Dipegangi satpam, warga tewas ditembaki polisi
A
A
A
Sindonews.com - Marzuki (35), warga Dusun Bulusani, Desa Bontomangiring, Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba, tewas ditembak oleh seorang anggota kepolisian resor (Polres) Bulukumba, yang bertugas di Polsek Kecamatan Ujung Loe, bernama Briptu Halik, sekira pukul 16.00 WITA, Minggu (24/11/2013).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa penembakan ini bermula ketika korban berada di rumah warga yang berjarak sekira 500 meter dari kebun karet milik PT Lonsum Tbk. Namun, tiba-tiba datang seorang oknum polisi ditemani dua Satpam PT Lonsum dan langsung menembak korban. Sedang korban tewas karena terkena tembakan pada bagian paha kiri dan kanan dari jarak paling dekat, dan langsung jatuh.
Warga yang melihat korban tertembak langsung melarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Daeng Bulukumba guna mendapatkan pertolongan medis. Namun, dalam perjalanan korban meninggal karena tiga butir peluru yang menembus kedua pahanya membuat Marsuki kehabisan darah.
Sementara itu, saksi mata yang melihat langsung kejadian bernama, Pataning (40), mengaku kalau pelakunya adalah oknum polisi.
"Saya melihat pelaku menembak dengan menggunakan senjata laras panjang, dan waktu ditembak, korban dipegang oleh dua orang satpam. Bahkan, tangannya diborgol sehingga korban tidak bisa berbuat apa-apa, dan langsung ditembak tiga kali pada bagian paha," ucap Pataning, kepada wartawan di Bulukumba.
Warga lain, Ahmad Kulle menambahkan, saat hendak ditembak korban dipegang oleh tiga orang satpam PT Lonsum yakni Yusuf, Alam dan Bahtiar.
"Setelah ditembak pada bagian paha dua kali, Marzuki langsung diseret naik ke mobil baru diborgol. Orang yang pegang juga memegang badik. Sehingga saya yang mau menolong korban tidak bisa, karena saya ditodong oleh aparat itu. Satpam yang pegang korban ada badiknya. Kami menduga polisi bersama satpam rela membunuh Marzuki karena mungkin tidak mampu mengendalikan dirinya yang sudah mabuk. Karena korban dengan pelaku, saya dengar tidak ada masalah sebelumnya," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Bulusani Sudarman mengatakan, pihaknya menduga oknum polisi menembak pelaku karena mabuk. Pelaku bernama Briptu Halik, adalah anggota Polsek Ujung Loe diperbantukan mengamankan kebun karet milik PT Lonsum.
"Kemungkinan oknum polisi itu mabuk. Makanya dia menembak korban. Tapi, semua ini kita serahkan kepada Polres untuk memproses sesuai hukum yang berlaku," jelasnya.
Wakapolres Bulukumba, Kompol Amir, mengakui belum mengetahui secara pasti penyebab sehingga terjadi insiden penembakan tersebut. Hanya, menurut laporan satpam dan anggota polisi ini diduga dipukul. Sebab, pada bagian kepala salah satu satpam berdarah, makanya dia ke lokasi dan mencari pelakunya.
"Tapi, kita belum tahu pasti apa penyebab utamanya, sehingga ada insiden. Yang jelas kita segera melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut," kata Amir.
Hanya, lanjut Ahmad, dugaan polisi bahwa satpam lebih awal dipukul pada bagian kepala, sehingga melakukan pembalasan belum bisa dipastikan. Alasannya, dikhawatirkan mulut dan kepala satpam berdarah karena sengaja diiris sebagai ritual tolak balak jika seseorang hendak membunuh.
"Jadi, dugaan sementara lebih awal dipukul, saya kira belum bisa diyakini. Saya harap pihak kepolisian profesional dalam mengusut kasus ini. Kalau perlu transparan guna menghindari hal yang tidak diinginkan. Apalagi, pelaku diduga adalah seorang polisi," ujar dia.
Kapolres Bulukumba AKBP Donyar Kusumajid mengemukakan, pihaknya akan memproses dan akan menyelesaikan dengan transparan tanpa pandang bulu.
"Semua sama didepan hukum, tidak ada perbedaan. Kita akan proses dan akan menyelesaikannya dengan transparan," ucap mantan Kapolres Kabupaten Bantaeng, saat menerima kepala dusun bersama keluarga korban, di Mapolres Bulukumba.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa penembakan ini bermula ketika korban berada di rumah warga yang berjarak sekira 500 meter dari kebun karet milik PT Lonsum Tbk. Namun, tiba-tiba datang seorang oknum polisi ditemani dua Satpam PT Lonsum dan langsung menembak korban. Sedang korban tewas karena terkena tembakan pada bagian paha kiri dan kanan dari jarak paling dekat, dan langsung jatuh.
Warga yang melihat korban tertembak langsung melarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Daeng Bulukumba guna mendapatkan pertolongan medis. Namun, dalam perjalanan korban meninggal karena tiga butir peluru yang menembus kedua pahanya membuat Marsuki kehabisan darah.
Sementara itu, saksi mata yang melihat langsung kejadian bernama, Pataning (40), mengaku kalau pelakunya adalah oknum polisi.
"Saya melihat pelaku menembak dengan menggunakan senjata laras panjang, dan waktu ditembak, korban dipegang oleh dua orang satpam. Bahkan, tangannya diborgol sehingga korban tidak bisa berbuat apa-apa, dan langsung ditembak tiga kali pada bagian paha," ucap Pataning, kepada wartawan di Bulukumba.
Warga lain, Ahmad Kulle menambahkan, saat hendak ditembak korban dipegang oleh tiga orang satpam PT Lonsum yakni Yusuf, Alam dan Bahtiar.
"Setelah ditembak pada bagian paha dua kali, Marzuki langsung diseret naik ke mobil baru diborgol. Orang yang pegang juga memegang badik. Sehingga saya yang mau menolong korban tidak bisa, karena saya ditodong oleh aparat itu. Satpam yang pegang korban ada badiknya. Kami menduga polisi bersama satpam rela membunuh Marzuki karena mungkin tidak mampu mengendalikan dirinya yang sudah mabuk. Karena korban dengan pelaku, saya dengar tidak ada masalah sebelumnya," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Bulusani Sudarman mengatakan, pihaknya menduga oknum polisi menembak pelaku karena mabuk. Pelaku bernama Briptu Halik, adalah anggota Polsek Ujung Loe diperbantukan mengamankan kebun karet milik PT Lonsum.
"Kemungkinan oknum polisi itu mabuk. Makanya dia menembak korban. Tapi, semua ini kita serahkan kepada Polres untuk memproses sesuai hukum yang berlaku," jelasnya.
Wakapolres Bulukumba, Kompol Amir, mengakui belum mengetahui secara pasti penyebab sehingga terjadi insiden penembakan tersebut. Hanya, menurut laporan satpam dan anggota polisi ini diduga dipukul. Sebab, pada bagian kepala salah satu satpam berdarah, makanya dia ke lokasi dan mencari pelakunya.
"Tapi, kita belum tahu pasti apa penyebab utamanya, sehingga ada insiden. Yang jelas kita segera melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut," kata Amir.
Hanya, lanjut Ahmad, dugaan polisi bahwa satpam lebih awal dipukul pada bagian kepala, sehingga melakukan pembalasan belum bisa dipastikan. Alasannya, dikhawatirkan mulut dan kepala satpam berdarah karena sengaja diiris sebagai ritual tolak balak jika seseorang hendak membunuh.
"Jadi, dugaan sementara lebih awal dipukul, saya kira belum bisa diyakini. Saya harap pihak kepolisian profesional dalam mengusut kasus ini. Kalau perlu transparan guna menghindari hal yang tidak diinginkan. Apalagi, pelaku diduga adalah seorang polisi," ujar dia.
Kapolres Bulukumba AKBP Donyar Kusumajid mengemukakan, pihaknya akan memproses dan akan menyelesaikan dengan transparan tanpa pandang bulu.
"Semua sama didepan hukum, tidak ada perbedaan. Kita akan proses dan akan menyelesaikannya dengan transparan," ucap mantan Kapolres Kabupaten Bantaeng, saat menerima kepala dusun bersama keluarga korban, di Mapolres Bulukumba.
(rsa)