Kasus dr Ayu timbulkan trauma bagi dokter

Kamis, 28 November 2013 - 16:34 WIB
Kasus dr Ayu timbulkan trauma bagi dokter
Kasus dr Ayu timbulkan trauma bagi dokter
A A A
Sindonews.com - Pasca penahanan dr Ayu Sasiary Prawani oleh pihak kepolisian, sejumlah dokter mengaku takut untuk melakukan tindakan penanganan terhadap pasien gawat darurat.

Keterangan yang didapatkan dari dr Elyza, ketakutan para dokter tersebut terjadi lantaran kasus dr Ayu yang dibawa ke ranah hukum. Padahal, dr Ayu tersebut melakukan tindakan emergency atau gawat darurat yang perlu penanganan cepat.

Dokter yang juga menjadi pejabat Humas Rumah Sakit Dokter Muwardi tersebut mengatakan, penanganan untuk pasien gawat darurat memang penuh risiko. Menurutnya, risiko terburuk dari setiap penanganan kasus tersebut, yakni sang pasien meninggal dunia.

“Risiko terburuk dalam setiap penanganan gawat darurat, setiap pasien akan meninggal dunia. Hal ini yang menjadi ketakutan kami, jika pasien meninggal, nantinya pihak dokter atau rumah sakit yang disalahkan, seperti dalam kasus dr Ayu,” ucapnya, saat ditemui di RS Dokter Muwardi, Kamis (28/11/2013).

Atas bergulirnya kasus dr Ayu tersebut, saat ini pihak rumah sakit maupun para dokter mengaku menjadi lebih berhati-hati dalam menangani setiap kasus gawat darurat.

Menurutnya, setiap penanganan kasus tersebut pihak rumah sakit harus mendapatkan kesepakatan dari sang pasien ataupun dari keluarga pasien yang bersangkutan. Saat keluarga sudah menyetujui, jika terjadi risiko terburuk, maka tidak akan ada yang menuntut.

“Yang susah kalau ada pasien kecelakaan dan perlu penanganan segera, padahal keluargannya tidak ikut ke rumah sakit. Nantinya kalau kita melangkah lebih lanjut, kita bakal dituntut oleh keluarga pasien. Jika tidak melangkah secepatnya, kondisi pasien semakin parah,” bebernya.

Sementara itu, pasca mogok dokter secara nasional Rabu 28 November 2013, pelayanan di rumah sakit tersebut mulai berjalan normal. Dari daftar pasien yang ada, jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit mencapai sekitar 800 pasien. Jumlah tersebut meningkat dari jumlah biasanya yang hanya sekitar 400-600 pasien.

Sri Widadi pasien asal Kalioso mengaku senang dengan beroperasinya kembali pelayanan di rumah sakit tersebut. Menurutnya, kemarin dirinya telah sampai di rumah sakit, akan tetapi pelayanan justru tutup. “Kemarin sudah ke sini, akan tetapi tidak tahu kalau tutup,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Badriyah pasien lainnya. Dia mengaku lega pelayanan kesehatan tersebut kembali buka. Dia mengaku senang bisa segera mengobati sakit mata yang dideritanya.

Sementara itu, Pejabat Humas RS Kasih Ibu Baskoro mengatakan, peningkatan pasien di rumah sakit tersebut tidak begitu banyak. Akan tetapi secara umum pelayanan sudah berjalan normal.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3535 seconds (0.1#10.140)