Gedung Tua di Kota Lama Semarang roboh, 1 tewas
A
A
A
Sindonews.com - Sebuah bangunan tua di kompleks Kota Lama Semarang roboh, Minggu (24/11). Satu orang tewas, empat lainnya luka-luka akibat tertimpa reruntuhan.
Insiden terjadi sekira pukul 01.30 dini hari. Bangunan yang roboh berlokasi di Jalan Merak, tepatnya di depan Polder Tawang, berseberangan persis dengan Stasiun Tawang Kota Semarang.
Bangunan merupakan gedung dua lantai peninggalan Belanda dan tidak digunakan. Sisi yang roboh adalah bagian depannya; tembok dan bata. Kondisi bangunan ditumbuhi pohon beringin.
Korban tewas bernama Jumiyati alias Endang (28), warga Kebonharjo, RT01/RW05, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara. Ia tewas di lokasi kejadian.
Empat korban lainnya, menderita luka – luka, masing – masing; Sulistyowati alias Ika (27),warga Kampung Bubutan, RT04/RW01, Mataram, Semarang, menderita luka sobek di kepala sekitar 20 cm, patah tulang kering kaki kanan; Sulis alias Lis (27), warga Sambiroto RT20/RW06, Kelurahan Waten, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.
Lalu pasangan pasutri; Gatot Wagiyo (55), dan Saripah alias Mak Besek (50), warga Bergota RT08/RW06, Randusari, Kota Semarang. Mak Besek menderita luka robek di kepala sebelah kiri sekira 20 cm. Motor Honda Supra X 125 nomor polisi H 5114 YR milik mereka juga rusak tertimpa reruntuhan.
Korban yang dilarikan ke RS Panti Wilasa Citarum adalah Sulistyowati dan Saripah. Sementara jenazah Endang dibawa ke RSUP Dr Kariadi Kota Semarang.
"Saya tertidur di kios semi permanen depan gedung. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, tembok tiba-tiba ambruk," ungkap Wagiyo.
Saat itu, warungnya sudah tutup. Sementara para korban lain, saat itu sedang duduk-duduk di samping warungnya. Duduk-duduk di kursi.
"Nggak sempat menyelamatkan diri. Kami semua tertimbun reruntuhan tembok. Saya ditolong warga. Tertimbun cuma badan, kepalanya tidak," tambahnya.
Insiden itu membuat warga sekitar berdatangan ke lokasi. Petugas dari Polsek Semarang Utara dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) Kota Semarang tiba di lokasi tak lama setelah menerima informasi.
Empat korban, terkecuali Endang berhasil ditemukan. Selamat. Sementara korban Endang, ditemukan sudah tewas. Lokasinya, di parit depan gedung. Korban Endang ditemukan sekira empat jam setelah kejadian. Lokasi itu sempat di police line.
Menjelang siang, warga sekitar terlihat membersihkan reruntuhan bangunan. Beberapa warga terlihat menggunakan gerobak hingga truk, mengangkut sisa bangunan, di antaranya potongan kayu dan besi yang sudah keropos.
Informasi dari beberapa warga sekitar, bangunan semi permanen berbahan kayu di depan bangunan yang roboh kerap digunakan untuk warung remang – remang alias aktivitas prostitusi. Beberapa bangunan kayu memang terlihat berjajar ke arah barat, depan Polder Tawang itu.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan. Tak terkecuali mencari tahu siapa pemilik atau pengelola bangunan yang roboh itu.
“Kami akan periksa. Kenapa bisa roboh? Apakah ada pemeliharaan atau bagaimana pengelolaannya. Saya sudah perintahkan Kapolsek Semarang Utara untuk mencari siapa pemiliknya,” ungkapnya di Mapolrestabes Semarang.
Insiden itu, kata Djihartono, tidak menutup kemungkinan berujung pemidanaan pemilik. “Nanti bisa tersangka. Itu bangunan roboh, bisa jadi kelalaian. Itu ada korban meninggal dunia dan luka – luka. Tergantung pemeriksaan nanti seperti apa,” ucapnya.
Insiden terjadi sekira pukul 01.30 dini hari. Bangunan yang roboh berlokasi di Jalan Merak, tepatnya di depan Polder Tawang, berseberangan persis dengan Stasiun Tawang Kota Semarang.
Bangunan merupakan gedung dua lantai peninggalan Belanda dan tidak digunakan. Sisi yang roboh adalah bagian depannya; tembok dan bata. Kondisi bangunan ditumbuhi pohon beringin.
Korban tewas bernama Jumiyati alias Endang (28), warga Kebonharjo, RT01/RW05, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara. Ia tewas di lokasi kejadian.
Empat korban lainnya, menderita luka – luka, masing – masing; Sulistyowati alias Ika (27),warga Kampung Bubutan, RT04/RW01, Mataram, Semarang, menderita luka sobek di kepala sekitar 20 cm, patah tulang kering kaki kanan; Sulis alias Lis (27), warga Sambiroto RT20/RW06, Kelurahan Waten, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.
Lalu pasangan pasutri; Gatot Wagiyo (55), dan Saripah alias Mak Besek (50), warga Bergota RT08/RW06, Randusari, Kota Semarang. Mak Besek menderita luka robek di kepala sebelah kiri sekira 20 cm. Motor Honda Supra X 125 nomor polisi H 5114 YR milik mereka juga rusak tertimpa reruntuhan.
Korban yang dilarikan ke RS Panti Wilasa Citarum adalah Sulistyowati dan Saripah. Sementara jenazah Endang dibawa ke RSUP Dr Kariadi Kota Semarang.
"Saya tertidur di kios semi permanen depan gedung. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, tembok tiba-tiba ambruk," ungkap Wagiyo.
Saat itu, warungnya sudah tutup. Sementara para korban lain, saat itu sedang duduk-duduk di samping warungnya. Duduk-duduk di kursi.
"Nggak sempat menyelamatkan diri. Kami semua tertimbun reruntuhan tembok. Saya ditolong warga. Tertimbun cuma badan, kepalanya tidak," tambahnya.
Insiden itu membuat warga sekitar berdatangan ke lokasi. Petugas dari Polsek Semarang Utara dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) Kota Semarang tiba di lokasi tak lama setelah menerima informasi.
Empat korban, terkecuali Endang berhasil ditemukan. Selamat. Sementara korban Endang, ditemukan sudah tewas. Lokasinya, di parit depan gedung. Korban Endang ditemukan sekira empat jam setelah kejadian. Lokasi itu sempat di police line.
Menjelang siang, warga sekitar terlihat membersihkan reruntuhan bangunan. Beberapa warga terlihat menggunakan gerobak hingga truk, mengangkut sisa bangunan, di antaranya potongan kayu dan besi yang sudah keropos.
Informasi dari beberapa warga sekitar, bangunan semi permanen berbahan kayu di depan bangunan yang roboh kerap digunakan untuk warung remang – remang alias aktivitas prostitusi. Beberapa bangunan kayu memang terlihat berjajar ke arah barat, depan Polder Tawang itu.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Djihartono, mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan. Tak terkecuali mencari tahu siapa pemilik atau pengelola bangunan yang roboh itu.
“Kami akan periksa. Kenapa bisa roboh? Apakah ada pemeliharaan atau bagaimana pengelolaannya. Saya sudah perintahkan Kapolsek Semarang Utara untuk mencari siapa pemiliknya,” ungkapnya di Mapolrestabes Semarang.
Insiden itu, kata Djihartono, tidak menutup kemungkinan berujung pemidanaan pemilik. “Nanti bisa tersangka. Itu bangunan roboh, bisa jadi kelalaian. Itu ada korban meninggal dunia dan luka – luka. Tergantung pemeriksaan nanti seperti apa,” ucapnya.
(rsa)