Jalur evakuasi Gunung Merapi perlu perbaikan
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah jalur evakuasi bencana Gunung Merapi di Kabupaten Magelang mengalami kerusakan. Kondisi tersebut membuat warga yang berada di Lereng Gunung Merapi khawatir, lantaran sudah beberapa kali terjadi erupsi.
Jalur evakuasi menjadi sangat penting bagi warga untuk akses penyelamatan dari wilayah rawan bencana menuju titik kumpul atau pengungsian. Untuk itu, baik warga maupun relawan meminta supaya dilakukan perbaikan jalur evakuasi.
Relawan Komunitas Sirahan Bangkit (KSB), Ganis Pusposadoro, mengatakan terdapat dua jalur evakuasi yang rusak cukup parah. Yakni jalur Gulon-Gebayan dan Tegalsari-Pasar Trayem.
“Kerusakan jalur evakuasi tersebut diakibatkan oleh banjir lahar tahun 2010 dan 2011 lalu,” katanya, Rabu (20/11/2013).
Selain untuk evakuasi, dua jalur tersebut juga menjadi akses utama bagi aktifitas warga di wilayah Sirahan, Kecamatan Salam. "Warga berharap jalur evakuasi segera diperbaiki agar bisa mengungsi dengan aman," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo, menyampaikan pihaknya telah mencatat jalur evakuasi di kabupaten Magelang mencapai sekira 63,7 kilometer.
Beberapa ruas jalur evakuasi yang rusak terjadi diantaranya jalur Gulon-Sirahan, jalur Tegalsari-Sirahan, Sayangan-Dukun, Blabak-Sawangan, Krakitan-Jeruk Agung, dan jalur Yogya-Srumbung.
Kerusakan di jalur tersebut, didominasi dengan aspal yang mengelupas dan membentuk lubang-lubang di jalan. Sehingga, sangat berbahaya bagi pengendara jalan. Dimungkinkan, jika tidak diperbaiki proses evakuasi juga akan memakan waktu cukup lama.
“Memang jalur tersebut rusak mungkin dikarenakan adanya erosi air hujan. Selain itu, kerusakan disebabkan oleh armada truk pasir yang kerap melintas dan over tonase,” jelas Joko.
Dia menambahkan, kerusakan jalur evakuasi tersebut sangat mendesak untuk diperbaiki. Sebab, ada dua jalur yang rusak yaitu jalur erupsi dan jalur lahar. Pihaknya pun sudah melakukan penanganan dengan perbaikan di beberapa ruas jalan evakuasi.
“Memang, perlu adanya pengawasan bersama dengan dinas terkait dan masyarakat agar tidak ada truk pasir over kapasitas yang melintas,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana, menyatakan pihaknya sudah melakukan sejumlah persiapan seperti menggelar rapat koordinasi dan mempersiapkan logistik. Disebutkan ada dana tak terduga gubernur senilai Rp37 miliar yang bisa digunakan untuk penanganan bencana.
“Sejauh ini, kita sedang berkonsentrasi terhadap penanganan banjir lahar hujan,” tandasnya.
Jalur evakuasi menjadi sangat penting bagi warga untuk akses penyelamatan dari wilayah rawan bencana menuju titik kumpul atau pengungsian. Untuk itu, baik warga maupun relawan meminta supaya dilakukan perbaikan jalur evakuasi.
Relawan Komunitas Sirahan Bangkit (KSB), Ganis Pusposadoro, mengatakan terdapat dua jalur evakuasi yang rusak cukup parah. Yakni jalur Gulon-Gebayan dan Tegalsari-Pasar Trayem.
“Kerusakan jalur evakuasi tersebut diakibatkan oleh banjir lahar tahun 2010 dan 2011 lalu,” katanya, Rabu (20/11/2013).
Selain untuk evakuasi, dua jalur tersebut juga menjadi akses utama bagi aktifitas warga di wilayah Sirahan, Kecamatan Salam. "Warga berharap jalur evakuasi segera diperbaiki agar bisa mengungsi dengan aman," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo, menyampaikan pihaknya telah mencatat jalur evakuasi di kabupaten Magelang mencapai sekira 63,7 kilometer.
Beberapa ruas jalur evakuasi yang rusak terjadi diantaranya jalur Gulon-Sirahan, jalur Tegalsari-Sirahan, Sayangan-Dukun, Blabak-Sawangan, Krakitan-Jeruk Agung, dan jalur Yogya-Srumbung.
Kerusakan di jalur tersebut, didominasi dengan aspal yang mengelupas dan membentuk lubang-lubang di jalan. Sehingga, sangat berbahaya bagi pengendara jalan. Dimungkinkan, jika tidak diperbaiki proses evakuasi juga akan memakan waktu cukup lama.
“Memang jalur tersebut rusak mungkin dikarenakan adanya erosi air hujan. Selain itu, kerusakan disebabkan oleh armada truk pasir yang kerap melintas dan over tonase,” jelas Joko.
Dia menambahkan, kerusakan jalur evakuasi tersebut sangat mendesak untuk diperbaiki. Sebab, ada dua jalur yang rusak yaitu jalur erupsi dan jalur lahar. Pihaknya pun sudah melakukan penanganan dengan perbaikan di beberapa ruas jalan evakuasi.
“Memang, perlu adanya pengawasan bersama dengan dinas terkait dan masyarakat agar tidak ada truk pasir over kapasitas yang melintas,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana, menyatakan pihaknya sudah melakukan sejumlah persiapan seperti menggelar rapat koordinasi dan mempersiapkan logistik. Disebutkan ada dana tak terduga gubernur senilai Rp37 miliar yang bisa digunakan untuk penanganan bencana.
“Sejauh ini, kita sedang berkonsentrasi terhadap penanganan banjir lahar hujan,” tandasnya.
(rsa)