Kesenian 20 keraton dipertunjukan dalam GCSKN 2013
A
A
A
Sindonews.com - Para raja dan sultan dari 20 keraton se-nusantara Sabtu (29/11) hari ini berkumpul di Cirebon mengikuti Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara.
Dalam gelaran ini, akan dipertunjukkan beragam kesenian dari setiap keraton semalaman.
Ke-20 keraton yang ikut berpartisipasi adalah Kesultanan Kasepuhan Cirebon, Puri Agung Denpasar, Kesunanan Surakarta, Kesultanan Deli, Kesultanan Kutai, Kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Ternate, Kesultanan Bima, Puro Pakualaman, Kesultanan Gowa, Kesultanan Tidore, Puri Agung Klungkung, Kesultanan Banten, Kesultanan Asahan, Kesultanan Pagaruyung, Kesultanan Kanoman Cirebon, Keraton Sumedang Larang, Kesultanan Langkat, Keraton Kacirebonan, dan Puro Mangkunegaran.
Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara memiliki tiga agenda, di antaranya pembukaan yang digelar di Keraton Kasepuhan, Panggung Budaya di Panggung Budaya The Radiant Patapan, Beber, Kabupaten Cirebon, serta Sarasehan yang digelar di Keraton Kasepuhan.
Pada panggung budaya yang berlangsung Sabtu (29/11) malam, akan digelar pertunjukan kesenian dari 20 keraton se-nusantara.
Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat mengungkapkan, sejumlah keraton bakal menampilkan tarian agung yang jarang ditampilkan, kecuali dalam momen khusus.
Dia menyebutkan, even Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara 2013 digelar sebagai upaya pelestarian seni di semua keraton di nusantara.
“Selain itu juga untuk menggambarkan dinamika seni yang berkembang di keraton nusantara dari masa ke masa,” tutur dia, kemarin.
Rencananya, Kesultanan Kasepuhan sendiri akan menampilkan Tari Tumenggung Klana Kasepuhan.
Wakil Ketua Panitia yang juga Putra Mahkota Kasepuhan Pangeran Raja Luqman Zulkaedin menjelaskan, Tari Tumenggung Klana Kasepuhan merupakan tarian yang menggambarkan perjalanan spiritual seseorang, yang bertabiat baik sampai buruk, serakah, penuh amarah, dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, mabuk, kesenangan berlebihan.
“Akan digambarkan secara enerjik dan dinamis, di antaranya adegan tertawa terbahak-bahak dan sebagainya,” ungkap dia.
Keraton lainnya yang menampilkan tarian seperti Bima yang akan mempertunjukkan Tari Lenggo Mbojo. Tari Lenggo Mbojo merupakan tari istana Kesultanan Bima yang ditampilkan saat Perayaan Hari Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
Tarian dimainkan enam orang penari putri berpakaian adat dan iringan musik tradisional Bima berupa gendang, suling, dan gong. Tarian Lenggo Mbojo ditarikan secara lemah lembut dengan memakai kipas, gerakan khusus yang menunjukan kehalusan budi pekerti yang beragama Islam.
Selain keduanya, akan ditampilkan pula tarian dari kesultanan lain yang dipertunjukkan semalaman. Sementara itu, hari berikutnya digelar sarasehan yang akan membahas perkembangan budaya yang terjadi saat ini di Indonesia di Hotel, Minggu (1/12).
Topik yang akan dibahas di antaranya usulan para raja dan sultan atas kebutuhan Indonesia akan Menteri Kebudayaan secara khusus. Keberadaan Menteri Kebudayaan Khusus dipandang sebagai upaya menempatkan manusia lebih baik melalui kearifan lokal, di luar pembangunan fisik dan ekonomi yang selama ini lebih dipentingkan.
Dalam gelaran ini, akan dipertunjukkan beragam kesenian dari setiap keraton semalaman.
Ke-20 keraton yang ikut berpartisipasi adalah Kesultanan Kasepuhan Cirebon, Puri Agung Denpasar, Kesunanan Surakarta, Kesultanan Deli, Kesultanan Kutai, Kesultanan Yogyakarta, Kesultanan Ternate, Kesultanan Bima, Puro Pakualaman, Kesultanan Gowa, Kesultanan Tidore, Puri Agung Klungkung, Kesultanan Banten, Kesultanan Asahan, Kesultanan Pagaruyung, Kesultanan Kanoman Cirebon, Keraton Sumedang Larang, Kesultanan Langkat, Keraton Kacirebonan, dan Puro Mangkunegaran.
Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara memiliki tiga agenda, di antaranya pembukaan yang digelar di Keraton Kasepuhan, Panggung Budaya di Panggung Budaya The Radiant Patapan, Beber, Kabupaten Cirebon, serta Sarasehan yang digelar di Keraton Kasepuhan.
Pada panggung budaya yang berlangsung Sabtu (29/11) malam, akan digelar pertunjukan kesenian dari 20 keraton se-nusantara.
Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat mengungkapkan, sejumlah keraton bakal menampilkan tarian agung yang jarang ditampilkan, kecuali dalam momen khusus.
Dia menyebutkan, even Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara 2013 digelar sebagai upaya pelestarian seni di semua keraton di nusantara.
“Selain itu juga untuk menggambarkan dinamika seni yang berkembang di keraton nusantara dari masa ke masa,” tutur dia, kemarin.
Rencananya, Kesultanan Kasepuhan sendiri akan menampilkan Tari Tumenggung Klana Kasepuhan.
Wakil Ketua Panitia yang juga Putra Mahkota Kasepuhan Pangeran Raja Luqman Zulkaedin menjelaskan, Tari Tumenggung Klana Kasepuhan merupakan tarian yang menggambarkan perjalanan spiritual seseorang, yang bertabiat baik sampai buruk, serakah, penuh amarah, dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, mabuk, kesenangan berlebihan.
“Akan digambarkan secara enerjik dan dinamis, di antaranya adegan tertawa terbahak-bahak dan sebagainya,” ungkap dia.
Keraton lainnya yang menampilkan tarian seperti Bima yang akan mempertunjukkan Tari Lenggo Mbojo. Tari Lenggo Mbojo merupakan tari istana Kesultanan Bima yang ditampilkan saat Perayaan Hari Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
Tarian dimainkan enam orang penari putri berpakaian adat dan iringan musik tradisional Bima berupa gendang, suling, dan gong. Tarian Lenggo Mbojo ditarikan secara lemah lembut dengan memakai kipas, gerakan khusus yang menunjukan kehalusan budi pekerti yang beragama Islam.
Selain keduanya, akan ditampilkan pula tarian dari kesultanan lain yang dipertunjukkan semalaman. Sementara itu, hari berikutnya digelar sarasehan yang akan membahas perkembangan budaya yang terjadi saat ini di Indonesia di Hotel, Minggu (1/12).
Topik yang akan dibahas di antaranya usulan para raja dan sultan atas kebutuhan Indonesia akan Menteri Kebudayaan secara khusus. Keberadaan Menteri Kebudayaan Khusus dipandang sebagai upaya menempatkan manusia lebih baik melalui kearifan lokal, di luar pembangunan fisik dan ekonomi yang selama ini lebih dipentingkan.
(lns)