Dokter demo, pasien RSUD Bandung numpuk
A
A
A
Sindonews.com - Aksi mogok massal yang dilakukan dokter di seluruh Indonesia, termasuk di Bandung, membuat pelayanan medis terganggu. Puluhan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung, Ujungberung, terbengkalai di ruang tunggu.
Tidak seperti biasanya, mereka harus menunggu hingga berjam-jam untuk mendapatkan perawatan medis. Akibatnya terjadi penumpukan pasien di unit gawat darurat (UGD) dan poli klinik.
Imas Rohana (38) pasien poli klinik RSUD Ujungberung mengaku kecewa dengan tidak adanya dokter yang melayaninya. Padahal, Imas sudah mendapat rujukan dari klinik untuk melakukan cek darah.
"Kecewa lah," ungkap Imas saat ditemui Sindonews, di RSUD Kota Bandung Ujungberung, Jalan Rumah Sakit, Rabu (27/11/2013).
Warga daerah Cikutra ini mengaku, tengah menderita sakit maag. Setelah dilakukan pemeriksaan di klinik dekat rumahnya, ada dugaan Imas terkena typhus. Namun, akibat tidak adanya dokter yang memeriksa, terpaksa Imas mengurungkan niatnya.
"Katanya typhus tapi belum positif. Makanya dirujuk ke sini. Tapi enggak ada dokternya. Pulang saja," singkat dia, kesal.
Kondisi ini dibenarkan Direktur Utama RSUD Kota Bandung Taat Tagore. Dia mengakui jika sejumlah dokternya mengikuti aksi mogok bertugas.
"Kami ikut (mogok) sehari. Sesuai edaran IDI (Ikatan Dokter Indonesia), kita ambil keputusan tidak boleh ada yang keluar, aksi ke jalan atau praktek di swasta. Jadi tetap siaga kalau dimana-mana penuh, fungsi sosial kita harus jalan," kata dia.
Taat sendiri menyangkal jika pihaknya mengabaikan pelayanan medis kepada masyarakat. Menurutnya, manajemen telah menempelkan pengumuman tentang dokter yang tidak bertugas.
"40 dokter tetap melayani. Komplain pun tidak ada, karena (pasien) sudah tahu mau ada aksi. Sejak kemarin siang, pengumumannya sudah ditempel," jelas dia.
Tidak seperti biasanya, mereka harus menunggu hingga berjam-jam untuk mendapatkan perawatan medis. Akibatnya terjadi penumpukan pasien di unit gawat darurat (UGD) dan poli klinik.
Imas Rohana (38) pasien poli klinik RSUD Ujungberung mengaku kecewa dengan tidak adanya dokter yang melayaninya. Padahal, Imas sudah mendapat rujukan dari klinik untuk melakukan cek darah.
"Kecewa lah," ungkap Imas saat ditemui Sindonews, di RSUD Kota Bandung Ujungberung, Jalan Rumah Sakit, Rabu (27/11/2013).
Warga daerah Cikutra ini mengaku, tengah menderita sakit maag. Setelah dilakukan pemeriksaan di klinik dekat rumahnya, ada dugaan Imas terkena typhus. Namun, akibat tidak adanya dokter yang memeriksa, terpaksa Imas mengurungkan niatnya.
"Katanya typhus tapi belum positif. Makanya dirujuk ke sini. Tapi enggak ada dokternya. Pulang saja," singkat dia, kesal.
Kondisi ini dibenarkan Direktur Utama RSUD Kota Bandung Taat Tagore. Dia mengakui jika sejumlah dokternya mengikuti aksi mogok bertugas.
"Kami ikut (mogok) sehari. Sesuai edaran IDI (Ikatan Dokter Indonesia), kita ambil keputusan tidak boleh ada yang keluar, aksi ke jalan atau praktek di swasta. Jadi tetap siaga kalau dimana-mana penuh, fungsi sosial kita harus jalan," kata dia.
Taat sendiri menyangkal jika pihaknya mengabaikan pelayanan medis kepada masyarakat. Menurutnya, manajemen telah menempelkan pengumuman tentang dokter yang tidak bertugas.
"40 dokter tetap melayani. Komplain pun tidak ada, karena (pasien) sudah tahu mau ada aksi. Sejak kemarin siang, pengumumannya sudah ditempel," jelas dia.
(san)