Alat berat Putri Cempo rusak, suplai BBM minim

Selasa, 12 November 2013 - 03:01 WIB
Alat berat Putri Cempo...
Alat berat Putri Cempo rusak, suplai BBM minim
A A A
Sindonews.com - Proses pengerukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Solo tersendat. Pasalnya, hampir setengah dari alat berat yang biasa dioperasikan kondisinya rusak. Selain itu, kadang-kadang terkendal minimnya suplai bahan bakar minyak (BBM).

Terhitung hanya tiga unit alat berat yang masih bisa dipakai, dari total tujuh unit yang dimiliki Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Solo.

Satu unit ekskavator yang sedianya mengeruk timbunan sampah, kemarin tak bisa dijalankan karena mesin rusak. Sedangkan tiga alat berat lainnya telah lama mangkrak.

Adapun tiga alat berat yang masih bisa berfungsi berupa alat keruk atau ekskavator, buldoser dan heloder. Tiga alat berat ini harus dioperasikan secara bersama-sama dalam satu paket penataan sampah model konvensional. Jika salah satunya tak dijalankan, pengelolaan sampah tak akan maksimal.

“Hanya tiga alat itu yang masih bisa diandalkan. Sebenarnya ada satu lagi, tapi tadi pagi (kemarin) tak bisa jalan,” kata Pengelola TPA Putri Cempo, M Pramujo, Senin (11/11/2013).

Dia tak tahu sampai kapan tiga alat berat ini masih bisa digunakan. Diketahui, usia produktif alat-alat tersebut sudah lama lewat. Sedangkan penggunaannya tak pernah libur, dengan jam operasional mencapai delapan jam per hari.

Untuk diketahui, sekitar 230 ton sampah masuk ke Putri Cempo setiap hari. Sampah basah dan kering hanya ditumpuk ke perbukitan sampah tanpa diolah lebih lanjut.

Pemakaian alat berat ini bertujuan memindahkan sampah dari satu lokasi timbunan ke lokasi lain supaya tidak terkesan penuh di area seluas 13 hektare itu.

Lebih lanjut dikatakan, operasional alat berat tergantung suplai solar dengan volume terbatas.

“Jatah solar dari pemkot hanya bisa menyuplai sekitar 70 persen kebutuhan di Putri Cempo. Terpaksa harus dicukupkan meski kurang,” lanjut dia.

Dijelaskan, satu buldoser memerlukan 23 liter solar perjam dan ekskavator perlu 20 liter perjam. Sedangkan heloder butuh 40 liter per hari.

“Khusus heloder dihitung keperluan solar per hari. Kalau musim hujan, kebutuhan solarnya bisa mencapai 45 liter,” lanjutnya.

Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesra Solo Eni Tyasni Suzana mengatakan, pengelolaan sampah di TPA Putri Cempo sistem konvensional bakal beralih ke sistem pengolahan berbasis energi. Saat ini, pemkot tengah menggandeng calon investor.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5671 seconds (0.1#10.140)