, sudah seharusnya Indonesia pun berduka atas kepergian Mandela.
"Meski Mandela bukan asli Indonesia, tapi mengingat jasa-jasannya terhadap dunia, termasuk batik, kita juga merasa memiliki," katanya.
Untuk mengenang meninggalnya pemenang nobel Perdamaian tersebut, warga Solo memasang karangan bunga "Indonesia Berduka" yang memasang foto Nelson Mandela di bawah patung perjuangan warga Solo.
Bagi warga Solo, Nelson Mandela adalah alah satu tokoh dunia yang ikut memperjuangkan batik, sebagai warisan yang diakui dunia. Bahkan, selama hidupnya Nelson Mandela satu-satunya Kepala Negara yang menggunakan batik sebagai pakaian resmi bila berkunjung ke negara lain.
Atas dasar itulah, warga Solo merasa berhutang budi terhadap Nelson Mandela. Sebagai tanda penghormatan atas kepergiannya, komunitas Republik Aeng-aeng menggelar tabur bunga, serta menaruh karangan bunga tepat di bawah patung Brigjen Slamet Riyadi yang terletak di bunderan Gladak, Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah.
"Indonesia, khususnya Solo sangat berhutang budi terhadap Nelson Mandela. Bagi Kota Solo, Nelson Mandela orang yang paling berjasa memperjuangkan batik menjadi salah satu warisan budaya yang diakui dunia," papar Koordinator Republik Aeng-aeng Mayor Haristanto, Jumat (6/12/2013).
Menurutnya, Mandela sosok kepala negara yang benar-benar merakyat. Selama menjabat sebagai orang nomer satu di Afrika Selatan, Mandela tidak pernah memposisikan dirinya sebagai seorang Presiden.
Selain merakyat, Mandela tetap gigih memperjuangkan kesamaan ras di seluruh dunia. Mandelapun tidak mau adanya diskriminasi antar ras. Meskipun tidak ada hubungan apapun dengan Indonesia, sudah seharusnya Indonesia pun berduka atas kepergian Mandela.
"Meski Mandela bukan asli Indonesia, tapi mengingat jasa-jasannya terhadap dunia, termasuk batik, kita juga merasa memiliki," katanya.
Untuk mengenang meninggalnya pemenang nobel Perdamaian tersebut, warga Solo memasang karangan bunga "Indonesia Berduka" yang memasang foto Nelson Mandela di bawah patung perjuangan warga Solo.
(san)